Epilog

5.8K 311 8
                                    

Meskipun Oki lelaki, nyatanya lelaki itu yang lebih telaten dalam mengurus si kecil Rere. Pengalaman memang tak pernah bisa bohong, apalagi dulu juga Oki benar-benar turut andil mengurus saat Rara dan Farel bayi.

Kia masih ketakutan menyentuh bayinya sendiri. Memandikan saja Kia belum berani. Berani mengganti popok jika tidak ada Oki di rumah saja, selebihnya sang suami yang melakukannya. Tugas paling utama Kia hanya menyusui. Mungkin jika Oki bisa, lelaki itu juga yang akan menyusui bayi mereka.

Tapi, untuk sore ini Kia mencoba melawan ketakutannya. Ia tak mau terus mengandalkan Oki sedangkan suaminya juga harus disibukkan dengan mencari nafkan. Kia sudah menyiapkan air hangat untuk bayinya mandi. Ia melakukan semuanya dengan hati-hati, mencontoh semua seperti saat ia melihat Oki melakukannya.

Beruntungnya Rere adalah tipe bayi yang tenang, Kia mandikan saja anaknya itu malah keenakan tidur. Hingga selesai mandi pun bayinya itu masih tertidur.

Kia pakaikan baju dan Kia dandani selucu mungkin bayi kecilnya itu. Setelahnya ia mengambil banyak foto yang ia kirimkan untuk sang suami. Tapi, ini sudah memasuki jam pulang sepertinya suaminya itu sedang di perjalanan pulang karena pesan berupa gambar yang ia kirim belum Oki baca.

Kia titipkan si kecil Rere pada kedua Kakaknya selagi ia berpamitan mandi.

****

"Hebatnya Bunda Kia" Kia tak bisa menahan senyumannya saat mendengar pujian dari sang suami atas keberaniaanya hari ini bisa memandikan Rere sendiri. Tapi, tak lama Kia memicingkan matanya saat melihat ada yang janggal dari suaminya.

"Kenapa?" Tanya Kia, ia menyadari ada yang aneh dari wajah suaminya apalagi setelah mendengar helaan nafas panjang suaminya setelah ia menanyakan itu. Kia yakin ada yang sedang menganggu pikiran sang suami.

"Gea maksa mau ketemu Rara dan Farel" jelas Oki. Selama 3 minggu terakhir, mantan istrinya itu terus saja menghubunginya meminta diizinkan untuk kembali bertemu Rara dan Farel. Oki tentu tak memberikan izin begitu aja, apalagi setelah mengetahui alasan Gea ingin bertemu Rara dan Farel hanya karena permintaan calon suami wanita itu. Jika bukan, jangankan bertemu, berusaha menanyakan kabar anak-anak saja tidak pernah.

"Walau gimana pun Gea tetap ibu mereka, Mas. Kita tanya anak-anak apa mereka mau ketemu Mamanya" ucap Kia.

"Kalaupun seandanya anak-anak belum mau ketemu, Mbak Gea juga enggak bisa maksa. Pelan-pelan bujuk mereka" tambahnya.

"Hm, nanti aku tanya sama anak-anak mereka masih mau enggak ketemu sama Gea" balas Oki, walaupun sejujurnya ia sangat ingin egois dengan tidak memberikan izin Gea bertemu dengan anak-anak.

"Tau banget ya kalo Ayah pulang matanya langsung melek" gumam Kia melihat mata bayinya terbuka bertepatan saat tadi sang Ayah pulang bekerja. Padahal sebelumnya Kia mandikan saja bayinya itu tetap tenang tertidur hanya sempat bangun sebentar karena kaget terkena air, setelah menyesuaikan bisa kembali tidur.

"Kesayangan Ayah, cintanya Ayah" gumam Oki sambil mendaratkan bibirnya mengecup tangan bayi kecilnya. Oki selalu dibuat jatuh cinta setiap melihat cara Rere membalas tatapannya dengan mata bulatnya itu. Mata yang mirip dengan sang Bunda yang selalu membuat Oki merasa nyaman setiap menatapnya.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang