🍷 Tiga Puluh Enam

295 48 0
                                    


"Beneran di sini?"

Chan mengangguk kecil lalu menunjuk sebuah bangunan di seberang jalan. Saat ini mereka sedang berada di depan sebuah cafe.

"Seonghwa kerja di sana. Gue udah minta tolong Hyunjae buat ngasih tahu dia kalo lo mau ketemu."

Jika tadi Chan yang mengangguk, kali ini si manis yang melakukannya. Detik berikutnya, ia melepas sabuk pengamannya dan pamit pada Chan sebelum keluar dari mobil. Chan sendiri--setelah Minho keluar--langsung pergi dengan mobilnya.

Minho sendiri hanya diam, menatap sekitar hingga ia memutuskan untuk berbalik agar segera masuk ke dalam cafe. Tapi, ketika kakinya belum mencapai pintu cafe, tepukan pelan di pundaknya membuat ia menoleh. Ada Seonghwa di sana--bersama Changmin di sampingnya.

"Lo sama siapa ke sini?"

Seonghwa mengajukan pertanyaan itu membuat Minho melirik sekilas ke arah jalan sebelum kembali menatap lelaki itu.

"Sama kak Chan."

"Terus dia di mana?"

"Udah pergi."

Seonghwa mengangguk kecil, lalu mengajak Minho untuk masuk. Ketiganya berjalan beriringan, Seonghwa lalu mengajak Minho untuk mencari tempat sedangkan Changmin yang pergi untuk memesan. Saat sudah duduk, keduanya tidak langsung bicara dan menunggu Changmin terlebih dahulu. Lalu, saat Changmin sudah datang, Seonghwa lebih dulu yang membuka percakapan di antara mereka.

"Kemarin kenapa pergi tiba-tiba?"

"Yang sama kak Chan itu?"

"Kan emang kemarin lo sama dia, No."

Minho membulatkan mulutnya saat menyadari hal itu. Ia menatap dua orang yang bersamanya itu secara bergantian, membuat Changmin berucap lebih dulu.

"Maksudnya, kemarin kenapa lo pergi tiba-tiba pas ketemu sama kita? Keliatannya buru-buru banget."

"Oh itu," menggumam kecil, Minho lalu menatap kedua temannya itu sesaat lagi, "Gue gak tahu. Cuma kata kak Chan lagi ngejar penjahat."

"Ngejar penjahat?"

Si manis Lee itu mengangguk dua kali, "Gak tahu ke mana juga. Tapi sampe di satu rumah gede gitu. Parah sih, sampe ada tembak-tembak."

"Tembak-tembak? Terus Chan juga?"

"Enggaklah," Minho menjawab cepat setalah itu, "Dia mau masuk ke rumah itu, tapi ditahan sama kak Younghoon. Jadi, kak Younghoon sama temen-temennya yang masuk. Mereka gak berhasil nangkap orang jahatnya."

"Terus, keadaan mereka gimana?"

"Kak Younghoon sama kak Sangyeon babak belur. Malah kak Younghoon hampir kena tembak. Gue gak tahu kalo yang lainnya."

"Gila ya, masih aja mereka main begituan."

Changmin berkomentar kemudian, membuat Minho menoleh dan menatapnya tidak paham. Maksudnya apa ya?

"Maksud lo, mereka sering ngejar penjahat sampe begitu?"

"Bukan ngejar penjahat, tapi bikin kacau," Changmin yang menjawab begitu, "Itu juga alasan kenapa lo gak suka sama mereka."

Raut wajah Minho berubah setelah jawaban lanjutan Changmin sampai ke telinganya. Seonghwa yang melihat dan menyadari itu langsung menendang kaki temannya itu agar jangan merusak suasana. Minho masih terlihat tidak nyaman dengan mereka, jangan sampai si Lee itu tidak mau bertemu lagi.

"Oh ya, No, kenapa pengen ketemu?"

Seonghwa bertanya kemudian, bermaksud mengalihkan pembicaraan tentu saja. Dan Minho langsung menggeleng kecil.

"Gak ada, cuma mau ngobrol aja," jawab si Lee itu kemudian, "Tapi mau sama lo doang."

"Maksud lo, lo gak mau ngobrol sama gue?"

Ucapan Minho langsung mengundang reaksi tidak terima Changmin. Ia bahkan mengajukan pertanyaan itu dengan emosi yang tertahan. Tapi, Minho nampak tidak peduli dan langsung menggeleng begitu saja.

"Enggak. Lo sama kayak Hongjoong, ngeselin."

"Wah, gila lo, No," komentar si Ji itu kemudian, "Lo diapain sih sama Bang Chan sampe segininya?"

"Gak usah bawa-bawa kak Chan bisa gak?" Minho juga balik bertanya dengan tidak senang, "Dengan lo bawa-bawa kak Chan, gue makin gak suka ngomong sama lo."

"Tapi, No, lo kan..."

"Gue tahu gue benci sama dia," Minho berucap cepat lagi saat Changmin akan memberi pembelaan. Sukses saja membuat kedua temannya itu menatapnya saja--nampak tidak tahu harus menjawab apa. "Tapi jangan paksa gue buat ingat alasannya dan jangan paksa gue nunjukin kalo gue emang benci sama dia. Karna setelah gue keluar rumah sakit, cuma dia yang selalu ada buat gue dan selama itu gue gak pernah ngerasa gak nyaman."

Diam sesaat, Changmin dan Seonghwa tentunya sedang mencerna apa yang baru saja mereka dengar. Mereka tidak terlalu paham dan sebuah spekulasi muncul, membuat keduanya saling menatap selama beberapa saat sebelum kembali menatap si manis Lee.

"No, lo suka sama dia?"

"Iya," dan jawaban itu mereka dapat dengan sangat mudah, "Dan itu udah dari dulu."

"Bentar!" Seonghwa berucap lebih dulu, membuat Minho jadi menatapnya, "Lo ingat kalo lo suka sama dia? No, sebelum kecelakaan itu, kita bahkan gak pernah denger lo suka sama dia."

Diam sesaat lagi, Minho menghela napas pelan sebelum menjawab pertanyaan itu.

"Ada... Ada hal yang buat gue tahu dan gue ingat kalo gue suka sama dia. Tapi gue gak bisa ngasih tahu sama lo berdua."
-Karna kalian deket sama Hongjoong. Dan Hongjoong yang megang alasan kenapa gue harus benci sama dia... dulu.-

•oblitus•


















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanWhere stories live. Discover now