Delapan

3.4K 378 19
                                    

Wajib follow sebelum baca!

*****

Pagi-pagi sekali Kia sudah kembali berada di rumah sakit, padahal hari weekend seperti ini kesempatan untuk Kia bisa tidur sampai siang. Semua itu atas paksaan Neneknya.

Saat Kia bercerita bahwa Rara yang notabenya adalah putri dari Oki masuk rumah sakit, Neneknya itu langsung meminta Kia mengantarkannya untuk menjenguk. Rencananya hari ini bersamaan juga dengan Keke, Bima, Reno, Via dan kebetulan Pak bos juga ingin ikut tapi tadi pagi Neneknya tak enak badan. Nenek Anita hanya memasak dan meminta Kia langsung mengantarkannya untuk sarapan Oki dan Farel. Mau tak mau akhirnya saat ini Kia sudah kembali ke sini.

Kia mengetuk pintu ruangan Rara, kali ini yang membukakan pintu adalah Farel.

"Papa mana, Rel?" Tanya Kia saat tak menemukan keberadaan Oki.

"Nebus obat adek" balas Farel sambil tangannya dengan telaten menyuapi Rara makan, sepertinya sebelum Kia datang Farel memang sedang menyuapi Rara makan.

"Gimana Rara hari ini?" Tanya Kia pada Rara yang hanya diam. Lagi-lagi Kia hanya tersenyum tipis memaklumi sikap gadis kecil itu. Kia pikir mungkin Rara ini tipe-tipe anak yang pemalu, susah untuk dekat dengan orang baru.

"Kamu udah makan, Rel?" Kia beralih bertanya kepada Farel yang dibalas gelengan kepala oleh remaja lelaki itu.

"Kakak bawa makanan, sana makan dulu biar Kakak yang lanjut suapin Rara" ucap Kia, tadi ia meletakan jinjingan berisi makanan masakan Neneknya di atas meja.

"Enggak mau" tolak Rara langsung.

"Mau disuapin Kakak aja" ucap Rara sambil menarik baju yang Farel pakai.

"Dek, Kak Kia itu baik, percaya sama Kakak" ujar Farel, tangannya mengelus puncak kepala adiknya penuh sayang.

"Kakak makan, adek juga makan disuapin Kak Kia, oke?" Bujuk Farel.

Meski terlihat enggan, Rara akhirnya hanya bisa pasrah menerima suapan-suapan bubur yang Kia berikan.

"Lucu, ya" ucap Kia tiba-tiba saat menyadari sedari tadi Rara terus saja memperhatikan plaster luka yang membalut jari telunjuknya. Plaster luka itu bergambar tokoh kartun. Kia yang sudah memasuki usia dewasa saja menyukainya apalagi Rara yang masih anak-anak.

"Ini tangan Kakak tadi kena pisau, perih banget" jelas Kia tanpa diminta.

"Rara mau?" Tawar Kia. Rara hanya diam, pandangan gadis kecil itu beralih menatap Farel yang sedang makan sambil memperhatikan obrolan antara Rara dan Kia. Farel yang sejak tadi menyimak obrolan mereka mengangguk saat Rara menatapnya seolah meminta izin. Mendapat anggukan dari sang Kakak, Rara juga akhirnya mengangguk dengan pelan.

Kia mengeluarkan 4 buah plaster luka dengan gambar berbeda, beruntungnya ia memang selalu menyediakan barang tersebut di dalam dompetnya.

"Mau dipasang dimana?" Tanya Kia.

Rara mengangkat jari telunjuknya yang mungil.

"Rara mau yang mana?"

Rara menunjuk plaster luka yang sama persis seperti yang Kia pakai. Kia membuka perekat plaster luka bergambar tokoh princess tersebut lalu dengan hati-hati ia pasangkan pada ibu jari Rara.

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang