📌IlaGas-20📌

87.3K 7.2K 391
                                    

Selamat datang di kesengsaraan Ragas🏃

250 vote dan 100 komen kuy.
........................................................................

"Ragas..udah putus sama Ilara."

[20-Shock]

Liaro mengelus punggung Ilara sejak 2 jam yang lalu, Liaro mengamuk luar biasa saat melihat Ilara pulang dalam keadaan menangis.

Liaro bersumpah akan menembak bahu Ragas karena sudah berani membuat adik yang sangat dia cintai menangis.

"Sst, udah cantiknya Liaro, udah jangan nangisin cowok tepos kaya gitu."

"S-sakit banget abang..hiks..Heska jahat..dia jahat..Ila benci Heska..Ila gak mau lagi ngeliat Heska..hiks.."

"Nanti abang tembak dia sampai mampus."

"Y-ya jangan hiks..nanti Tante Clesya nangis.."

"Udah-udah, jangan sampai Mommy sama Daddy tau kamu nangisin cowok, nanti Ragas beneran dibunuh sama mereka."

Ilara segera menahan tangisannya, dia menyeka ingus dipiyama hitam Liaro, lalu memeluk leher abangnya lagi.

"Mau digendong abang.." cicitnya.

"Iya sayang, sini abang gendong."

Ilara tak menyangka akan semenyakitkan ini, padahal Ilara sudah dari jauh hari menyiapkan batin kalau dia beneran putus dari Ragas.

Dan ternyata, rasa sakitnya tak tertahankan.

"Udah ya cintaku, sayangku, jangan nangis, bobok aja yah."

"Huum.."

Liaro mengecup pelan pipi Ilara, dia sakit melihat adiknya seperti ini, padahal Liaro sudah mengalah dan membuang perasaan gila nya pada Ilara.

Eh si Ragas tepos sialan justru ngelukain adiknya sampai kaya gini.

Disisi lain, Ragas terkekeh menyadari hadiah terakhir yang Ilara berikan.

"Bagus banget, pasti dia rajut sendiri."

Sebuah sweater berwarna baby blue yang dirajut tangan sendiri, Ilara pasti sudah membuatnya jauh hari sebelum hari jadi mereka.

Kenapa Ragas bisa lupa ya, kalau hari ini adalah hari dimana mereka 3 tahun pacaran sekaligus hari putusnya mereka.

Sesak, Ragas merasa kosong sekarang.

"Gue..harus apa ya sekarang." biasanya Ilara sudah memberikan dia apa yang harus dia lakukan.

Seperti makan malam atau membersihkan sesuatu. "Ah tadi Ilara bawain kue buat mommy."

Ragas segera berjalan ke nakas dan mengambil bungkusan berisi kue buatan Ilara, Ragas berjalan pelan keluar kamar.

Ragas mengenakan kaus dan celana selutut yang Ilara jadwalkan tadi pagi, jadwal terakhir yang Ragas terima dalam hidupnya.

Langkah Ragas dibawa ke ruang keluarga, mommy, daddy dan dua abangnya ada disana, lagi melalukan aktifitas mereka masing-masing.

"Mom, Ila nitip kue buatan dia sendiri untuk mommy."

Atensi keluarganya langsung teralihkan, Clesya menyambar bungkusan itu dan menatap binar kue buatan calon menantunya.

"Kapan Ilara datang? Mommy mau ngajak dia ketemu sama Oma dan Opa, katanya mereka kangen teh buatan Ilara."

Ragas bisa melihat binar kebahagiaan dimata mommy nya, selama menjalin kasih dengan Ilara, Clesya tampak lebih ceria dan bahagia.

Hela napas Ragas berikan "Ragas udah putus sama Ilara, jadi Ilara gak bakal pernah datang ke rumah kita lagi."

Hening yang tegang, Clesya menatap Ragas dengan tatapan shock tak percaya, bahu wanita itu lemas seketika.

"A-apa? Putus!? Kenapa bisa putus Ragas! Ya Tuhan Ilara hiks..Ravin gimana ini huhuu..hiks..mau Ilara.."

Ravin memeluk Clesya erat dan menenangkannya "Udah yah udah, lain kali kita datang ke rumah Ilara."

"Kenapa bisa putus?" tanya Qahil heran.

"Gue bosen sama Ilara."

Cahil yang sedari tadi diam, mengulas senyum miring.

"Berarti, abang bisa deketin Ilara, benar?"

Ragas memicing tak suka, tapi dia tak menjawab dan berjalan pergi menuju kamar, rasanya gusar sekaligus kosong.

Ragas bingung, dia tak tau harus melakukan apa saat ini.

Rasanya, dia seperti mendengar suara Ilara ditelinganya saat ini.

"Heska, aku mencintaimu."

"Heska, jangan merokok!"

"Heska, mau jalan-jalan gak?"

"Heska, kamu udah sarapan?"

"Heska ngapain pakai baju itu. Aku gak suka, ganti sana."

"Heska, ini hadiah anivv kita ke 2 tahun."

"Selamat hari jadi ke 3 tahun, aku mencintaimu Heska."

Ragas merosot pelan, memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan hati yang kosong.

"Aya..Aya..gue..minta maaf..hiks.."

Ragas mengusap air matanya pelan lalu bangkit, berjalan terhuyung menuju kamarnya.

Lemas, rasanya Ragas seperti tak bisa berjalan, hatinya terasa sangat hampa saat ini.

Ragas masuk ke dalam kamar nya, meraih sweater yang merupakan hadiah dari Ilara lalu memeluknya.

Menidurkan dirinya di kasur sambil memeluk sweater itu, Ragas menangis lirih.

"Maaf..hiks..maaf.."

Ragas tak tau meminta maaf untuk apa, tapi yang pasti dia harus meminta maaf.

Mungkin benar kata Leoni, Ragas pasti akan merindukan peraturan dan larangan Ilara.

"Enggak..gue gak bakal rindu larangan sialan itu! Mulai besok gue bakal cat rambut, pakai tindik dan semua yang cewek sialan itu larang! Gue bebas!"

Ya, lo bebas, dan kewarasan lo akan terkikis habis, HAHAHAHAHAHHAA.

Silahkan menjalani hari penuh kekosongan, Ragas Maheskana.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now