39. Scars

4.5K 908 147
                                    

"Lihat deh, Chan."

"Paan sih?!"

Pram menunjukkan layar ponselnya pada Chandra dengan wajah berseri seri.
"Lihat deh, gue udah lamaaaaa banget mau ini."

Fokus Chandra pada laptopnya seketika butar ketika layar ponsel Pram tiba tiba muncul tepat di depan matanya.

"Headphone? Lo kira lo ganteng pake beginian?"

"Yaelah, kayak lo ganteng aja."

"Yaudah tinggal beli, apanya yang susah sih?"

"Duit gue yang susah, lo lihat nih barang mahal amat."

Chandra melirik layar ponsel Arga. Bener aja, tiga ratus ribu hanya untuk sebuah headphone, duit segitu cukup untuk beli boba seminggu.

"Nabung lo."

"Iya gue tahu, tapi kayaknya gue gak jadi beli deh. Uangnya bisa buat hal yang lebih berguna."

"Tapi katanya lo kepengin banget tuh barang."

"Iya, tapi ntar aja deh belinya."

"Dasar labil."

Pram memutar bola natanya malas. Tidak ada gunanya membicarakan apapun pada Chandra, kadang responnya cuek, kadang responnya justru enggak berbobot sama sekali. Payah.

"Lo ngapain?" Tanya Pram sambil melirik laptop Chandra.

"Wahhh, lo mau beli hadiah? Buat siapa? Gue ya?"

"Bukan. Buat Arga. Besok dia ulang tahun."

"Yaelah, giliran Arga aja lo effort banget nyari kado buat dia. Lah gue? Gue sahabat yang paling lo sayangi sampai dikira homo sama orang orang. Lo bahkan gak peduli sama ulang tahun gue."

"Ulang tahun lo masih 2 minggu lagi, anjing."

"Ya berarti bentar lagi dong, goblok."

Chandra memutar bola matanya malas, lantas menatap Pram dengan tatapan menantang. Dia menunjuk wajahnya.
"Lo lihat muka gue yang ganteng ini. Lo kira gue peduli?"

"Si anjing, SINI LO!!!"

Jeffry dan Hendry hanya bisa geleng geleng melihat tingkah gila dua sejoli ini.

Jeffry dan Hendry hanya bisa geleng geleng melihat tingkah gila dua sejoli ini

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Nih kado ulang tahun lo."

Senyuman lantas terukir di wajah Arga, dia menerima sebuah kotak yang Chandra berikan.

"Wahh, sepatu. Pas banget lagi ukurannya, lo tahu ukuran sepatu gue darimana?"

"Sandal lo di depan gue colong sebelah kemarin."

Kalau bukan karena sepatu baru yang Chandra belikan untuknya, mungkin Arga sudah menggeplak kepala Chandra sampai bocor. Tuh bocah gak tahu gimana Arga mencak mencak karena sandalnya sebelah hilang.

Raga || NCT dream [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora