42. DNA Doesn't Make A Family

4.5K 921 194
                                    

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"LO LIHAT APA YANG UDAH LO PERBUAT SEKARANG!!!"

"Bang, udah..."

Aji frutasi memisahkan kedua. Sesekali dia memekik tertahan ketika Chandra mendapatkan bogeman mentah dari Jendral.

Perkelahian antara Jendral dan Chandra tak dapat dielakkan. Jendral yang tahu apa yang yang barus saja Chandra lakukan sontak naik pitam. Dia sudah menjaga Aji dan Letnan dengan sangat ketat agar anak anak itu enggak ketemu bundanya. Tapi dengan lancangnya Chandra mengatur pertemuan agar Hera bisa menemui Aji dan Letnan tanpa sepengetahuan yang lain? Keterlaluan.

"Bang, udah cukup. Gue juga enggak kenapa kenapa, kan?"

Pada akhirnya Letnan membuka suara. Kakinya lecet karena menghindari mobil yang menabrak tiang pembatas jalan karena remnya blong. Letnan cukup beruntung karena bisa cepat melompat meski harus menghantam aspal.

"BERANI BERANINYA LO BERTINDAK SESUKA LO!!! LO LIHAT!!! LIHAT!!! KARENA KEEGOISAN LO ITU, LETNAN HAMPIR MATI!!!"

Chandra tak membalas perlakuan Jendral padanya. Jujur, dia akui jika ini semua salahnya. Namun melihat sang ibu yang duduk di ruang makan berdua bersama Arga membuatnya sangat cemburu. Arga tampak sabar menenangkan sang ibu yang pasti shock dengan apa yang baru saja terjadi.

Hera berusaha menenangkan dirinya, sedari tadi dadanya terasa sesak. Klakson mobil, suara tabrakan dan pekikan Aji terngiang dengan begitu jelas di kepalanya. Hera benar benar takut.

Juna yang ada disana hanya bisa diam menatap perkelahian keduanya. Dia sudah menduga ini, Chandra tak bisa dibiarkan terlalu lama, pasti ada aja ulahnya. Jika sifat kekanak kanakan Chandra muncul lagi dan kini merugikan yang lain, maka disaat itulah Juna membiarkan Jendral mengambil alih semuanya.

"GUE UDAH BERATUS RATUS KALI NGOMONG SAMA LO!!! TINGGALIN BUNDA!!! TINGGALIN PEREMPUAN YANG UDAH NGEBUANG KITA CUMA KARENA HARTA!!! BELUM CUKUP KEMATIAN AYAH SAMA BANG ALAN?!!! LO MAU DIANTARA KITA ADA YANG MATI LAGI?!!! JAWAB, CHANDRA!!!"

Jangan salahkan jika Jendral yang terlihat kesetanan sekarang. Amarahnya sudah tak bisa dia tahan lagi. Ketika mendapat telepon kalau Letnan hampir ditabrak mobil, jantung Jendral seolah jatuh ke perut saking terkejutnya. Kemarahannya semakin menjadi jadi setelah mendengar apa yang sebenarnya terjadi.

"DIA IBU LO!!!" Bentak Chandra tak terima.

"DIA BUKAN IBU GUE!!! GUE GAK SUDI!!!"

Hera menoleh ketika mendengar ucapan Jendral. Wanita itu menatap Jendral tak percaya. Tidak sudi katanya?

Hera bangkit, lantas menghampiri Jendral dan menamparnya sekuat yang dia bisa.

PLAAKK!!!

Jendral terdiam. Rasa panas seketika mengalir di pipi kanannya, dia menatap nyalang sang ibu.

"Apa?! Lo mau pukul gue?! Pukul!!! Pukul aja gue sampe lo puas!!!"

"Kamu keterlaluan, Jendral!!! Bunda ini ibu kamu!!! Bunda yang ngelahirin kamu!!!"

"Gue enggak pernah minta dilahirin sama pelacur matre kayak lo!!!"

Hera kembali menamparnya, Jendral refleks menarik kerah kemeja Hera dengan tatapan Marah.

"Jen-"

Juna yang terkejut melihat itu, sontak menghampiri Jendral, namun seketika nafasnya tercekat melihat apa yang selanjutnya terjadi.

BUGH!!!

BUGH!!!

BUGH!!

"TARIK UCAPAN LO!!!"

Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang