📌IlaGas-24📌

76.2K 6.4K 295
                                    

Aku suka membuat karakter utama pria jadi gila, rasanya sangat menyenangkan hahahhahaha.

Dan apakah akan ada tumbal disini? Ya tidak tau, nantikan saja.

200 vote dan 70 komen kuy.
...........................................................

"Ck, pake segala mabuk lagi."

"Gue..hik..mau Aya..kangen..Aya..hik.."

"Ilara udah bahagia sama para haremnya."

"Aaaaa gak boleeeeeh..hiks..Aya itu punya gueeeee!"

[24-Mabuk]

Rentetan kejadian selama sebulan pasca putus dari Ilara, membuat Ragas seperti orang bodoh.

Bagai seorang anak yang kehilangan ibu, atau bagai seorang petualangan yang kehilangan kompas, tak tau harus apa dan harus bagaimana.

Ragas mengalaminya, dia merasakan jelas perbedaan selama putus dengan Ilara.

Dia, tak teratur, bingung, kacau, hampa, kosong.

Tak tau harus melakukan apa, tak tau harus mengenakan baju yang mana, tak tau mau makan apa.

Ragas benar-benar kehilangan arahan dalam hidupnya.

Hidup yang semula sudah teratur dan benar, kini hancur karena keegoisan Ragas sendiri.

Sudah berapa gelas yang Ragas minum, namun tak bisa membuat suara Ilara hilang dari kepalanya, membuat kerinduan dan penyesalan menumpuk jelas.

"Hiks..Aya..maafin gue..hiks.." Ragas meminum kembali alkoholnya, meracau dan menangis disana.

Menumpukan wajahnya dimeja dan menangis lagi.

"Hiks..mau Aya..kangen sama Aya..hiks..mau peluk Aya lagi..mau dimanjain Aya lagi..hiks..huhuuu Ayaaaa..hiks.."

Tak lama tawa terdengar "Hahaha gak! Gue gak butuh cewek bajingan itu..hahahaha gue bebas! Gue bebas hahahahahha!"

Dan kemudian tangisan kembali terdengar "Hiks..tapi mau Aya..hiks..mau dipeluk Aya lagi huhuuu mau Ayaaaaa!"

Sepertinya, gejala-gejala Bipolar mulai terlihat dari Ragas, emosinya yang stabil disertai perubahan masa yang begitu cepat.

Terkadang dibarengi dengan halusinasi yang mulai mempengaruhi otaknya.

"Hiks..Aya..maafin gue..kalau aja lo gak ngekang..gue pasti gabakal mau putus..hiks..gue cinta lo Aya..cinta banget..gue cinta mati sama lo..hiks..lo gatau..gue udah buatin kita sweater rajut couple..gue buat..gue udah buat Aya..cuma..gue malu..hiks..huaaaaa Ayaaaaaa!"

Bartender yang memang sudah mengenal Ragas hanya menggeleng prihatin, putus cinta memang segila itu.

Dia juga sudah mengbubungi saudara Ragas, sebentar lagi pasti datang.

"Tau gak..gue beli kucing..namanya Aya..hiks..bagus...bulunya lebat..warna putih..matanya biru..cantik..kaya lo Aya..hiks..tapi kucingnya udah mati dihari kita putus..hiks.."

Ragas terus meracau dan mengeluarkan isi hatinya, dia meracaukan Ilara terus menerus.

Sesak, sakit, pusing, segala macam hal sudah membuat kewarasannya mulai hilang.

Ragas kacau, setiap harinya membaca chat yang sebenarnya sudah dia hapus, untungnya ada cadangan dan bisa dia kembalikan lagi.

Membaca, mendengarkan Vn Ilara, melihat fotonya, semua Ragas lakukan namun rasa sakitnya tetap menusuk.

Ragas tak sanggup, baru sebulan dan dia sudah benar-benar hampir gila.

"Lo itu..hiks..cinta gue Aya..cuma lo..maaf kalau gue sempat nyuri ciuman pertama lo..maaf..hiks.."

Saat itu Ilara bertamu ke rumah Ragas, dia menemani Clesya membuat kue seharian sampai akhirnya tertidur di ruang tv.

Ragas yang baru pulang dari markas melihat itu, gadisnya tertidur disana tanpa ada penjagaan sama sekali.

Seulas senyum gemas Ragas berikan, dia berjalan mendekati Ilara lalu menunduk.

"Cantiknya pacar Heska.." bisik Ragas seraya mengecup bibir Ilara singkat, lalu mencium dahi gadisnya.

"Mimpi indah cantik, bahagia selalu."

Ragas mengelus rambut Ilara lalu mengambilkannya selimut, dan selama Ilara tidur, Ragas duduk dikarpet berbulu menjaga Ilara disana.

Menatap Ilara tanpa bosan dan tertawa sendiri.

"Gue bersyukur punya lo Aya, gue seneng, makasih yah udah mau datang ke hidup gue."

Kala itu usia Ragas masih 17 tahun, belum masuk usia setannya yaitu 18 tahun.

Sebenarnya di usia 16 dan 17, hubungan mereka manis dan harmonis, hanya saja semua hancur di usia 18, Ragas berubah.

Dan membuat semua menjadi kacau.

"Gue mau balikan..hiks..gue nyesel Aya gue nyesel..hiks.."

"Ilara gak mau balikan sama lo."

Ragas mendongak, memicing tak suka pada perkataan Cahil, Cahil datang bersama Qahil pastinya.

"Diem lo! Hiks..gue mau Aya..Ayaaaa gue mau Ayaaaaa!"

"Ck, pake segala mabuk lagi." decak Qahil sembari membopong tubuh Ragas.

"Gue..hiks...mau Aya..kangen..Aya..hiks..."

"Ilara udah bahagia sama para haremnya."

"Aaaaa gak boleeeeeh..hiks..Aya itu punya gueeeee!"

Cahil memukul kuat kepala Ragas agar anak itu diam.

"Usaha bego, bukan malah mabuk gajelas!"

"Percuma..hiks..Aya udah gak mau sama gue..gak bakal mau..gue mau bunuh diri aja..gue gak sanggup kalau Aya sampe sama orang lain!"

"Ya sok atuh, bundir sana."

Ucapan Qahil justru membuat Ragas menangis semakin keras, alhasil karena geram, Qahil menjewer telinga Ragas kuat.

"Diem! Nanti mau dimarahin mommy hah? Diam ya!" cara lama, mereka selalu menggunakannya kalau Ragas mabuk.

Cara itu berhasil, Ragas menutup mulutnya agar tangisannya tak terdengar, dia gak mau dimarahi sama mommy.

"Hiks..mau es krim bang.." cicitnya.

"Nanti beli."

"Mau yang banyak abang..hiks.."

"Iya adeeeek nanti beli yang banyak, ya kan Qahil?"

"Hm, sekalian beli pabriknya juga gak masalah."

"Ah Ragas maunya es krimnya bukan pabriknya!"

"Iya Ragas Astagfirullah stress gue kalau lo mabuk gini!"

Ragas tertawa girang, yeay dibeliin es krim!

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now