🍷 Dua Puluh Delapan

325 51 6
                                    



Menatap Chan selama beberapa lama, Minho lalu melempar pandangan ke depan sana. Ia masih diam lagi selama beberapa saat sebelum menggerakan tangannya untuk melepas sabuk pengamannya. Setelah sabuk pengamannya terlepas, ia menatap Chan lagi.

"Kakak jangan tinggalin aku di sini," ucapnya kemudian.

Dijawab anggukan kecil oleh Chan, "Iya, gue gak akan ninggalin lo di sini. Kecuali lo yang nyuruh gue pergi," jawab si Bang itu kemudian.

"Jangan! Tunggu aja di sini, ntar aku balik lagi."

Lalu, ketika Chan sudah mengangguk lagi sebagai jawaban, pemilik marga Lee itu lantas membuka pintu dan keluar dari sana. Menatap empat orang yang masih berdiri di sisi mobil--yang tadi menghentikan mobil Chan--ia menghela napas sebelum melangkah pelan menghampiri mereka.

"Kalian kenapa ya?" tanya pemilik marga Lee itu setelah tiba di hadapan mereka--yang sukses saja membuat keempatnya mendengus malas.

"Harusnya kita yang nanya kayak gitu sama lo," salah satu dari mereka berucap lebih dulu, ia berdiri di sisi orang yang mengaku sebagai Hongjoong, "Lo kenapa sih, No?"

"Emang gue kenapa?"

"Lo bisa-bisanya ya pergi-pergi sama Chan dan gak kenal sama kita. Padahal kita apa sih? Udah lama banget kita bareng," yang ini datang dari orang yang ditemuinya di tempat makan saat Chan akan mengantarnya pulang setelah menginap di apartemen lelaki Bang itu.

"Tapi, gue beneran gak ingat," Minho menjawab cepat, tidak senang dengan apa yang orang itu katakan, "Terus, kenapa kalo gue pergi-pergi sama kak Chan?"

"Itu bukan lo banget tahu," orang di samping Hongjoong itu berbicara lagi, "Lo lupa kalo lo dulu benci banget sama dia? Gak ada Lee Minho yang mau liat Bang Chan."

"No, bilang sama kita kalo lo gak beneran amnesia. Lo bohong kan?!"

"Bohong?"

"Kita pikir, kecelakaan lo gak separah itu sampe lo amnesia. Lo bahkan bisa bangun lebih cepat dari yang orang-orang pikirin," kalau yang ini datang dari orang lain yang juga ia temui di tempat makan pagi itu, "Bilang sama kita, lo lagi rencanain apa sampe pura-pura amnesia gini?"

Apa yang orang itu katakan sukses membuat Minho mengerutkan keningnya. Ia sama sekali tidak paham. Sebenarnya, apa yang mereka katakan? Rencana apa yang mereka maksud? Dan tentang kecelakaan itu, bagaimana bisa mereka mengatakan jika kecelakaan itu tidak parah sedangkan ia harus dioperasi dan tinggal lebih lama di rumah sakit?

"Maksud lo apa sih?"

"No, akting lo bagus. Tapi, mending lo bilang aja sama kita."

"Bilang apa..."

"No."

Minho belum menyelesaikan ucapannya, tapi Chan tiba-tiba keluar dari mobil dan memanggil bocah itu. Membuat perhatian semua yang ada di sana jadi terarah padanya.

"Masuk mobil."

Lalu, tanpa peduli dengan tatapan tidak senang keempat teman si manis, lelaki Bang itu mengatakan satu kalimat yang sukses membuat mereka semakin tidak senang padanya.

"Maksud lo apa, anjing, datang-datang nyuruh dia masuk mobil? Kita belum selesai ngomong sama dia."

Hongjoong mengajukan protes lebih dulu, membuat Chan jadi menoleh dan menatap malas ke arahnya, "Gue gak ngomong sama lo," setelah mengatakan itu, ia kembali menatap Minho yang masih diam pada posisi yang sama, "Masuk mobil. Terserah lo mau masuk mobil gue atau mobil mereka, yang penting masuk mobil. Terus telpon Jihyo, bilang sama dia suruh kasih tahu Hyunjae supaya ngirim orang buat ngejar mobil yang nomor polisinya udah gue kirim lewat email, sama suruh kasih tahu Juyeon buat cari tahu siapa yang punya mobil itu."

Setelah Chan selesai dengan ucapannya, ia langsung kembali masuk ke dalam mobilnya. Sementara Minho diam sesaat di tempatnya, menatap mobil Chan dan keempat orang yang ada di situ bergantian. Hingga pada detik kesekian, ia bergerak untuk kembali ke mobil Chan dan masuk ke sana--tanpa peduli pada teman-temannya yang tidak senang sama sekali dengan apa yang ia lakukan.

Setelah masuk ke dalam mobil, ia langsung meraih ponselnya--berniat menelpon Jihyo seperti apa yang Chan katakan tadi.

"Telpon kak Ji kan, kak?"

"Hm."

Berdehem singkat, yang lebih tua lalu bergerak memasang sabuk pengaman untuk yang lebih muda, "Jangan kaget, gue mau ngebut."

Lalu, setelah Chan mengatakan itu, Minho yang sudah akan mendial nomor Jihyo, jadi menghentikan gerakan tangannya dan menatap si Bang itu.

"Emangnya kita mau ke mana?"

"Maafin gue, tapi kita harus ngejar penjahat dulu."

"Penjahat?"

Dijawab anggukan Chan, "Telpon Jihyo cepet."

Lalu, ketika Minho mengangguk, yang lebih tua mulai sibuk dengan mobilnya, membawanya dengan kecepatan tinggi setelah meninggalkan jalanan tadi.

•oblitus•



















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang