📌IlaGas-14📌

62.4K 5.7K 154
                                    

Kalian keren, saking gak sabarnya pengen ngeliat mereka putus, kalian cepat penuh target hahahaha mantap! Lanjutkan.

200 vote dan 75 komen yuk.
...........................................................

"Hubungan kamu sama Ragas, baik?"

"Baik, Adeo."

"Bulan depan aku pulang, siap-siap ya, aku mau ngerusak hubungan kalian."

"Jangan bergurau, mending kamu makan cepat."

[14-Talking]

Ilara datang ke rumah Ragas seperti apa yang cowok itu katakan, Clesya mengajaknya membuat kue bersama.

Selagi Ilara sibuk di dapur, Ragas bersama Johan, Akra, Egal, Alkio, Handi dan Eja berbincang di kamar Ragas.

Sebenarnya, mereka sedang membicarakan perihal kelakuan Ragas.

"Lo sadar gak sih, lo udah jadi brengsek semenjak anak-anak baru itu masuk."

Ragas menatap kearah Egal, cowok kepala besi itu tak suka dengan sikap Ragas yang mulai kurang ajar sama Ilara semenjak anak-anak itu masuk.

"Masa iya? Gue cuma gak mau dianggap lemah karena terus nurut sama kekangan Aya."

"Siapa ngehasut lo, Ragas?" tanya Akra serius.

Hela napas pelan Ragas berikan, dia menggigit permen milkita dimulutnya.

"Ferdinan, Amin, Kale dan beberapa anak kelas 10 dan 11."

"Gini ya Ragas otak dengkul, Ilara ngelarang lo demi kebaikan lo, larangan dia itu bentuk perhatian dan cinta dia ke lo! Jadi selagi dia ngelarang ini itu lo hargai!"

"Lo gak ngerti Egal! Lo gak ngerasain jadi gue, yang awalnya bebas setelah jadian malah kaya cowok cemen yang apa aja dilarang, bahkan untuk baju aja gue diatur dia!"

"Iya gue akui Ilara agak keterlaluan karena untuk rambut dan baju dia yang atur," sahut Alkio.

"Cuma lo mikir, hanya karena 2 larangan itu, lo buat Ilara seolah-olah dia itu cewek pengekang yang buat lo kaya diikat dalam kerangkeng, padahal lo balapan aja dia gak masalah, dia ngelarang dalam konteks tertentu." jelas Alkio panjang.

Ragas setuju sih, tapi ego dia tak terima dengan larangan dan bentuk aturan Ilara.

Dulu sih pas kelas 10 dan 11, Ragas gak masalah, tapi pas udah kelas 12 Ragas mulai berpikir ulang.

"Kenapa harus gue yang dilarang, harusnya kan gue yang larang dia."

"Ilara itu, cewek mandiri, dominan, tegas, santai dan penuh perhitungan, lo gak perlu larang dia apapun karena dia adalah orang yang patuh pada peraturan, pakaian dia tertutup walau dia gak berhijab," Handi meminum air putihnya dulu.

"Tutur katanya sopan, dia gak ganjen, dia mandiri, gak pernah merengek, gak manja, gak cengeng, kuat, harusnya dia gak butuh lo Ragas, lo yang butuh dia."

"Bener, lo yang butuh Ilara untuk ngarahin lo ke arah yang benar." sahut Eja.

Ragas menghela napas malas "Udalah, gausah bahas lagi, mending bahas Geng Daron yang katanya ngajak kita war."

"Bulan depan, mereka nantangin kita."

"Oke, Akra,"

"Hm?"

"Seleksi anak kelas 10 dan 11 untuk war bulan depan."

"Oke."

Ragas cukup frustrasi akan hubungannya yang mulai toxic dengan Ilara.

Cuma dia gak mau dikekang, tapi gak mau dilepas, Ragas bingung.

....

Jam 10, Ilara sudah selesai membersihkan diri dan kini tengah video call sama Adeo.

Cowok bermata sayu yang merupakan sahabat baik Ilara, dia pergi keluar negeri karena mengikuti orang tuanya, bulan depan dia bisa kembali ke Indonesia.

"Seharian ini Adeo mual, apa Adeo hamil?"

Gelak tawa Ilara berikan "Ada-ada aja sih, kamu cowok Adeo, yakali hamil."

Adeo tampak mengerucut sebal.

"Habisnya mual terus," adunya manja.

"Kamu pasti gak makan siang kan?"

"Omo, kenapa Yasya tau? Apa Yasya cenayang?"

"Kamu kan punya magh, biasa kalau gak makan siang pasti bakalan mual dan masuk angin, sekarang makan yah."

"Mager aku."

"Pantes badan kamu makin montok, jarang gerak."

"Aku dengar ya Yasya, aku dengar!"

"Ya sudah, makan sana."

Adeo mencebik kesal, tapi ekspresi wajahnya menjadi agak serius dan menatap Ilara lekat.

"Hubungan kamu sama Ragas, baik?"

"Baik, Adeo."

"Bulan depan aku pulang, siap-siap ya, aku mau ngerusak hubungan kalian."

"Jangan bergurau, mending kamu makan cepat."

"Aku gak bercanda, kamu itu milik aku Yasya, jadi, untuk sekarang nikmati waktu bersama Ragas sebelum aku datang, kalian pasti akan berpisah."

Ilara menghela napas panjang, dia mematikan video call mereka kemudian mendecih lirih.

"Rumit." bisiknya lemas.

Hela napas kembali Ilara berikan, dia mengingat percakapan yang Ragas lakukan bersama teman-temannya tadi di kamar.

"Aku cewek jahat ya karena ngekang Heska..tapi aku gak mau dia jadi gak teratur.."

Ilara hanya ingin yang terbaik, selagi Ragas tak bermain api maka Ilara tak akan melepaskan laki-laki itu.

"Coba besok aku cuekin dia, gimana reaksinya ya."

Walau Ilara susah untuk tidak melarang Ragas, besok dia akan coba untuk mengabaikan Ragas.

Dia akan memberikan kebebasan satu hari untuk Ragas.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now