📌IlaGas-33📌

71.9K 5.7K 115
                                    

Right, hari ini cuma bisa sampai 4 kali aja up nya.

200 vote dan 70 komen kuy.
...........................................................

[33-Meet]

Kalau saja Egal tak menahan tubuhnya, sepertinya Ragas akan pingsan saat itu juga.

Dia mengharapkan pertemuan manis dengan Ilara, bukan pertemuan dengan keadaan seperti ini.

Ilara termasuk salah satu korban kecelakaan, keadaannya tak terlalu parah tapi tetap saja membuat Ragas gemetar ketakutan.

Kepala Ilara berdarah dengan tangan tang terkena pecahan kaca, Ragas menangis sepanjang mengobati Ilara tadinya.

Dia berharap mereka bertemu lagi dengan keadaan romantis penuh momen manis, eh taunya malah begini.

"Kok bisa sampai kecelakaan sih..hiks..ya Allah..Aya.."

Ilara menahan tawanya saat ini, kenapa Ragas lucu banget sih, dia mengusap gemas rambut Ragas tanpa memperdulikan ekspresi tak suka dari perawat yang ikut bersama Ragas.

Egal, Eja dan yang lainnya sudah pamit undur diri sebab pekerjaan mereka masih menanti, jadi Ilara dibiarkan disana.

Untuk Juan, pria itu lain mobil dengan Ilara dan tadi dia izin pergi menemui tunangannya.

Tampaknya sekarang Juan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit saat mendengar kabar Ilara kecelakaan.

Mau bagaimanapun, Ilara itu bos nya, Juan takut juga kalau gadis ini kenapa-napa, ntar gajinya gabisa keluar dong.

"Udah takdirnya kecelakaan, Heska."

Bibir Ragas melengkung kebawah, kali ini Ilara bisa disentuh, bukan khayalannya semata lagi.

Perlahan Ragas mengelus rambut sepunggung Ilara, meraih beberapa helai dan menciumnya lembut.

"Aya, kamu ketemu, berarti aku menang." bisiknya lirih.

Menatap Ilara penuh kerinduan dan cinta yang tak berubah, Ilara bisa menyadari hal itu.

"Iya Heska, kamu menang."

Ragas terkekeh pelan, sudah lama dia tak merasakan kebahagiaan ini, menyentuh kulit halus Ilara yang sangat membuatnya berbagia.

Perawat yang datang bersama Ragas berdehem pelan, dia agak shock melihat bagaimana lembut dan hangatnya Dokter Ragas saat ini.

Biasanya Dokter Ragas itu, tenang dan datar, jarang bersikap lembut dan hangat.

Apalagi ini bukan tugas Dokter Ragas untuk mengobati pasien luka ringan, tapi Dokter Ragas bersikeras untuk mengambil alih pasien bernama Ilara Ayasya ini.

"Maaf mengangguk Dok, tapi anda punya jadwal operasi sebentar lagi."

Ragas tak menjawab, dia justru merengek pelan pada Ilara dan mulai menangis lagi.

"Sana lanjut lagi kerja nya."

"Masih mau sama Ayaaa hiks..huhuu.."

"Malu sama jas putih kamu Heska."

Ragas segera membuka jas putihnya dan hendak melempar jas tersebut, tapi Ilara langsung menahannya.

"Gak boleh lempar jas begitu." tegur Ilara.

"Aku masih mau sama kamu.."

"Tapi kamu ada pekerjaan, sana selesaikan dulu, toh aku gak kemana-mana."

"Jangan pergi loh.."

"Enggak Heska, cerewet banget kamu."

"Ish, aku takut kamu pergi lagi."

"Enggak sayang enggak."

Ragas menunduk malu, dia segera beranjak dan memakai kembali jas putihnya, menunduk guna mengecup pipi Ilara lembut.

"Aku kerja dulu, kamu jangan kemana-mana."

"Siap Pak Dokter."

"Oke Buk Ceo, istirahat yah."

"Iyaaaaa."

Ragas dengan segera keluar dari kamar inap Ilara, walau berat tapi tugasnya adalah hal yang paling penting saat ini.

Begitu keluar, Ragas dihadiahi pertanyaan dari perawat disebelahnya.

"Gadis itu siapa anda Dok?"

"Dia kekasih saya."

"Tapi kenapa baru ketemu sekarang?"

Ragas diam, kemudian menatap perawat itu dengan dingin dan tajam.

"Itu bukan sesuatu yang perlu saya katakan pada anda kan? Jaga batasan dan jangan campuri urusan pribadi saya."

Ragas melangkah lagi, dia tak suka jika urusan pribadinya selalu ingin diketahui atau dikorek seseorang.

Apalagi kalau yang mengoreknya orang asing, sangat amat membuat Ragas muak serta marah.

Orang-orang harus tau batasan mana yang perlu mereka hadapi, tak semua bisa mereka tanyakan dan lebih baik lagi rasa penasaran disimpan untuk diri sendiri.

Tak semua orang, suka ditanyai begitu, apalagi dengan orang yang tak punya peran penting dalam hidupnya sendiri.

Rasanya, menyebalkan.

Dan Ragas sudah menemui orang sejenis itu selama dia bekerja sebagai Dokter, sangat menyebalkan, sok dekat, sok tau dan sok ingin dekat.

Ragas tak suka, tapi dia harus bekerja dengan mereka jadi mau tak mau Ragas menahan ketidak sukaannya itu.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now