08. Ruang Rahasia

102 38 13
                                    

08. Ruang Rahasia

Para penyihir Songrim masih berada di Chwiseonru saat ini. Mereka sedang bersiap-siap untuk kembali ke Songrim karena sudah larut. Banyak dari mereka dalam kondisi mabuk sehingga Seo Yul memanggil prajurit Songrim untuk membantu mereka sampai ke asrama dengan aman.

Cho Yeong mendekati putranya yang tidur dalam posisi duduk, kepala miring di atas meja. "Hyeon~ah, bangunlah. Kau harus pulang ke Songrim."

Cho Yeong mengusap kepala Jang Hyeon dengan lembut. Beberapa detik ia memperhatikan wajah putranya itu. Mata berkelopak, hidung mancung terpahat sempurna, alisnya tebal dan rahangnya begitu tegas.

"Kau pasti sangat bangga mempunyai putra setampan dirinya," ujar Jang Uk.

"Tentu saja. Dia putraku."

"Dia tampan karena mirip denganku bukan?"

"Benarkah?"

Jang Uk tampak kesal.

"Dia berwajah tampan dan sikapnya hangat. Kau tampan tapi terkadang sikapnya dingin," ujar Cho Yeong.

"Kau berbicara seperti itu karena bertemu dengannya saat dia bersikap hangat. Saat di Desa Sari, kau tidak tahu sikapnya. Ada wanita yang mendekatinya, dia tidak meliriknya sama sekali. Saat merajuk padaku, sikapnya sangat dingin. Aku tidak berani mendekatinya," jelas Jang Uk, panjang.

"Begitu? Aku akan percaya karena yang mengatakan hal itu adalah suamiku." Cho Yeong tersenyum pada Jang Uk. Ia menatap Jang Hyeon saat putranya itu terbangun.

"Hyeon~ah, kau sudah bangun? Kau bisa berjalan ke Songrim? Jika tidak, abeoji antar kau sampai kesana."

Jang Hyeon duduk tegak lalu berusaha berdiri dan menatap Jang Uk dengan mata mengantuk. "Abeonim." Lalu menatap Cho Yeong. "Eommonim. Aku—"

"Hati-hati! Kau sangat mabuk," ucap Cho Yeong membantu Jang Hyeon duduk kembali karena hampir terjatuh dengan tubuhnya yang sempoyongan.

"Kenapa kau minum sangat banyak?!" Jang Uk nampak khawatir. "Kau sangat suka minum sampai tidak bisa berhenti saat sudah mulai menyentuh miras."

"Mereka eomeoni dan abeoji. Kenapa orabeoni tadi menyebutnya seperti menantu kepada mertua," ujar Jang Bitna.

"Dia melantur saat mabuk," jelas Jang Uk.

"Tapi melantur sampai sejauh itu," kata Jang Bitna heran.

"Jun~ah, kau tadi minum-minum, kau tidak merasa mabuk?" tanya Seo Yul pada putranya.

Seo Jun berjalan di depan Seo Yul yang membawa pedang. Ia berjalan dengan cepat tanpa merasa mabuk sama sekali. "Aku hanya minum sedikit."

"Baguslah kalau begitu. Saat minum-minum dengan teman-temanmu, jangan minum banyak-banyak. Jika temanmu mabuk, setidaknya kau tetap sadar," jelas Seo Yul sambil berjalan mengikuti putranya.

"Orabeoni mu pasti sangat mabuk," ujar Seo Jun pada Jang Bitna di sebelah Jang Uk.

"Oh, Yul~ah. Kau akan kembali bersama putramu?" Jang Uk tersenyum pada mereka berdua.

"Eoh. Sepertinya kau harus mengantar Hyeon ke Sejukwon. Istriku akan memberinya ramuan pereda pengar," ujar Seo Yul.

"Aku akan mengantar Hyeon kesana." Jang Uk menatap Jang Bitna. "Kau ke Songrim bersama mereka."

"Aku bersama abeoji dan orabeoni."

"Seo Jun juga mempunyai gelang penangkal mimpi buruk. Jangan khawatir," kata Jang Uk. "Yul~ah, putriku ikut pulang denganmu. Tolong antar dia sampai asrama dengan aman."

Alchemy of Souls : NightmareWhere stories live. Discover now