extra chapter 2 : Alan

4.9K 759 60
                                    

Namaku Alan. Alandra.

Mungkin kalian banyak yang mengenal namaku dalam cerita ini. Tapi ketahuilah, kalian sebenarnya tak terlalu kenal kan?

Iya iya, aku mengerti. Jadi mari kujelaskan tentang diriku dalam paragraf singkat ini.

Kata bunda, kelahiranku sangat dinanti. Ayah menangis waktu tahu bunda hamil. Semua kerabat jauh juga seneng banget, apalagi waktu tahu kalau anak yang dikandungan bunda itu laki laki.

Bunda sama ayah itu saling cinta. Aku tahu itu. Kehidupan finansial mereka juga baik karena karir ayah bagus. Maka dari itu ayah bisa beli mobil dan nabung untuk bangun rumah. Dulu waktu aku lahir, ayah dan bunda tinggal di Jakarta. Tapi semuanya berubah waktu Juna lahir, semuanya berubah. Ayah di phk dan harus cari kerja di tempat yang baru. Kami pindah ke Bandung setelahnya.

Butuh waktu untuk ayah supaya bisa dapat pekerjaan yang baru. Selama itu, ayah kerjanya serabutan. Rumah kami di Jakarta dijual dan kami harus beli rumah yang jauh lebih kecil di kota ini.

Di Bandung, kami sempat tinggal di mobil. Ya, separah itu. Karena cuma tinggal mobil yang kami punya saat itu. Kami belum punya rumah, dan pekerjaan ayah juga gak jelas. Beberapa kali ayah dan bunda bertengkar. Juna yang masih bayi gak akan mengerti apa ala. Sementara aku...

Waktu tiu memang aku masih sangat kecil. Tapi aku ngerti kalau bunda dan ayah bertengkar. Dan kalau bertengkar, tentu gak ada rasa cinta di dalamnya. Aku kira bunda dan ayah sudah gak saling mencintai saat itu, jadi aku cuma bisa nangis kencang dan semakin merepotkan mereka.

Pada akhirnya, ayah menghubungi teman lamanya. Dan mereka yang begitu baik mau menampung kami di rumahnya.

Sejak saat itu, bunda jadi suka pergi entah kemana. Waktu itu, bunda bahkan pernah minta ke ayah untuk pulang ke rumah orangtuanya.

Ayah pikir bunda bercanda, tapi ternyata dia beneran pergi. Meninggalkan kami berdua yang masih kecil dengan ayah. Dan ayah yang tahu kalau semua ini adalah salahnya tak berani untuk mengajak bunda kembali. Dia malu dengan orangtua bunda, dia malu dengan semua janji janji yang tak bisa dia wujudkan ketika melamar bubda. Alhasil, ayah membiarkannya pergi.

Setelah hampir setahun hidup luntang lantung, ayah diterima kerja di sebuah perusahaan. Jabatannya memang masih sebagai karyawan biasa, tapi pengalaman kerja dan kinerja ayah di perusahaan lamanya membuat ayah gak butuh waktu lama untuk beradaptasi dan mengambil hati bos nya. Setelah itu, ayah menelepon bunda dan memintanya kembali.

Saat menemukan titik terang dalam pekerjaan ayah, ayah memberanikan diri mengontrak. Meski ayah harus mohon mohon sama pemilik kontrakan untuk membayar uang kontrakan di akhir bulan ketika dia menerima gaji.

Semakin lama, tabungan ayah sudah cukup untuk membeli rumah kecil. Pada akhirnya kami pindah ke rumah baru.

Kabar bahagia kembali datang. Bunda mengandung. Anak kembar katanya.

Ayah sangat senang waktu tahu hal itu. Semenjak mengandung Jendral dan Naka, bunda hobi banget menghias halaman depan dan belakang rumah dengan banyak bunga kamboja. Rumah kecil kami jadi semakin asri karena bunda rajin merawatnya.

Namun sepertinya ada yang berbeda.

Bunda mulai jarang ada di rumah. Dia bilang, dia pergi bersama teman temannya. Menelantarkan Jendral dan Naka yang selalu menangis karena kelaparan.

Ayah sibuk bekerja, jadi aku harus mengurus ketiga adikku saat itu. Aku harus menyuapi Juna makan, menidurkan Jendral dan Naka. Pulang sekolah, aku akan memasak air panas dan memandikan si kembar, tanganku sering kena luka bakar karena kurang hati hati, pancinya terlalu berat untuk kuangkat.

Raga || NCT dream [END]Where stories live. Discover now