22. Kelalaian

61 20 4
                                    

Mulmed : Jang Hyeon

___________________________________

22. Kelalaian

Jang Bitna mendapat ayam pesanan sang eomeoni dari pemasok di Chwiseonru. Bau amis dari darah ayam, sapi, babi ataupun hewan lain masuk ke indra penciumannya. Jika lama-lama di tempat itu, Jang Bitna bisa muntah karena merasa mual.

Segera ia pergi dari tempat itu, tapi beberapa orang mendorong gerobak membawa daging hewan. Lewat sisi lain Chwiseonru, jalan tertutup oleh meja berisi ayam-ayam yang belum dipotong.

"Agasshi, kau bisa lewat dalam," kata gisaeng dari dalam dapur. Ia segera masuk kesana menuju keluar Chwiseonru.

"Aku mengantri sangat lama untuk mendapatkan ayam ini."

Melewati lorong Chwiseonru, membuat lantai kayu menciptakan suara derap langkah. Jang Bitna berhenti sejenak memperhatikan gisaeng yang berjalan dengan langkah terseok-seok.

"Kau baik-baik saja?"

Jang Bitna mengikuti gisaeng yang menyeret pedang meninggalkan jejak cairan merah. Jang Bitna mengenali pakaian gisaeng itu dan model sanggulnya.

"Bukankah kau wanita yang menunjukkan dimana aku harus menemui pemas—"

Itu pemindah jiwa. Jang Bitna bisa merasakan siapa pemilik tubuh asli wanita itu saat tangannya mencekal pergelangan tangan miliknya. Mata gisaeng itu semuanya menghitam dan urat wajahnya juga menghitam.

Jang Bitna menjatuhkan kain hitam yang berisi daging ayam lalu melucuti pedang yang tergantung di dinding Chwiseonru. Saat pemindah jiwa itu hendak menyerang Jang Bitna dengan pedang, ia segera menangkis dengan pedangnya.

Lalu Jang Bitna memutar tubuhnya 360 derajat menyayat lengan pemindah jiwa. Pedang di tangan pemindah jiwa itu terjatuh ke lantai kayu, kesempatan bagi Jang Bitna untuk menyerang lagi tapi pemindah jiwa itu kabur.

Jang Bitna mengejar meski hanbok wanita yang ia kenakan membuatnya susah berlari dibanding hanbok penyihir.

"Bagaimana jiwa pria itu memilih memasuki tubuh seorang gisaeng," kata Jang Bitna sembari berlari.

"Aaaa! Apa yang kau lakukan!"

Prang!

"Seisi meja jadi berantakan karena ulahmu!"

"D—dia pemindah jiwa!"

Gisaeng itu merebut pedang milik seorang pria untuk menghadang serangan pedang Jang Bitna. Ia sempat terdorong ke belakang karena serangan gisaeng yang kembali berlari menghindarinya. Ruangan itu tampak berantakan. Sepertinya ada pesta yang berlangsung dikacaukan gisaeng pemindah jiwa.

"Aku akan menangkapmu."

Jang Bitna menengadahkan tangan menciptakan energi biru. Kekuatan menciptakan sihir membuat surainya melambai terbawa energi angin. Ia melempar bola energi air ke udara lalu mendongak untuk bersiap menampik energi itu dengan pedangnya.

Teknik Tansu yang Jang Bitna gunakan berhasil mengenai punggung pemindah jiwa itu yang sekarang terjerembab di lantai setelah membuat meja prasmanan hancur berantakan.

"Jangan sekarang! Kumohon!"

Jang Bitna bisa merasakan tubuhnya dikelilingi arwah jahat karena saat lahir dalam kondisi sakit, ia disembuhkan dengan kekuatan batu es. Arwah jahat itu tak rela seorang wanita yang harusnya sudah meninggal malah menjadi sakti dengan kekuatan langit.

Alchemy of Souls : NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang