40. Alandra Arkana

4.5K 877 118
                                    

"Enggak apa apa, Jen..."

Naka mengusap punggung saudara kembarnya itu dengan tatapan khawatir. Jendral menangis sesenggukan sedari tadi.

"Gue yakin juga bang Alan gak akan mempermasalahkan itu kok."

"Tapi tetep aja gue nyesel." Ucap Jendral di sela tangisnya.

"Jen, kamu udah makan?"

"Belum."

"Yaudah ayo makan bareng!"

"Berdua doang?"

"Iya dong."

"Enggak mau kalau berdua."

"Kenapa?"

Yang Jendral tangisi saat ini adalah betapa dinginnya dia pada Alan dulu. Jendral merasa canggung ketika harus berada berdua dengan Alan tanpa yang lain.

Diam diam sebenarnya Jendral iri dengan Chandra yang begitu dekat dengan kakak lelaki mereka itu. Sementara dia? Makan berdua aja enggan.

"Jen, pulang sama siapa?"

"Ojol."

"Abang jemput, ya?"

"Gak perlu. Kayak bocah aja gue harus dijemput jemput begitu."

"Tapi lo kan tetap punya momen berdua bareng bang Alan, Jen." Ucap Naka.

"Cuma sekali, Na."

"Jen, udah tidur?"

"Kenapa?"

"Temenin abang."

"Ngapain?"

"Makan. Abang laper."

Jendral menatap lamat lamat Alan yang dengan begitu lahapnya makan mie instan yang dia buat. Lelaki itu sepertinya memang kelaparan setelah seharian gak kelihatan batang hidungnya di rumah.

"Mie buatan kamu lebih enak dari buatan Naka loh Jen."

"Bacot lo mah."

"Ih serius!"

"Yaudah cepat habisin, gue ngantuk."

"Iya iya..."

Alan menatap wajah adiknya itu. Jendral kelihatan memang sudah mengantuk, matanya sayu dan Jendral beberapa kali menguap. Alan tersenyum tipis, dia mengusap rambutnya yang panjang untuk menutupi lebam akibat terjatuh dari tangga saat bekerja tadi. Padahal dia mau curhat sama Jendral karena Jendral satu satunya adik yang gak pernah mau dengerin Alan cerita.

"Jen."

"Apaan?"

"Kalau seandainya abang gak ada nanti, kamu mau ngapain?"

"Gak tahu."

"Kenapa gak tahu?"

"Lo emang mau kemana?"

Jendral menatap kosong nisan yang ada dihadapannya ini. Tidak, dia tidak menangis meraung raung seperti yang Chandra lakukan didepan kuburan Alan saat ini.

"KENAPA LO TINGGALIN GUE?!!"

"JANGAN PERGI!!!"

"ABAAANGG!!"

"GUE GAK MAU LO PERGI!!!"

"PLEASE BALIK, JANGAN PERGI!!!"

Chandra meraung raung diatas kuburan itu. Sementara Jendral berdiri beberapa meter dari sana. Setiap hari dia akan selalu menemukan Chandra menangis disini, beberapa kali terlihat mengorek kuburan Alan dengan tangannya sehingga Juma memutuskan untuk menutup tanahnya dengan keramik.

Raga || NCT dream [END]Where stories live. Discover now