34. Arga

4.1K 824 195
                                    

"Aku udah dengar semuanya dari mama..."

"Maaf..."

Juna mematung di tempatnya, begitu pula dengan Arkana bersaudara yang berdiri dengan raut wajah kaget dibelakang lelaki itu.

Bagaimana tidak, saat mereka tengah asyik makan malam, pintu rumah diketuk, ketika Juan membukanya, yang dia lihat adalah Arga yang berdiri dihadapannya dengan membawa sebuah koper. Raut wajahnya terlihat sangat kusut.

"Aku tahu kalau aku emang enggak tahu diri karena harus kesini tanpa bilang bilang ke kalian. Tapi aku enggak tahu harus kemana..."

"Kamu... Kabur dari rumah?" Tanya Juna pada akhirnya.

Arga mengangguk lemah. Melihat kondisi anak itu yang terlihat sangat lelah, Juna membiarkannya masuk. Kini Arga duduk dengan kepala tertunduk. Dia kalut, pikirannya benar benar kacau saat ini.

"Kenapa lo kabur?" Tanya Jendral langsung ke intinya.

Sedari tadi, Jendral benar benar tidak suka melihat anak itu setelah apa yang dia ketahui tentangnya. Dia ingin marah pada Juna karena membiarkan penghancur keluarganya itu masuk begitu saja ke dalam rumah mereka.

"Apa alasan dia kabur itu enggak penting. Yang mau gue tanyakan, apa yang udah lo ketahui dan dari siapa lo tahu soal itu." Ucap Jendral lagi.

Arga terdiam untuk beberapa saat, lelaki itu lantas menarik nafasnya.

"Oke. Aku pernah ngikutin mama sampai kesini. Aku enggak tahu kanapa aku ngikutin dia, tapi enggak biasanya mama keluar rumah tanpa bilang ke aku, aku ketemu dia di jalan waktu pulang ngantor, aku lihat dia kemari, dan setelah itu terdengar suara ribut dan mama keluar rumah mas Juna sambil nangis."

"Aku tanya ke dia, aku paksa dia cerita, dan mama cerita semuanya."

Jendral tiba tiba menarik kerah Arga dan menatapnya tajam, hal itu membuat Aji memekik tertahan dan yang lain terlihat waswas, Naka sudah bersiap jika saudara kembarnya itu sudah mulai main fisik.

"Lo jawab dengan jujur, dasar anak haram! Cerita lo itu terdengar enggak masuk akal banget!!!" Ucap Jendral kesal.

"Aku harus jawab kayak gimana lagi?! Aku bertengkar hebat sama mama waktu aku tahu kalau aku anak hasil perselingkuhan! Aku kabur dari rumah karena aku udah merasa asing punya mama kayak dia!!!"

"Terus apa?! Lo mau numpang disini?! LO GILA?!!!"

"AKU GAK TAHU HARUS GIMANA!!! KALAU BUKAN KARENA GAGAL BUNUH DIRI, AKU ENGGAK AKAN BERANI KESINI!!!"

"JADI LO MAU JADIIN RUMAH INI TEMPAT PELARIAN?!!! NYOKAP LO ITU YANG KELUAR DARI RUMAH INI DENGAN SUKARELA!!! LO TAHU DIRI ENGGAK SIH?!!"

Arga tak lagi menjawab, dia hanya menatap Jendral dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Tolongin gue..." Cicitnya pelan. Hanya itu yang bisa dia ucapkan.

Chandra mengepalkan tangannya. Lelaki itu tiba tiba mendekat dan melayang sebuah tinju pada Arga.

BUGH!

"Chan—"

"LO DENGERIN GUE, DASAR ANAK HARAM!!! LO ENGGAK SEHARUSNYA MUNCUL DIDEPAN ANAK ANAK NYOKAP LO YANG UDAH DITINGGALIN SAMA DIA!!! LO ENGGAK AKAN PERNAH NGERTI POSISI KITA KARENA LO DIBESARKAN DENGAN PENUH CINTA DARI BUNDA GUE, GUE GAK RELA!!!"

BUGH!

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Tinju kelima tertahan, Chandra menoleh menatap Juna yang menahan tangan kanannya.

Tatapan Chandra kini beralih pada Arga, lelaki itu terisak, sedati tadi Arga tak membalas sedikitpun pukulannya.

Raga || NCT dream [END]Where stories live. Discover now