📌Expart-2📌

88.4K 5.9K 135
                                    

AYO VOTE DAN KOMEN! JAYA JAYA JAYA!

200 vote dan 70 komen kuy.
...........................................................

"Aya! Dia kencingin aku masa.."

"Wajar ah, kan masih bayi."

"T-tapi aku dikencingin dia Aya..kamu kok malah belain dia sih?"

"Lebay kamu Heska."

[Expart 2-Kecemburuan Heska]

5 tahun sudah masuk pernikahan mereka, dan kini sudah dikaruniai 3 anak laki-laki dan kalian tau kan segimana pencemburu nya Ragas kalau Ilara deket sama cowok lain.

3 anak mereka hanya berjarak 1 tahun masing-masing.

Yang pertama, Ale Maheskana, usianya 5 tahun sekarang.

Yang kedua, Ahyn Maheskana, usianya 4 tahun.

Dan yang bungsu adalah Julian Maheskana.

Ilara harus mempertebal stock kesabarannya melihat tingkah Ragas maupun ke 3 anaknya.

"AYA! URUS DULU NIH BOCIL AH, AKU LAGI NGAMBEK!"

Ilars menarik napas sejenak, lalu menghembuskannya, lalu menarik napas lagi dan menghembuskannya.

Dia berjalan mendekati Lian yang sibuk menarik celana tidur Ragas, dan mengigitinya sampai terkena liurnya.

"Mamamamama."

"Iya sayang, ini Mama Aya."

Lian tertawa senang, dia memeluk Aya dan mengkode minta gendongan, karena Lian ini anak bungsu dan yang paling dimanja, sikapnya sama persis seperti Ragas.

Mana Ragas juga anak bungsu lagi, paling dimanja juga.

"Mana abang Ale dan Ahyn?" tanya Ilara pada Lian.

"Bababang..babang ntu..cana Mamamama.."

"Uhh pinter banget anak Mama Aya, sayang banget mama jadinya."

Lian tertawa girang saat Ilara mencium pipi gembulnya berulang kali, dia senang kalau Mama Aya senang.

Sementara Ragas hanya mampu menatap Lian dengan tatapan permusuhan, lihat saja kalau udah besar, bakal Ragas depak dia dari rumah!

"Kamu gak mau bujuk apa gitu? Masa sayang-sayangnya sama mereka mulu." protes Ragas.

"Enggak, paling nanti kamu baik lagi."

"Hish! Cium!"

Ilars menurut, dia menunduk dan mencium bibir Ragas lembut dan sempat menggigitnya pelan.

"Nanti aku kasih jatah kamu."

"Bener ya?"

"Iya Heska."

"Awas kalau bohong."

"Iyaaaa."

Ilara berjalan pergi menuju belakang sofa, dua putra manisnya ada disana menurut info dari Lian barusan.

"Mama ndak temu kita kalau dicini.."

"Abang yatin? Kok Ahyn ndak caya.."

"Ish halus pelcaya loh, mama itu ndak muntin temuin kit—"

"Ngapain kalian?"

"KYAAAAAAAAA!"

Ilara meringis mendengar jeritan Ale yang kuat itu, persis seperti Ragas, plek ketiplek 3 anaknya mirip Ragas semua.

"Mama! Kok bisa nemu kami?" tanya Ahyn penuh semangat.

Sementara Ale sedang mengelus dadanya dengan tangan mungilnya.

"Telkejut Ale..untung Ale ndak tena celangan dantung."

"Heh ngomongnya."

"Ya habis Mama ngagetin!"

Ilara terkikik pelan, dia menurunkan Lian dari gendongannya lalu mengelus dua anaknya yang lain.

"Udah, ayo tidur ini udah jam 9."

"Okey Mamaaa."

"Siap."

"Mamamama bok cama Lian!"

Ilara menggeleng pelan "Hari ini mama tidur sama Papa."

"Ish! Mamamama!"

"Udah besok Lian bobok sama Mama."

"Iyus?"

"Iya serius."

"Hah, otte."

Gemas, ya Tuhan untung kegemasan Ragas nurun ke anak-anaknya, bukan kelempengan muka Ilara yang nurun ke mereka.

Anak-anaknya pada aktif semua, gak ada yang pendiam kaya Ilara, semua bengal kaya Ragas.

Tapi gapapa sih, bagus.

"Aya! Dia kencingin aku masa.."

Ilara menoleh kearah Ragas yang sudah menarik ujung belakang piyama Ale, sejak kapan anak itu sampai disana.

"Wajar ah, kan masih bayi."

"T-tapi aku dikencingin dia Aya..kamu kok malah belain dia sih?"

"Lebay kamu Heska."

Ragas mengerucutkan bibirnya kesal, kenapa sih!?

AYA UDAH GAK SAYANG HESKA LAGI!

Ragas mau teriak kaya gitu, tapi gajadi, takut kena marah sama Aya karena kalau udah malam di rumah gaboleh teriak-teriak.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now