🍷 Tujuh Belas

364 56 0
                                    


"Gimana, Joong?"

Hongjoong yang baru saja masuk ke dalam rumahnya jadi mendengus ketika pertanyaan Changmin langsung menyapanya. Ketika matanya melirik ke sumber pertanyaan, ada Vernon dan Seonghwa yang duduk bersama si manis Ji itu. Seharusnya, dalam keadaan seperti ini, Minho juga ada bersama dengan mereka. Tapi si Lee itu malah mengatakan bahwa ia tidak mengenal--tidak ingat dengan mereka. Yang benar saja?

"Aneh banget, kayak gak pernah ketemu gue."

"Lo udah bilang kalo lo sahabat dia?" Kali ini pertanyaan datang dari Vernon dan dijawab anggukan pasti oleh Hongjoong.

"Minho kenapa ya?"

"Sebenarnya gue gak terlalu peduli juga dia kenapa, tapi yang bikin kesel tuh dia malah deket sama Bang Chan gitu. Mana manggilnya udah manis banget lagi."

"Nah iya bener. Pas ketemu kita juga dia manggil Chan pake aku-kamu. Gila banget gak sih? Biasanya mah jangankan manggil, liat si Chan aja dia ogah."

"Tapi Joong, tadi emang ada Chan juga?"

Pertanyaan itu datang dari Seonghwa, membuat Hongjoong menatapnya sekilas dan kembali mengangguk, "Gue ketemu Minho depan rumah dia, terus pas gue lagi nanya-nanya sama Minho, dia datang."

"Reaksi Minho gimana pas liat Chan datang?"

"Seneng banget, anjing. Kayak ketemu mas crushnya."

"Gila banget si Minho. Dia kenapa sih?"

"Minho kenapa?"

Ketika semua masih dilanda kebingungan tentang keadaan Minho saat ini, sebuah pertanyaan datang mama Hongjoong yang tiba-tiba masuk ke ruangan di mana mereka berada dengan sebuah nampan berisi minuman dan beberapa camilan. Wanita itu lalu sibuk meletakan bawaannya ke atas meja sebelum melemparkan tatapannya pada sang anak.

"Minho kenapa, Joong?"

Lalu, saat pertanyaan itu diajukan pada sang anak, Hongjoong nampak mendengus malas lagi, "Gak tahu," jawab lelaki itu kemudian.

"Gak tahu atau kamu gak mau kasih tahu mama?" tanya mamanya lagi, "Joong, mama udah nganggep Minho kayak anak mama sendiri. Sejak kecelakaan itu kamu gak pernah ngasih tahu keadaan dia sama mama. Kamu tahu gak sih kalo mama khawatir?"

Apa yang selanjutnya keluar dari mulut sang mama membuat Hongjoong menatap wanita itu begitu saja--karna tadi sempat menatap ke arah lain.

"Aku beneran gak tahu, ma. Aku baru ketemu dia tadi dan dia kayak orang baru yang gak kenal sama aku."

"Maksud kamu dia amnesia?"

"Apa?"










•oblitus•










Chan mengerutkan keningnya dan menatap sebuah piring berisi beberapa potong kue yang baru saja Minho letakan di atas meja. Bocah itu sendiri kini duduk di depannya sambil menopang dagu dan menatapnya dengan senyuman super manisnya. Demi semesta, Chan bisa gila jika lebih lama berada dalam posisi ini. Tatapan dan senyuman Minho terlalu kuat menyerang hatinya.

Berdehem singkat guna mengatasi apa yang ia rasakan, lelaki Bang itu kembali menatap kue di atas piring sebelum kembali menatap Minho.

"Apa nih?"

Pertanyaan itu sukses membuat si manis merengut dengan bibir mengerucut lucu, "Kuelah. Masa kakak gak tahu?"

"Maksudnya kue apa?"

"Aku lupa namanya," jawab Minho begitu saja, "Tapi itu tadi aku liat di youtube terus coba bikin. Kakak coba deh, kalo enak nanti aku bikinin lagi buat kakak."

Chan mengangguk setelah Minho selesai dengan ucapannya. Tangannya sudah akan bergerak meraih salah satu kue di atas piring, tapi jadi urung ketika ia mengingat sesuatu--membuatnya jadi kembali menatap Minho begitu saja.

"Bentar deh," ucapnya kemudian, "Kok lo jadi manggil gue kakak sih?"

Lalu, pertanyaan yang ia ajukan sukses membuat si manis membulatkan mulutnya sambil mengangguk lucu. Astaga, gemas sekali.

"Katanya kamu temennya kak Ji. Berarti kan lebih tua dari aku. Aku harus manggil kamu kakak juga dong."

Kakak?

Bahkan dulu bermimpi Minho memanggilnya seperti itupun tidak berani Chan lakukan.

"Oke."

Chan tersenyum sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya untuk memakan kue buatan Minho. Satu gigitan dan ia langsung tersenyum lebar menatap si manis.

"Gimana, kak?"

"Enak."

"Beneran?"

Dijawab anggukan Chan dan Minho semakin melebarkan senyumnya. Detik berikutnya, bocah itu ikut mengambil salah satu kue dan jadi memakannya juga.

"Nanti aku bikinin buat kakak lagi ya. Tapi, aku juga mau belajar resep baru lagi. Kakak gak masalah kan kalo tiap kali aku bikin beginian, kakak yang aku ajakin buat nyobain pertama? Soalnya kak Ji sibuk terus, Hyunjin juga."

"Boleh, kok. Gue malah seneng lo ajak makan gini terus."

Minho mengangguk kemudian kembali menopang dagunya.

"Ehm, kak," ucapnya kemudian dengan pelan, membuat Chan menatapnya begitu saja, "Kita.... belum kenalan. Aku belum tahu siapa nama kakak. Eh, bukan belum tahu, gak inget. Bisa kita kenalan ulang?"

Kenalan ulang?

Chan tidak tahu jawaban apa yang harus ia berikan pada Minho. Karena ketika mendengar semua itu, ada kekhawatiran yang muncul dalam dirinya. Apakah dengan ia menyebut namanya, Minho akan mengingat dirinya? Dan jika Minho mengingat dirinya, apakah si manis akan tetap tersenyum padanya?

"Nama kakak siapa?"

Pertanyaan itu terdengar lagi dan mau tidak mau Chan harus menjawabnya, bukan.

"Nama gue... Bang Chan."

"Bang Chan?"

•oblitus•


















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanWhere stories live. Discover now