36. Mama? Bunda?

4.1K 926 293
                                    

"Maksud mama datang kayak tadi itu apa, sih?!!!"

"Mama nyariin kamu! Ayo kita pulang sekarang!!!"

"BUAT APA SIH MAMA NYARIIN AKU?!! ANGGAP AJA AKU SAMA SEPERTI ANAK ANAK MAMA YANG UDAH MAMA BUANG ITU!!!"

Hera terdiam, Arga mengacak rambutnya kasar.

"Mas Juna bahkan 100 kali jauh lebih baik daripada mama!!! Aku bahkan malu nunjukin muka aku didepan mas Juna sama yang lain, Ma! Mereka baik banget memperlakukan aku padahal mereka tahu kalau aku anak hasil perselingkuhan nyokapnya!! Mama enggak ada hak bilang sama mas Juna kalau aku jauh lebih berharga daripada dia, OMONGAN MAMA ITU JAHAT!!! MAMA ITU BUNDANYA APA ENGGAK SIH?!! MAS JUNA ITU ANAK MAMA JUGA!!"

Keduanya berdebat hebat di parkiran kantor, bahkan tak sadar jika Jendral sudah memperhatikan keduanya sedari tadi. Jendral turun dari motornya dan berjalan menghampiri ibu dan anak itu.

"TOLONG NGERTIIN MAMA, ARGA!!! MAMA ITU SAYANG SAMA KAMU!!"

"TERUS MAMA ENGGAK SAYANG SAMA MAS JUNA?!!"

"DIA ITU CUMA BAGIAN DARI MASA LALU MAMA!!!"

"Woi l*cur!"

Hera tersentak mendengar suara dan ucapan Jendral yang berada tak jauh darinya.

Hera tersentak mendengar suara dan ucapan Jendral yang berada tak jauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo bilang apa tadi?" Ucap Jendral datar.

"JAWAB!!!"

Hera hanya diam mematung di tempatnya. Jendral berdecak kasar dan menarik kasar tangan Hera, mencengkram pergelangan tangannya kuat dan menariknya masuk ke dalam kantor.

Persetan kalau Hera adalah ibu kandungnya, dan persetan meski perempuan sialan itu meringis kesakitan akibat cengkramannya, Jendral menariknya menuju ruang Juna disusul Arda dibelakangnya.

BRAKK!

Juna yang duduk di sofa tersentak, matanya membulat ketika Jendral masuk sambil menarik kasar Hera kehadapannya.

"Ulangi apa yang lo bilang di parkiran tadi."

Hera terkejut setengah mati dengan kelakuan Jendral yang tak disangka sangka akan seperti ini. Anak yang dia tinggalkan itu tumbuh menjadi pribadi yang begitu keras, kasar, dan menyeramkan. Jujur, Hera takut.

"Ta... Tadi... Bun... Bunda..."

Juna memijit pangkal hidungnya.
"Jen, kamu terlalu kasar sama bunda."

"Biarin! Biarin nih perempuan sadar diri. Gue gak terima, ternyata sifat aslinya sebusuk ini!!!"

"Tapi dia bunda kamu!!"

Jendral terdiam dengan nafas yang menggebu gebu, dia menatap Hera dan Juna bergantian.

"Kalau gue bisa milih, gue lebih baik gausah hidup dari pada harus dilahirin sama dia!"

Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang