24. Penolakan

63 20 0
                                    

Mulmed : Jin Areum

_________________________________

24. Penolakan

Kedai gukbap di Desa Gaema mulai beroperasi saat sore hari. Musim dingin membuat pengunjung membludak untuk menikmati hidangan hangat bernama gukbap di hari yang dingin.

"Agasshi, kami pesan tiga gukbap. Yang masih panas. Jangan lupa dengan kkakdugi."

"Kami tinggalkan uangnya di meja."

"Naereui yang sering datang menemuimu, aku tidak melihatnya selama seminggu terakhir."

"Naereui itu tampan, tentu sering berganti wanita."

"Benar. Hanya sebentar menyukai agasshi lalu pergi mencari gadis lain."

Jin Areum memasukkan nasi dari kuali ke dalam mangkuk yang terbuat dari tanah liat. Ia menambahkan daging ayam rebus ke atas nasi itu lalu disiram dengan kaldu ayam. Tak lupa ia menambahkan potongan daun bawang ke atas gukbap. Membawa tiga mangkuk gukbap menggunakan nampan, ia mengantar pesanan itu untuk pelanggan.

"Kkakdugi hari ini gratis," kata Jin Areum.

Membawa nampan kosong, Jin Areum berjalan menuju meja lain untuk mengambil uang yang ditinggalkan pelanggan dan menaruh mangkuk kotor ke nampan kosong. Tak lupa ia mengelap meja itu dengan lap yang tergantung di saku celemek.

Hanbok yang ia kenakan tampak lusuh saat mengelola kedai tapi pita rambut yang ia kenakan terlihat berkelas memiliki simbol bunga dari Jinyowon. Tanda hitam di sudut matanya juga masih ada.

"Kkakdugi hari ini gratis."

"Menangkap pemindah jiwa pasti membuat agasshi mendapat upah sepadan dari istana."

"Makanya dia bisa membuka kedai gukbap ini."

Seorang pria dengan pedang tergantung di pinggang kiri berjalan menuju kedai itu lalu duduk di kursi kayu. Tanpa gat penutup kepala, penduduk di kedai itu mengenalinya. Kain pengikat kepala menutup dahinya dan beberapa rambut jatuh ke kain itu.

"Kau bisa berteriak memesan. Kau diam saja jadi aku kemari menanyai pesananmu. Kau ingin pesan apa?"

Jang Hyeon mendongak ke samping menatap Jin Areum.

"Aku tidak tahu itu kau," kata Jin Areum.

"Sepertinya kau sangat sibuk sampai tak mengenaliku. Hanya ada gukbap, kau tidak perlu bertanya aku akan memesan apa."

"Banyak yang berkata sepertimu. Aku bawakan gukbap tapi mereka menolak karena hanya ingin pesan air minum."

Jang Hyeon menatap Jin Areum yang pergi meninggalkan mejanya untuk membuat pesanan.

"Aku belum memesan," kata Jang Hyeon, lirih. Jin Areum tentu tak mendengarnya.

Membawa semangkuk gukbap, sepiring kecil kkakdugi dan segelas air minum, Jin Areum menyajikan semuanya ke meja Jang Hyeon.

"Selamat menikmati. Jika sudah selesai, tinggalkan saja uangnya di meja."

"Mungkin akan ada yang mencurinya. Pelanggan terus berdatangan."

"Tidak masalah."

Jang Hyeon mulai memakan gukbap nya sesekali memperhatikan Jin Areum yang sibuk kesana-kemari melayani pelanggan. Nada bicara gadis itu padanya juga terkesan dingin mengandung kemarahan.

"Dia benar-benar marah padaku karena tidak datang ke taman bunga hari itu."

Jang Hyeon menghabiskan gukbap itu dengan lahap. Ia sangat lapar karena menjaga Jang Bitna yang tak kunjung sadar. Ia belum sempat makan seharian dan langsung datang menemui Jin Areum karena diizinkan oleh Jang Uk.

Alchemy of Souls : NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang