Dua

4.5K 422 20
                                    

Wajib follow sebelum baca!

*****

Kia memarkirkan motornya di pekarangan rumah Oki. Hari ini jadwalnya untuk mengajar Farel. Rumah dua lantai ini terlihat gersang, maklum saja karena hanya dihuni oleh dua orang lelaki tanpa ada sentuhan wanita di dalamnya.

Setahu Kia ini rumah baru Oki. Karena rumah yang dulu Oki tinggali bersama istri dan juga anak-anaknya sudah dijual, rumah itu harus dibagi dengan mantan istrinya saat persidangan cerai sebagai pembagian harta gono gini.

Kia mengibaskan pelan baju dan rambutnya yang sedikit basah terkena tetesan air hujan. Saat di perjalanan karena hanya gerimis kecil tadi Kia nekat menerobos saja tanpa berhenti dulu untuk memakai jas hujan.

Diketuknya pelan pintu rumah di hadapannya, sampai tak lama pintu tersebut terbuka dari dalam oleh Farel. Anak lelaki Oki yang juga anak murid yang diajarnya.

"Bentar ya kak, aku lagi makan" ucap Farel sambil membuka lebar pintu rumah. Mempersilakan Kia untuk masuk.

"Papa kamu udah pulang?" Tanya Kia basa-basi. Pastinya Oki sudah pulang karena ia melihat mobil Oki terparkir di depan rumah sana.

"Udah lagi mandi" balas Farel.

"Kakak udah makan?"

"Belum" Kia menggeleng sebagai jawaban.

"Kebetulan tadi Papa beli banyak, ayo makan dulu" ajak Farel yang langsung Kia angguki. Rezeki tak boleh ia tolak, kebetulan sekali ia juga belum makan malam.

Mereka makan sambil diiringi obrolan ringan. Kia cukup nyambung mengobrol dengan Farel karena mereka memiliki hobi yang sama. Yaitu sama-sama suka membaca komik.

Sampai ketika mendengar suara pintu yang terbuka, dengan gerakan spontan Kia menoleh ke sumber suara. Bisa Kia lihat Oki berjalan keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melingkar rendah di pinggangnya.

Dengan santainya Oki melenggang menghampiri meja makan sambil mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk.

"Kehujanan enggak tadi, Ki?" Tanya Oki.

"Enggak, mas. Tadi masih gerimis" balas Kia, sebisa mungkin ia alihkan pandangannya kemana saja asal tidak melihat pada tubuh bagian atas Oki yang telanjang. Meski begitu matanya tetap saja jelalatan, jarang-jarang Kia bisa melihat pemandangan indah seperti itu secara langsung.

Memang kurang ajar ini duda satu! Batin Kia terus menggerutu. Perawan tingting sepertinya disuguhi pemandangan yang sangat jarang ia lihat.

"Numpang makan, mas"

"Hm, abisin aja" balas Oki sambil lalu, tanpa sadar pandangan mata Kia terus mengikuti kemana Oki berjalan sampai tubuh lelaki itu menghilang di balik tembok. Kia masih memperhatikan lekat ke arah terakhir kali ia melihat Oki sampai tak sadar dengan Farel yang terus memanggilnya karena terus melamun.

"Kak..."

"Kak..."

"Ah, iya?" Kia tersentak kaget mendengar Farel sampai berteriak memanggil namanya.

"Kakak kenapa?" Tanya Farel heran melihat Kia mendadak diam.

"Ah, enggak gak pa-pa" balas Kia tergagap.

"Udah selesai ya makannya. Sana kamu siapin dulu bukunya. Ini biar Kakak yang beresin" ucap Kia. Farel menurut, anak lelaki itu berpamitan pergi ke kamar setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih kepada Kia, ia selamat dari tugas mencuci piring.

Kia menghela nafas panjang sambil mengibaskan bajunya, entah kenapa suhu tubuhnya mendadak naik.

"Duh, apa di dalam tubuh gue terpendam sifat-sifat binal" gerutu Kia, karena sepanjang mencuci piring ia terus terbayang dada telanjang Oki.
Kia sejak kecil hanya hidup berdua dengan Neneknya, ia tak terbiasa melihat ketelanjangan lelaki seperti tadi.

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Where stories live. Discover now