38. Lo Bukan Bagian Dari Kita

4.7K 966 178
                                    

2 bulan kemudian.

BRAAKKK!!!

"Oh God... BANGUN GAK?!!!"

"CHANDRA, KAK ARGA!!!! BANGUN SEBELUM GUE SERET TERUS CEBURIN LO BERDUA KE DALAM WC!!!!"

Sambil membawa spatula dan wajan, Naka membangunkan semua mahluk yang ada di rumah ini sambil mencak mencak. Mentang mentang hari minggu, bukannya bangun malah molor kayak orang mati.

Emosi Naka semakin meluap lupa ketika membuka pintu kamar Chandra. Tampak Arga tidur terlentang di kasur Chandra, sementara kaki Chandra berada diatas perut Arga dengan tubuh yang sudah merosot ke lantai. Mana Chandra tidurnya mangap.

Naka memukul spatula dan wajan itu sekuat yang dia bisa, membuat kedua mahluk yang tertidur pulas itu seketika membuka mata lebar lebar.

"Astaga, kena serangan jantung gue lama lama." Gumam Arga sambil mengelus dadanya.

"LAGIAN LO NGAPAIN SIH BANGUNIN PAKE ACARA BEGITUAN?!!! PERASAAN SAHUR MASIH TAHUN DEPAN!!!" Pekik Chandra kesal.

"KENAPA?!! LO GAK SENENG?!! KALAU GAK SUKA, LO TIDUR SANA DI EMPERAN TOKO!!!"

"SIAPA LO NYURUH NYURUH GUE TIDUR DI EMPERAN TOKO?!!! LO KIRA GUE GEMBEL?!!"

"LO EMANG PANTES JADI GEMBEL, PENAMPILAN LO LEBIH PARAH DARIPADA GEMBEL!!!"

"MUKA LO TUH KAYAK PANTAT SYAMSUL!!!"

"OHH MOHON MAAF, GUE GAK MASALAH MAU LO BILANG MUKA GUE KAYAK PANTAT SYAMSUL SEKALIPUN, SEMUA ORANG JUGA TAHU GUE GANTENG PARIPURNA!!!"

"SIAPA YANG BILANG LO GANTENG, KELAKUAN LO KAYAK IBU IBU BEGINI!!!"

"DARIPADA LO KAYAK MONYET LEPAS!!!"

"KELAKUAN LO TUH KAYAK TARZAN NYASAR KE KOTA!!!"

"LO KAYAK GRIBBEL, BEBAN!!!"

Kesadaran Arga seketika terkumpul mendengar teriakan dua sejoli dipagi hari itu, dia dengan santainya nyelonong keluar kamar, telinganya bisa pecah mendengar perdebatan dua insan di dalam sana yang pastinya gak akan habis habis.

"Pagi mas Juna." Sapa Arga.

"Pagi, Ga." Balas Juna ramah.

"Kak Arga, ntar jangan lupa jemput gue pulang sekolah, ada pensi hari ini. Gue males nungguin Lele latihan basket." Aji nyelonong masuk dan duduk di sebelah Juna sambil mendumel, sementara Letnan yang lebih dulu ada disana memicing tajam.

"Iya iya, gak akan lupa kok. Ntar kita beli boba deh."

"Yessss!!!" Aji bersorak senang dan meledek Letnan. Beneran deh, kalau aja gak ada Juna disini, Letnan akan mengucapkan kata kata suci yang penuh makna sebagai pelengkap sumpah serapahnya pada Aji.

Jendral turun dengan pakaian rapi. Dia ada kelas pagi ini. Arga tersenyum tipis ketika melihat Jendral.

"Pagi Jen-"

"Minggir."

Jendral dengan mudahnya mendorong Arga menjauh dan duduk disana tanpa melihat eksistensi Arga yang berdiri canggung dibelakangnya.

Juna menghela nafas. Dia tidak menyangka jika Jendral akan tetap teguh pada pendiriannya. Sudah 2 bulan berlalu semenjak Arga tinggal disini, dan tak pernah seharipun Jendral bersikap ramah pada lelaki itu, selalu keras dan akan selalu membenci Arga.

Padahal Chandra juga begitu ketus memperlakukan Arga, tapi lihatlah sekarang, keduanya bahkan sering mandi bersama.

Suasana canggung itu dihentikan dengan kedatangan Naka yang menyeret Chandra dari dalam kamar.

Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang