21. Ajiandra Arkana

5.9K 976 68
                                    

BRAAKK!!

"ASTAGA, BELUM BANGUN JUGA??!!"

Suara berat nan menggelegar milik Naka seketika terdengar sampai kesetiap sudut rumah, membuat penghuni lainnya terlonjak kaget dan mengelus dada, terkecuali si bungsu yang suara dengkuran nya bahkan masih dengan jelas terdengar. Jika sekarang Naka digambarkan dalam karakter kartun, maka saat ini mukanya pasti memerah dengan tanduk yang muncul di kepalanya dan asap yang mengepul di telinganya.

Naka menarik selimut Aji hingga membuat si bungsu itu terjungkal ke lantai. Aji mengaduh kesakitan, lantas menatap sang kakak tak terima.

"Lo lihat udah jam berapa ini?!! Masih mau sekolah gak?!!"

Aji berdecak, lantas menoleh menetap jam di dinding di atas pintu kamarnya. Matanya seketika melotot, dan dengan kecepatan ninja berteriak panik mencari handuk dan berlari keluar kamar secepat hokage yang mengejar musuh.

Sarapan sudah siap, Aji adalah orang terakhir yang duduk di meja makan. Disana sudah ada Juna yang lengkap dengan setelan kantornya, Naka dan Chandra yang sepertinya memiliki kelas pagi hari ini, dan Letnan yang sudah lengkap dengan seragamnya. Hanya Jendral yang mengenakan piyama biru polos kesayangannya. Dengan rambut berantakan layaknya singa, dan bahkan bekas ileran yang mengering di sudut bibirnya.

"Loh? Bang Jendral nggak siap siap? Gak telat?" Tanya Aji.

"Abang gak ada kelas pagi ini. Habis ini aja mau lanjut tidur lagi." Balas Jendral yang menguap kencang di akhir kalimatnya.

Aji mengangguk mengerti. Sarapan pagi itu dilalui seperti biasa, dengan topik syamsul yang sekarang mulai jarang terlihat dirumah. Kabarnya dia mulai bergaul dengan anjing pudel milik tetangga di ujung komplek sampai lupa kalau dia punya tempat bernaung dengan 6 babu yang siap melayaninya.

Pagi itu, seperti pagi pagi sebelumnya, Aji berangkat bersama Letnan dengan motor beat putih saudara nya itu. Tak ada yang istimewa, Jalanan yang macet, suara klakson kendaraan yang terdengar bersahut sahutan menemani perjalanan keduanya.

"Masuk kelas, sana. Gue mau parkir dulu." Aji mengangguk mendengar ucapan Letnan, dia lanats melenggang pergi masuk ke gedung sekolah, sementara Letnan memarkirkan motor.

"Pagi."

Beberapa temannya tersenyum dan membalas sapaan Aji. Aji menatap suasana kelasnya, ada yang tidur, ada yang sibuk menyalin tugas, ada yang sibuk bermain game, beberapa perempuan sibuk meloloskan riasan tipis di wajah mereka, ditemani beberapa lainnya sibuk membicarakan guru baru di sekolah mereka yang katanya cukup tampan.

Aji duduk di bangkunya. Baris kedua dari belakang, di pojok dekat jendela. Baru saja ketika dia hendak mengeluarkan buku bukunya, beberapa orang datang menghampiri meja Aji sambil menaruh ponsel tepat di atas mejanya. Salah satu dari mereka bernama Hamdan, anak tunggal kaya raya yang menjadi langganan guru bk.

"Abang lo, ya?"

Alis Aji mengerut menatap foto itu.

Jendral?

Jendral?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang