🍷 Tiga Belas

395 60 0
                                    

Chan mendengus kasar saat tidurnya terganggu dengan ketukan berkali-kali pada pintu kamarnya. Melirik sebentar ke arah Minho yang tetap tertidur nyaman dalam pelukannya--si manis nampak tidak terganggu sama sekali dengan suara ribut di luar sana. Senyum kecilnya terukir, baru saja tangannya akan bergerak untuk mengelus surai lembut si manis, ketukan pada pintu kamarnya membuatnya kembali mendengus keras.

Ketukan itu semakin lama semakin menjadi, membuat Chan jadi kesal juga. Awas saja jika itu Hyunjae dengan informasi tidak penting.

Bergerak perlahan melepas pelukannya, lelaki Bang itu lalu mengatur posisi Minho agar lebih nyaman sebelum beranjak dari ranjangnya. Meraih kaosnya yang terongok begitu saja di atas lantai, ia lalu membawa benda itu untuk membuka pintu kamar. Dan saat pintu terbuka, ia dapat melihat sosok Jihyo yang tengah melotot tajam padanya.

"Lo apain adek gue, anjing?!"

Pertanyaan itu langsung terujar, membuat si Bang itu kembali mendengus malas, "Ya menurut lo?"

Lalu, saat jawaban santai itu ia berikan, ia dapat melihat ekspresi wajah Jihyo yang berubah dengan Hyunjin dan Sangyeon di belakang kakak Minho itu yang siap maju untuk melakukan sesuatu padanya.

"BANG CHAN! Gue gak bercanda ya, setan!"

"Ya menurut lo gue bisa apa sama adek lo?"

"Dia mana sekarang?"

"Tidur di dalam."

"Mana? Gue gak percaya kalo belum liat langsung."

Mendengus lagi, Chan lalu bergeser sedikit hingga Jihyo dan dua orang yang datang bersamanya itu dapat melihat apa yang ada di kamarnya. Memang tidak ada yang salah, ia tidak melakukan apapun pada Minho.

Sementara Jihyo yang melihat adiknya tertidur tenang di atas ranjang Chan akhirnya bisa bernapas lega sebelum kembali menatap lelaki Bang itu.

"Jagain dia, bisa kan, Chan?"

Dijawab anggukan kecil oleh lelaki Bang itu. Tiga detik kemudian, Jihyo akan pamit pulang. Sekarang sudah larut dan ia juga Hyunjin dan Sangyeon butuh istirahat karena ada pekerjaan besok. Untuk Minho, jika bersama Chan, Jihyo percaya jika sang adik akan baik-baik saja.

Lalu, ketika ia sudah akan berbalik untuk pergi setelah berpamitan, Chan menahannya--membuatnya kembali menatap lelaki itu.

"Kenapa?"

"Minho kenapa?"

Bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan Jihyo, Chan malah mengajukan pertanyaan lain. Awalnya, Jihyo terlihat bingung, tapi ketika ia paham maksud sahabatnya itu, ia jadi mengangguk kecil.

"Minho amnesia."

"Hah?"

"Amnesia, Chan," jawab kakak Minho itu sambil melirik sekilas ke dalam kamar, "Gimana dia tadi pas ketemu sama lo? Ngamuk?"

Tak langsung menjawab pertanyaan Jihyo, Chan terlihat memasang wajah berpikir selama beberapa saat. Ia juga sempat kembali menatap si manis yang terlelap sebelum kembali menatap Jihyo dan menggeleng kecil.

"Kesel gak? Atau marah?"

Menggeleng kecil lagi, lelaki itu menatap Jihyo dengan tatapan tak yakin, "Dikit."

"Gimana?"

"Ya dia marah pas liat gue main sama banyak orang. Tapi cuma dikit, gak kayak biasanya."

Jika tadi Chan, sekarang giliran Jihyo yang tak langsung menjawab. Kekasih Sangyeon itu juga nampak menatap sekilas ke dalam kamar sebelum kembali menatap Chan.

"Dia gak inget apa-apa, Chan. Itu kenapa gue minta lo cepet-cepet ketemu sama dia sebelum dia ketemu sama temen-temennya. Gue mau lo pake kesempatan ini buat ngubah penilaian dia terhadap lo. Seenggaknya, pas ingatan dia balik nanti, dia tahu kalo lo gak seburuk yang dia pikirin selama ini."

Chan tidak menjawab semua ucapan Jihyo. Banyak hal yang mampir ke kepalanya setelah ia tahu keadaan Minho saat ini, termasuk memikirkan apa yang baru saja Jihyo katakan barusan padanya. Apa ia harus melakukan itu? Lalu, apa yang akan terjadi jika Minho mengingat semuanya lagi?

"Eeehm..."

Semua pemikiran Chan tiba-tiba buyar saat suara deheman samar terdengar dari dalam kamar. Ia--juga Jihyo--segera menoleh ke sana dan dapat melihat Minho yang tengah bergerak seperti mencari sesuatu di sana. Dua detik kemudian, lelaki Bang itu jadi tersentak kecil saat Jihyo menepuk pelan pundaknya.

"Pamit ya, jagain adek gue. Gue percaya sama lo."

Lalu, setelah Jihyo mengatakan itu, ia jadi mengangguk begitu saja. Kakak Minho itu lalu tersenyum sebelum berbalik dan akan pergi.

"Pake baju lo, njing!" setelah Jihyo pergi, kalimat itu datang dari Sangyeon, "Lo kayak gini bikin siapa aja yang liat jadi mikir lo udah ngapa-ngapain Minho."

"Males. Udah enak tadi meluk dia kayak gini."

"Si bajing!"

"Balik sana, anjing!"

Belum Sangyeon menjawab ucapannya, Chan lebih dulu bergerak menutup pintu kamarnya. Setelah itu, ia kembali menoleh dan menatap Minho. Menghela napas berat, ia kembali mengenakan kaosnya sebelum berjalan ke arah ranjang dan duduk di sisinya dengan mata yang menatap wajah Minho yang masih terlelap. Tangannya lalu terulur, mengelus pelan kepala Minho.

"Gue gak suka lo kayak gini. Tapi kalo lo baik-baik aja, lo benci sama gue."

•oblitus•


















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt