Lima 18+

6.3K 333 11
                                    

Wajib follow sebelum baca!

*****

Kia mencoba menutupi pahanya yang terekspos menggunakan bantal sofa. Rok span mini dan sebuah kaus yang cukup ketat adalah seragamnya, sebenarnya Kia sangat sangat merasa tidak nyaman memakai pakaian ini. Apalagi saat ini ia sedang berada di ruangan karaoke yang sudah disewa oleh beberapa pria dewasa. Sejak tadi ia hanya duduk, menonton orang-orang yang ada di dalam ruangan bernyanyi sambil minum minuman keras. Di dalam ruangan ini Kia tak sendiri, ia bersama rekan-rekan kerjanya yang lain yang sudah lebih dulu bekerja dari pada dirinya. Terlihat dari bagaimana santainya mereka melayani para tamu Kia rasa mereka sudah cukup lama bergelut dengan pekerjaan ini.

Tiba-tiba Kia merasa menyesal sudah menerima tawaran Aliya. Kia merasa tidak nyaman karena tiap masang mata para lelaki itu sejak tadi tak berhenti memandanginya, lebih tepatnya memandangi tubuhnya.

Di dalam ruangan ini terdapat lima lelaki dewasa, Kia tadi sempat mendengar mereka sedang merayakan sesuatu tapi entah itu apa, Kia tak terlalu mendengarnya.

Keadaan mendadak berubah semakin aneh untuk Kia saat tiga wanita yang hari ini menjadi rekan kerjanya terlihat berinteraksi mesra dengan tamu, bahkan tak Kia sangka ada yang mulai berciuman.

"Kamu baru, ya?" Kia hanya mengangguk sambil tersenyum sopan saat satu dari lima lelaki itu mulai mendekatinya.

"Minum?" Kia menjauhkan dengan pelan segelas minuman yang disodorkan kepadanya, Kia tahu itu minuman beralkohol.

"Saya enggak pernah minum, Om" tolak Kia sesopan mungkin pada lelaki yang tadi mengenalkan dirinya sebagai Hans, lelaki yang Kia taksir usianya berada di sekitar angka 40.

"Coba sedikit aja" bujuk Hans.

"Coba sedikit enggak akan buat kamu mabuk" tambah Hans berharap Kia segera meraih minuman yang ia berikan.

Senyum bibir laki-laki dewasa itu merekah saat melihat gadis mungil dihadapannya mulai menerima gelas yang tadi ia berikan.

Karena terus mendapat paksaan dengan tangan gemetar Kia meraih lalu mulai meminumnya, hanya satu kali tegukan kecil.

Kia meringis saat merasakan cairan pekat tersebut mulai melewati tenggorokannya, rasanya aneh.
Seumur hidupnya ia tak pernah menyentuh minuman tersebut, ini pengalaman pertama untuk Kia merasakan minuman itu.

Kia menyerahkan kembali gelas yang ia pegang pada Hans yang lelaki itu terima sambil terkekeh pelan.

Meski sedikit tidak nyaman sebisa mungkin Kia tetap menjawab setiap ucapan yang keluar dari mulut Hans, lelaki yang saat ini mengajaknya mengobrol ringan. Beberapa waktu berlalu Kia merasakan ada hal yang aneh pada tubuhnya. Tubuhnya terasa panas, nafasnya juga tiba-tiba terasa memberat. Kia dibuat merinding saat merasakan ada tangan yang meraba pahanya.

"Aliya bilang kamu lagi butuh uang" ucap Hans.

Kia berusaha menyingkirkan tangan Hans yang kini sedang mengelus dengan gerakan lembut paha kanannya. Tapi, tangannya malah bertengger di atas tangan besar Hans.

"Eung?" Kia sedikit tidak fokus dengan pertanyaan Hans, kepalanya tiba-tiba terasa pusing.

"Saya bisa bantu kamu" ucap Hans, merasa Kia sudah bisa ia kendalikan, lelaki dewasa itu dengan berani menenggelamkan wajahnya pada leher Kia. Mengecupi perpotongan leher Kia hingga terdengar erangan dari gadis itu.

Kia sudah benar-benar tidak fokus saat karena saat ini ia malah menjenjangkan lehernya, memberi akses pada Hans untuk berbuat lebih padanya.

"Om..." desah Kia tertahan. Ia sudah benar-benar tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri, kini ia malah memberi akses Hans untuk berbuat lebih dengan melebarkan pahanya. Memudahkan tangan lelaki itu menjelajahi bagian dalam pahanya

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang