🍷 Tiga Puluh Empat

303 52 13
                                    


"Beneran mau nginep di sini aja?"

Pertanyaan itu diajukan Jihyo pada Minho. Ia dan Sangyeon akan segera pulang karena hari sudah malam. Tapi, ketika pertanyaan itu sampai ke sang adik, bocah itu menggeleng begitu saja.

"Gak, kak. Aku mau tinggal."

Mau tinggal? Bukankah itu sama saja?

"Kan sama aja, No."

Tapi si manis Lee itu menggeleng lagi, "Kalo nginep artinya besok pagi aku udah pulang. Tapi, aku mau tinggal. Artinya aku mau di sini sampe batas waktu yang gak bisa ditentuin."

Lalu, apa yang selanjutnya keluar dari mulut Minho sukses membuat semua saja yang ada di tempat itu menatapnya tak paham. Ini maksudnya, ia mau tinggal dengan Chan sampai kapan? Selamanya?

"Sampe batas waktu yang gak bisa ditentuin? Jadi, sampe kapan?"

"Ya sampe aku mau pulang. Kalo aku belum mau pulang, aku bakal di sini terus."

"Emang Chan mau kamu tinggal di sini selama itu?"

Jihyo mengajukan pertanyaan lain lagi dan Minho langsung menoleh pada Chan yang berdiri tepat di belakangnya.

"Emang kak Chan gak mau?"

"Hah?"

Chan mengerjap kaget sementara Minho tetap menatapnya dengan tatapan polos sambil menunggu jawaban yang akan ia berikan. Di sisi lain, semua yang ada di sana hampir saja meledakan tawa mereka. Baru kali ini mereka melihat Chan yang nampak kebingungan untuk menjawab pertanyaan yang Minho ajukan. Padahal, jika itu orang lain, mereka yakin seratus persen jika lelaki Bang itu akan menolak dengan keras. Jangankan tinggal seperti yang Minho inginkan, menginap semalam saja ia tak akan mau. Bahkan kehadiran Hyunjae dan Juyeon di situpun karena mereka mengurus semua masalah itu.

"Kak?"

Chan mengerjap lagi saat Minho kembali memanggilnya ketika jawabannya belum ia berikan. Tapi, ketika ia belum juga menjawab lagi, suara Hyunjae lebih dulu terdengar.

"Ya jelas Chan mau dong, No. Apa sih yang enggak buat lo?"

Sukses saja membuat perhatian Minho teralih padanya.

"Beneran?" tanya bocah itu pada Hyunjae kemudian.

"Iya, gue sampe cemburu tahu. Masa Chan bisa begitu ke lo tapi ke gue enggak?"

Selanjutnya, jawaban dan pertanyaan yang Hyunjae ajukan membuat Minho jadi mengerutkan keningnya heran. Dua detik kemudian, ia jadi mengajukan pertanyaan lain pada salah satu teman kakaknya itu.

"Kak Hyunjae siapanya kak Chan? Kok bisa cemburu gitu?"

"Gue pacarnya, No. Lo harus tahu kalo dia selama ini macarin gue tapi gak pernah perlakuin gue kayak pacarnya."

"Je!"

Hyunjae menjawab santai, membuat Chan menegurnya tak senang. Sementara Juyeon dan Younghoon sudah tertawa begitu saja bersama dengan Jihyo dan Sangyeon. Berbeda dengan Minho yang langsung melempar tatapan tak senangnya pada Chan.

"Bener gitu, kak?"

"Marahin, No, marahin. Bilang sama dia biar lebih perhatian ke gue. Masa gue pacarnya tapi gak diperhatiin?"

Chan belum menjawab pertanyaan Minho, tapi Hyunjae sudah kembali berucap dan mengambil perhatian Minho lagi.

"Terus, aku gimana, kak?"

"Kan lo bukan pacarnya. Lo gak harus diperhatiin sama dia dong."

"Hyunjae bangsat!"

Minho merengut, terlihat tidak senang dengan jawaban Hyunjae. Detik berikutnya, ia menoleh ke arah Chan dengan delikan tajamnya. Tapi, belum juga ia mengatakan sesuatu, Chan sudah lebih dulu meraih tangannya dan menariknya mendekati lelaki Bang itu.

"Jangan percaya sama Hyunjae. Dia tukang bohong."

"Bang Chan, fitnah macam apa itu? Jahat kamu, beb!"

Chan kembali mendelik pada Hyunjae. Hampir saja ia maju dan menendang si Lee satu itu yang kini sedang menangis meraung-raung--dibuat-buat tentu saja--di samping Juyeon, membuat semua orang tertawa lagi.

"Bacot lo, anjing!"

"Kamu ngatain aku?! Aku gak bisa diginiin!"

Sialan, drama macam apa ini?

"Juyeon, piaraan lo kandangin cepet, sebelum Chan penggal lehernya."

Younghoon juga ikut berucap di antara tawanya, membuat Juyeon akhirnya menepuk pelan kening Hyunjae yang masih sok meraung-raung di sisinya.

"Udah heh! Lo mau ngerjain Chan tapi kasihan Minhonya. Dia gak tahu apa-apa."

Lalu, seakan baru sadar akan hal itu, si Lee satu itu segara kembali duduk dengan benar dan menjawab kemudian.

"Oh, iya lupa."

"Si goblok!"

Tak peduli dengan ucapan Younghoon, Hyunjae kembali menatap Minho yang juga masih menatapnya.

"No, maafin gue. Yang tadi cuma bercanda, kok."

Tapi, Minho tidak menjawab ucapan yang lebih tua. Ia lebih memilih untuk kembali menatap Chan.

"Kak, kalo mau diperhatiin harus jadi pacar dulu ya?"

Sialan! Hyunjae bangsat!

Chan mendelik tajam pada temannya itu. Tapi yang menjadi tujuan bertingkah seakan tidak tahu apa-apa. Ia terlihat acuh dengan memeluk lengan Juyeon dan bersandar di bahunya--bertingkah sok romantis yang membuat Younghoon menendangnya begitu saja.

"Gak, Hyunjae bohong. Kan tadi gue juga udah bilang kalo dia tukang bohong. Lagian, selama ini gue tetap perhatian sama lo kan walau lo bukan pacar gue?"

"Tapi itu aneh, kak."

"Aneh gimana?" sebuah kerutan lantas menghiasi kening Chan.

"Ya aneh, aku gak suka. Kayak gak biasa gitu."

"Terus, gimana biar gak aneh?"

"Kita pacaran aja yuk, kak? Biar kalo kakak perhatian sama aku, jadinya biasa aja."

•oblitus•





















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن