🍷 Tiga Puluh Satu

311 44 3
                                    


⚠mention of death

Di apartemen Chan ada Younghoon, Hyunjae dan Juyeon seperti biasa. Lalu, Jihyo yang tadi pagi datang bersama Sangyeon juga kembali lagi ke situ setelah tadi mereka semua pergi setelah Chan meminta untuk mengejar sebuah mobil. Keadaan mereka memang tidak terlalu baik, Younghoon yang sedikit lebih parah karena ada beberapa memar di sekitar wajahnya. Beruntung tadi lelaki itu tidak sampai terkena tembakan.

"Chan sama Minho ke mana?"

Pertanyaan itu diajukan Hyunjae--yang tengah sibuk membersihkan luka Younghoon. Si Lee satu itu duduk di samping Juyeon seperti biasa dan sesekali melirik pekerjaan lelakinya itu--yang sejak mereka sampai sudah kembali berkutat dengan laptopnya. Sedangkan di sisi Juyeon yang lain ada Jihyo yang masih diam sejak mereka kembali.

"Gak tahu," jawaban itu datang dari Juyeon, "Pacaran kali. Kan kata Ji, mereka mau pergi."

"Pacaran mulu si asu, gak tahu apa kalo mereka lagi dalam bahaya."

"Eh tapi Ji, lo setuju gak sih kalo Chan pacarin Minho?"

Pertanyaan random itu datang dari Younghoon. Ia sesekali meringis ketika Hyunjae dengan sengaja menekan lukanya.

Jihyo sendiri tidak langsung menjawab, ia menatap Younghoon sesaat sebelum mengangguk saja.

"Selama adek gue bahagia dan ada yang jagain dia, gue bakal setuju-setuju aja."

Jawaban itu terdengar kemudian, membuat semua yang ada di situ mengangguk saja.

"Kalo menurut gue sih, Chan bakal jagain Minho terus. Lo liat aja dari kecelakaan itu sampe sekarang, apa-apa Minho duluan dong."

"Jangankan sekarang, Je. Dari dulu kerjaan dia emang apa-apa Minho duluan," lalu ketika Hyunjae berkomentar, kakak Minho itu tidak dapat menahan diri untuk memberi komentar, "Gue sampe heran, mau dimaki-maki sampe segimananya sama Minho, ribut sampe cape juga, ujung-ujungnya tetap 'Minho mau apa atau lagi butuh apa? Bilang aja nanti gue usahain buat dia'. Sepenting itu Minho buat dia."

"Parah juga, anjir, Chan bucinnya."

"Udah gak tertolong sih kalo gue bilang."

"Tapi hebatnya, dia bisa sembunyiin itu dari kita semua," Younghoon berkomentar lagi, "Gua masih mikir, Ji, adek lo yang mana sih pas Sangyeon ngabarin kalo acara lo gak jadi gara-gara adek lo kecelakaan. Tapi dia langsung pergi aja, padahal selama ini dia lebih banyak bareng sama gue."

"Sori, Hoon, tapi gue udah tahu Chan suka Minho dari lama," Hyunjae balas berkomentar yang sukses membuat Younghoon hampir menendangnya.

"Kok lo gak pernah cerita sih, anjing?"

"Oh jelas, kan ada uang tutup mulut."

"Jingan emang lo, Je."

Hyunjae tidak menjawab, ia lebih memilih mengendik acuh sambil membereskan kotak P3K sambil melirik apa yang ada di laptop Juyeon.

"Apaan tuh, Ju?"

"Gue berhasil dapatin dokumentasi pribadi tuh orang. Tadi gue gak sengaja liat sesuatu yang aneh di rumah itu, makanya gue coba-coba, tahunya malah dapat harta karun."

"Eh btw, Ji, adek lo gak ada tanda-tanda mulai ingat sesuatu gak?"

Mereka melanjutkan obrolan dengan topik lain, tapi Jihyo langsung mengendik ketika diberi pertanyaan itu.

"Gue gak tahu. Sejak keluar rumah sakit kan dia lebih banyak bareng sama Hyunjin Chan. Tapi Hyunjin bilang sama gue kalo belum ada. Mungkin sama Chan, mereka juga belum cerita apa-apa pas ke rumah... AAKKKHHH!"

"ANJING, JUYEON, APAAN ITU, SAT?!"

Jihyo masih melotot tak percaya setelah ia menjerit kaget. Hyunjae yang juga menjerit kaget kini sudah menjauh dari Juyeon dengan tangan yang menutup mulutnya. Wajah keduanya pias, membuat Younghoon dan Sangyeon jadi mengerutkan kening karena tidak paham. Sementara Juyeon tidak jauh berbeda dari mereka. Lelaki itu juga kaget.

"Gue gak tahu. Gue cuma ngecek file dari dokumen tadi."

"Apaan sih?"

Younghoon yang tidak tahu apa yang mereka lihat, jelas bingung. Tapi Hyunjae tidak memberikan jawaban yang pasti. Si Lee satu itu hanya menggeleng dan menatap Jihyo. Sementara yang ditatap masih melotot kaget dengan air mata yang perlahan jatuh dan membahasi pipinya. Sontak saja membuat Younghoon dan Sangyeon jadi beranjak dari posisi mereka untuk melihat ada apa di laptop Juyeon.

Dan reaksi mereka....

"Bangsat!"

"Biadab banget, bukan manusia ini."

"Yeon..."

Sangyeon segera mengalihkan perhatiannya, kini beralih pada Jihyo yang sudah menangis terisak. Direngkuhnya tubuh sang kekasih dan berusaha menenangkannya.

Sementara Younghoon kembali memperhatikan apa yang ada di laptop Juyeon sesaat. Keningnya berkerut selama beberapa saat sebelum membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu.

"Beneran dia, tadi gue beneran liat dia di rumah itu."

"Kan emang dia otaknya."

"Tapi ini..."

"Ayah?"

"Bajingan."

Semua yang ada di ruangan itu kaget saat mendengar suara lain dari belakang mereka. Lalu, saat mereka menoleh, sudah ada Chan dan Minho di sana dan mata mereka sama-sama terarah pada layar laptop Juyeon.

Sementara yang ditatap masih pada posisi yang sama. Hingga Minho menoleh dan menatap Chan.

"Kak, ayahku meninggal karna kecelakaan kan? Bukan karna itu kan?"

•oblitus•



















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang