📌IlaGas-26📌

71.6K 5.7K 334
                                    

Ayo ayo semangaaaat! Penuhi target dengan cepat muahahahaha.

200 vote dan 80 komen kuy.
...........................................................

"Jauhkan Ragas dari Ilara, jangan izinkan dia mendekati Ilara lagi!"

"Gak mau! Ragas gak mau!"

"Tarik dia, bawa dia pergi."

"GAK MAU! RAGAS GAK MAU DIJAUHIN DARI AYA GAK MAU!"

[26-Sedikit mendekati Gila]

Liaro beserta orang tuanya terbang ke Raja Ampat setelah mendapat kabar kalau Ilara masuk rumah sakit, dan ini adalah sesuatu yang buruk.

"Saya izinkan anak saya ikut dengan keluarga anda, tapi apa ini? Kalian tak bisa menjaganya!" Vanez marah, sudah jelas.

Dia dan suaminya rela bekerja sampai ke luar negeri dan jarang pulang demi anak-anak mereka bisa bahagia dan sehat.

Hanya karena Vanez jarang mengajak mereka berlibur makanya dia mengizinkan Ilara pergi bersama keluarga Clesya.

Dia pikir karena ada Adeo dan teman-temannya, putri nya akan aman, nyata nya apa?

Putrinya terbaring di rumah sakit dengan kepala yang diperban dan tulang kaki kanannya sedikit bergeser akibat benturan di tangga.

"Kami meminta maaf atas apa yang terjadi, terutama karena ulah Ragas."

Vanez menghela napas kasar, dia mengusap wajahnya pelan sebelum akhirnya dia merasakan sentuhan ditangannya.

Sang suami, Hegi, hanya tersenyum dan mengelus punggung istrinya perlahan.

"Jangan marah Vanez..kamu..harus tenang yah..." ujarnya terbata.

Hegi adalah seorang Pria Autis yang sukses menjadi seorang Ceo, tentu saja ada campur tangan istrinya karena terkadang Hegi masih suka kumat.

Vanez mengatur napasnya perlahan lalu mengangguk, dia menatap kearah Liaro yang masih menangis disebelah Ilara.

Vanez tak tega melihat Liaro menangis, terlalu menyakitkan, mengingatkannya pada masa-masa kelam dulu.

"Saya anggap ini sebagai acara momen terakhir kalian bersama Ilara, karena setelah ini kalian tak akan bisa menemuinya lagi." tegas Vanez.

Semua terkesiap, kaget sekaligus tak percaya.

"Tante, tapi kami kan gak salah." protes Eja pelan, dia gak mau kaya gini, dia gak mau dijauhi dari Ilara.

"Tante ini masih bisa dibicarakan baik-baik." bujuk Akra.

Dia panik, dia gak mau kalau sampai gak bisa lagi nemuin Ilara, itu membuat sisi gilanya naik setelah 3 tahun terbenam.

"Kalian menjauh dari Ilara dan jauhkan juga Ragas dari Ilara, jangan izinkan dia mendekati Ilara lagi, dan kalian jangan pernah dekati Ilara lagi!"

"Gak mau! Ragas gak mau!"

"Tarik dia, bawa dia pergi." titah Ravin pada Qahil dan Cahil.

Keduanya mengangguk patuh, mereka sama sedihnya karena tak bisa lagi menemui Ilara, dan semua ini karena Ragas!

"GAK MAU! RAGAS GAK MAU DIJAUHIN DARI AYA GAK MAU!"

Tak ada yang perduli pada teriakan Ragas, karena mereka sedang terpuruk.

"Tante..Eja gak bisa kalau dijauhi dari Asha.." lirih Eja memelas.

"Saya juga gabisa dijauhi dari Ara.." sahut Egal memohon.

"Kami udah terlanjur dekat Tante, saya fans Lara, saya rela jadi selir Ilara tapi saya gak rela dijauhi dari Ilara." melas Handi.

Akra, Johan dan Alkio hanya diam, terlanjur pasrah karena Vanez tak bisa dibujuk.

Tapi Akra, memiliki sedikit ide gila, tidak sekarang memang tapi pasti akan Akra lakukan suatu saat nanti.

"Keluarlah, saya tak mau mendengar apapun, Adeo tolong jaga Ilara."

Vanez dan Hegi keluar dari ruangan Ilara, mereka harus menemui seseorang dulu di luar rumah sakit.

Adeo mengangguk patuh, dia menatap mereka dengan tatapan remeh kemudian melambai pelan.

"Kalian kalah, gue pemenangnya." ejeknya puas.

Eja, Egal, Johan, Akra, Handi dan Alkio menggeram tak suka, sialan!

"Awas lo Deo, gue tonjok lo!"

"Nyenyenye, kita bestie di depan Ilara tapi kita enemy dibelakangnya, jadi silahkan keluar."

Mereka tak mungkin menghajar Adeo, karena laki-laki itu berada dalam lindungan keluarga Ilara dan jikapun mereka melakukannya maka kesempatan mereka dekat dengan Ilara akan pupus seketika.

"Santai aja, nanti gue bujuk tante Vanez supaya lo pada boleh nemuin Yasya."

"Serius lo?"

"Gak janji~"

"Babi emang."

Adeo terbahak kuat, dia menyeringai tipis kemudian terkikik pelan.

"Ragas-Ragas, lo gak pantas untuk Yasya, lo gak akan pernah pantas untuk bersanding dengan seorang Tuan Puteri, ck, mimpi lo terlalu tinggi."

Adeo senang, akhirnya semua yang dia rencana kan berjalan lancar!

"Gue mau lo hasut Ragas, supaya dia jadi labil dan plin-plan, terus lo pancing dia supaya putus dari Yasya."

"Kenapa harus sih? Gue lihat si Ragas baik aja sama Ilara, dia nurut dan gak kasar."

"Itu dia! Kalau mereka gak putus dan Ragas gak buat masalah, nanti gue gabisa dapetin Yasya."

"Akh ribet lo sialan."

"Heh, sopan dikit sama sepupu."

"Bacot Adeo bacot, terus gue harus gimana?"

"Nah, Ragas udah masuk umur 18 tahun, umur yang lagi labil-labilnya tuh, lo ejek terus Ragas kalau dia lagi ada masalah sama Yasya, lo buat harga diri dia sebagai ketua geng tercoreng hanya karena perempuan, lo buat Ragas jadi kasar ke Yasya, dan lo hasut dia supaya selingkuh, Ferdinan."

"Oke, itu mudah, Ragas emang gampang dihasut, anak itu labil."

"Nah cakep, gue tunggu kabar putusnya mereka, ntar kalau mereka putus, gue pulang ke Indo."

"Iya, siap. Lo tunggu aja, Ragas pasti bakalan terhasut, gue jagonya ngehasut orang."

Adeo terkikik pelan, akhirnya semua berjalan sesuai rencana nya.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now