📌IlaGas-30📌

74.1K 5.8K 250
                                    

Ini hari minggu, biasanya target agak lama kalau hari minggu.

230 vote dan 90 komen kuy.
...........................................................

"Yasya, kamu kenapa lagi?"

"Pergilah, aku tak akan pergi ke Korea bersama mu."

"Tapi kenapa?"

"Setelah apa yang kamu lakukan dibelakangku, merencanakan hal bersama Ferdinan, aku tak sebaik itu untuk terus bersamamu Adeo, akan tidak adil bagi Ragas kalau aku masih dekat denganmu."

[30-Perpisahan]

Besok Ilara akan pergi, tapi tidak ke Korea dan hari ini dia akan menemui Ragas di rumah sakit jiwa kota.

Ya dia masuk kesana 2 hari setelah kejadian di lapangan sekolah, dengan diagnosa Bipolar dan Skizhifrenia.

"Kamu yakin Il?"

Ilara mengangguk, mengiyakan pertanyaan Liaro. Mau bagaimana pun Ilara sangat mencintai dan masih mencintai Ragas.

Jadi sebelum dia pergi, dia harus memberikan sesuatu untuk Ragas.

Langkah mereka dibawa ke kamar ber nomorkan angka 04, Ilara bisa mendengar tangisan Ragas di dalam sana.

"Masuk lah, abang tunggu di luar ya."

"Iya abang."

Ilara masuk setelah Perawat laki-laki yang bertugas menjaga Ragas membuka pintu "Berteriak lah jika dia menyerangmu." peringat perawat itu.

Ilara mengangguk, dia melangkah masuk ke dalam, melihat tubuh ringkih Ragas sedang duduk di kasur menghadap ke jendela.

Dipelukannya ada sweater hadiah terakhir dari Ilara.

"Aya..hiks..Aya.." setiap harinya Ragas akan menangis, menangis dan memanggil Aya terus menerus tanpa lelah.

Terkadang dia akan bertingkah seolah Ilara ada disana, Skizhofrenia nya membuat dia berhalusinasi parah, dia sering menganggap jika Ilara ada di kamar itu juga.

"Aya...Ragas enggak selingkuh..hiks..maaf Ragas jahat banget ya..maafin Ragas..maaf.."

"Heska.."

Ragas menegang, dia berbalik perlahan dan membola tak percaya saat melihat Ilara disana.

"Ragas halusinasi lagi..hiks.." cicitnya lirih.

"Enggak Heska, aku bukan halusinasi kamu."

Tubuh Ragas bergetar penuh senang dan sedih, dia beranjak dari pinggir kasur lalu berlari kearah Ilara, menerjangnya dengan pelukan erat.

"A-aya..hiks..Aya jangan kemana-mana..Aya..maafin Ragas..hiks..Ragas kangen Aya..Ragas mau Aya.." racaunya pilu.

Ilara tak menjawab, dia membalas pelukan Ragas lalu mengelus punggung kurusnya, mengelus rambutnya dan mengecup pipi Ragas.

"Aya..Heska gak selingkuh..hiks.."

"Iya Aya tau Heska.."

Protective Ilara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang