15. Bunda

6.8K 1.1K 36
                                    

"Ji."

Aji menoleh, lantas tersenyum mendapati Juna yang membawa segelas susu coklat kesukaannya.

"Lagi apa?"

"Ngerjain PR."

Juna mengangguk mengerti, lalu menutup pintu kamar Aji. Lelaki itu meletakkan secangkir susu coklat itu di sebelah adiknya, lalu duduk diatas kasur Aji sembari menyesap kopi yang sekalian dia buat tadi. Aji tampak tak terlalu menghiraukan apa yang saudaranya itu lakukan, dirinya fokus pada deretan angka yang harus dia hitung.

Iya, soalnya guru mtk Aji rada licik. Jawabannya gak ada di brainly.

"Lele mana?"

"Tadi sih aku lihatnya di halaman belakang."

Tepat setelah Aji mengatakan kalimat itu, pintu kamar terbuka dengan kepala Letnan yang menyembul dari luar, Juna terkekeh pelan melihat betapa menggemaskan nya dia. Letnan menyengir lebar, lantas masuk dan merebahkan diri di kasurnya.

"Ngapain kamu? Tumben ke halaman belakang."

"Ahh, tadi cari angin aja."

Aji menggeleng pelan sembari tersenyum tipis mendengarnya. Kalau mode gabut Letnan sudah on, maka lelaki itu akan melakukan banyak hal yang aneh.

"Abang." Letnan memanggil Juna, membuka lelaki yang baru saja menyesap kopinya itu menoleh.

"Hmm?"

"Kenapa kita harus sekolah?"

"Pertanyaan goblok macam apa itu?" Celetuk Aji dari meja belajarnya.

"Napa jadi lo yang komplain sih? Gue kan nanya bang Njun!" Balas Letnan tak terima.

"Kenapa kamu nanya begitu?" Pada akhirnya, Juna membuka suara.

"Sekolah kan gak ngajarin apapun soal kehidupan."

Juna menaikkan kedua alisnya, menatap Letnan.
"Kata siapa?"

"Aku."

Juna tertawa mendengarnya.
"Memang, tapi menurut kamu, kenapa kita harus sekolah?"

"Karena sekolah itu standar pendidikan dalam mencari pekerjaan. Menjadi tolak ukur kepintaran seseorang dari nilai akademik yang didapatkan. Gitu doang, kan?"

"Gitu doang? Yakin?"

"Memangnya apa lagi?"

Juna tersenyum dan meletakkan cangkir kopinya diatas nakas.

"Kejujuran, kesetiaan, kekompakan, disiplin, musyawarah, kerja sama, kesabaran, semua itu kita dapatkan di sekolah."

"Dari ujian, kita bisa belajar tentang kejujuran, dari pertemanan di sekolah, kita bisa bekjara tentang kesetiaan dan kekompakan, dari mengumpulkan tugas, kita bisa belajar disiplin, dari kerja kelompok, kita bisa belajar mengenai musyawarah dan kerja sama, bendahara di kelas juga akan mengenal yang namanya kesabaran setiap kali anak aja murid yang ngeyel setiap nagih uang kas, dimana lagi kita bakalan dapat pelajaran seperti itu kalau bukan di sekolah?"

"Sekolah itu dibuat bukan hanya untuk mengasah nilai akademik seorang anak, tapi mengajarkan tahap awal dari masalah sosial yang akan kamu hadapi nanti."

"Sekolah itu mengajarkan kita tentang kehidupan. Hanya saja, tidak semua hal yang spesifik yang bisa kita dapat disana. Karena pelajaran yang sesungguhnya itu ya ketika kamu hidup. Pelajaran tentang kehidupan yang sesungguhnya dimulai tepat ketika kamu membuka mata untuk pertama kalinya di dunia ini."

"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Raga || NCT dream [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora