45. Pengangkatan Gwanju Cheonbugwan

88 9 0
                                    


FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!
HAPPY READING

_________________________________


45. Pengangkatan Gwanju Cheonbugwan

Mengenakan hanbok seragam penyihir berwarna maroon, artinya hanbok lengan panjang warna maroon terang terlapisi hanbok lengan pendek warna maroon tua, Seo Jun datang ke pasar Daeho untuk membeli sesuatu. Tak lupa ia membawa pedangnya. Seo Jun berhenti di depan meja yang memamerkan aneka aksesoris.

"Kau kembali lagi, naereui," kata wanita penjual aksesoris.

Seo Jun pernah datang ke penjual itu untuk membeli hadiah. "Ye. Aku kembali lagi."

"Sekarang sudah musim panas. Apakah kekasihmu menyukai kalung yang naereui beli saat musim semi?"

"Kalung itu sudah putus," kata Seo Jun sambil melihat-lihat aksesoris yang memanjakan mata.

"Sudah putus ternyata. Naereui ingin membeli apa?"

"Tunjukkan gantungan ikat pinggang yang paling bagus," pinta Seo Jun.

Wanita penjual itu menunjukkan gantungan ikat pinggang dengan panjang sekitar 15 cm. Yang tergantung di tali dari bahan emas putih ada mutiara, berlian dan bulu-bulu putih.

"Ini paling bagus dan mahal. Tersusun dari emas putih, berlian, bulu angsa putih."

"Ahjumma tidak sedang menipuku, 'kan?"

"Tentu saja tidak. Kalung yang waktu itu naereui beli adalah kalung biasa dan murah. Tapi tidak dengan gantungan ikat pinggang ini. Bagaimana? Beli atau tidak?"

"Aku akan bayar."

Setelah membeli gantungan ikat pinggang, Seo Jun menyusuri jalanan pasar yang sesak akan penjual dan pembeli serta orang-orang yang sekedar lewat saja. Seo Jun menyingkir dari jalan saat prajurit berkuda melewati jalan pasar. Berkali-kali Seo Jun menepi entah karena gerobak lewat, kuda lewat dan kali ini pasukan penyihir Songrim yang mengejar pemindah jiwa.

Bugh

Pemindah jiwa itu menabrak bahu Seo Jun. Untung dia tidak terjatuh karena membentur orang-orang yang meramaikan jalan.

"Maafkan aku. Ahjussi tidak apa-apa?"

"Tidak masalah, naereui."

Park Dang-gu datang bersama Sang-ho diikuti prajurit Songrim untuk menangkap pemindah jiwa di siang hari. Menggunakan panah beresiko di keramaian. Tapi para penduduk paham situasi. Kini mereka memberikan akses Park Dang-gu untuk menyerang.

"Sudah lama aku tidak menggunakan teknik panah pamanku."

"Tolong aku!"

"Naereui, cepat bunuh pemindah jiwa itu!"

"Kasihan agasshi itu dicekik olehnya!"

"Agasshi itu bisa kehilangan energi karena dihisap!"

"Jika energi dihisap habis, agasshi akan mengeras seperti batu."

Busur panah tercipta. Bersiap memanah, anak panah terbentuk. Dua benda itu tercipta dari energi air biru. Menarik panah dan melepasnya, benda itu melesat mengenai punggung pemindah jiwa yang hilang kendali mencekik wanita. Panah tembus sampai dada lalu menghilang membuat darah pemindah jiwa mengalir keluar. Pemindah jiwa itu ambruk ke tanah dan mengeras seperti batu.

"Bergerak!"

Sang-ho memberi aba-aba pada prajurit Songrim untuk membawa pemindah jiwa itu pergi dari pasar yang ramai.

Alchemy of Souls : NightmareWhere stories live. Discover now