12. Perpustakaan

75 29 4
                                    

12. Perpustakaan

Jang Bitna berjalan di sekitar Jeongjingak seraya membawa pedang miliknya tercekal di tangan kanan. Ia sedang mengikuti Jang Hyeon, orabeoni nya. Jalanan setapak terhiasi rumput hijau di setiap kanan-kiri. Ada jalan yang terhubung ke gazebo di sebelah jembatan atas kolam ikan. Bunga teratai menghiasi kolam yang tampak indah di hari cerah ditandai langit biru dengan beberapa awan putih.

Jang Hyeon berhenti tepat di atas jembatan membuat Jang Bitna ikut berhenti dan agak bergerak mundur karena Jang Hyeon berputar menghadapnya.

"Emas taruhan, kau sudah mendapatkannya?"

Jang Bitna mendongak menatap Jang Hyeon. "Aku belum menyerah berharap agar Hwan kembali. Orabeoni sepertinya lebih menyukai Hwan daripada Seo Jun."

"Karena aku Hwan, bukan Seo Jun."

"Aku akan membaca buku di perpustakaan," kata Jang Bitna berjalan lewat samping Jang Hyeon.

Jang Hyeon mengikuti adiknya. "Tunggu aku!"

"Aku dengar orabeoni melukai lengan Seo Jun saat berlatih pedang di hutan bambu," kata Jang Bitna sambil berjalan lebih cepat dari Jang Hyeon.

Jang Hyeon menyamakan langkahnya dengan Jang Bitna. "Aku tidak sengaja melukainya karena hilang fokus."

"Jika orabeoni tidak menyukainya, jangan lampiaskan amarahmu padanya. Aku saja yang tidak akan dekat-dekat lagi dengannya jika itu membuat orabeoni senang," kata Jang Bitna menaiki tangga kayu menuju lorong terbuka yang mengarah ke perpustakaan.

"Kau tidak perlu merelakan kebahagiaanmu demi orabeoni."

"Keluarga lebih penting daripada kekasihku," jelas Jang Bitna membuat Jang Hyeon berhenti berjalan.

Jang Hyeon diam menatap Jang Bitna sampai hilang dari pengamatannya karena berbelok mengarah ke perpustakaan.

"Benar. Kekasih bukan bagian dari keluarga," kata Jang Hyeon.

Buk

Seseorang baru saja menabrak lengan Jang Hyeon membuatnya merasa kesal dan menatap tak suka si pelaku.

"Kekasih bukan bagian dari keluarga, tapi calon," kata Seo Jun lalu mendahului Jang Hyeon menuju perpustakaan.

Jang Hyeon menyusul Jang Bitna. Di dalam perpustakaan itu terdapat beberapa lemari yang terdiri atas kumpulan rak. Buku-buku tersusun rapi di rak itu. Terdapat meja dan kursi juga untuk membuat para penyihir nyaman membaca. Jang Hyeon menyusuri jalan yang tercipta di antara dua lemari buku, beberapa penyihir yang membaca sambil berdiri atau sedang mencari buku, minggir dari jalannya.

"Minggu depan kita akan mempelajari Buku Shim."

"Bukankah itu buku yang ditulis oleh Tuan Seo Gyeong?"

"Benar, Tuan Seo Gyeong pendiri Songrim."

"Membaca buku itu butuh waktu kurang lebih setahun."

"Kali ini seonsaengnim akan memberitahu cara membacanya."

"Jadi lebih mudah dan cepat. Kita hanya perlu memahami isinya saja."

Jang Hyeon memperhatikan Jang Bitna yang sedang berbicara dengan penyihir lain di sebelah lemari buku. Jang Bitna bersama Park Da-in, Go Dae-hee, Park Dan, Park Gang dan Park Hae-in. Jang Hyeon mengikuti arah tatapan Jang Bitna. Adiknya itu ternyata sedang memperhatikan Seo Jun yang sedang memilih buku.

"Hyeon!" panggil Park Hae-in pada temannya itu.

Jang Hyeon membuyarkan lamunannya saat Jang Bitna dan penyihir yang sedang bersama adiknya, menatap kemari. Ia mengambil buku lalu membawanya ke meja sebelah jendela agar bisa melihat pemandangan taman bunga yang indah di siang hari nan cerah.

Alchemy of Souls : NightmareDonde viven las historias. Descúbrelo ahora