Dua Puluh

2.9K 275 2
                                    

Wajib follow sebelum baca!

****

Keesokan harinya setelah sarapan yang lagi-lagi dengan membeli bubur di tempat kesukaan Farel, satu keluarga itu pergi ke supermarket untuk berbelanja. Oki dengan setia mendorong trolly untuk istrinya.

"Apel mau?"

"Pisang?"

"Jeruk?"

"Buah naga?"

"Melon?"

"Mau anggur, aja" Tangan Rara menunjuk pada sekumpulan buah anggur dengan berbagai jenis dan warna.

Kia sudah menawarkan berbagai macam jenis buah-buahan tapi Rara hanya menunjuk anggur sebagai buah yang dipilihnya.

"Adek sih sayur enggak suka buah cuma suka anggur, Bun. Enggak kaya aku semua aku makan makanya aku sehat, kuat makin pinter lagi" ujar Farel.

"Kenapa enggak suka buah sama sayur? Padahal enak" Tanya Kia. Rara yang ditanya hanya menggeleng sambil mencebikkan bibirnya. Gadis kecil itu memang sedikit pemilih dalam hal makanan.

Kia memilih memasukan beberapa jenis sayur dan buah ke dalam trolly belanjanya, ia pernah melihat ide olahan makanan di internet agar anak tertarik makan sayur dan buah, akan ia buat untuk Rara.

Karena Rara sudah merengek ingin bermain sedangkan masih banyak barang-barang yang harus dibeli, Oki mengantarkan kedua anaknya itu ke area bermain anak, setelahnya ia kembali kepada istrinya. Farel sudah besar, ia yakin Farel bisa menjaga adiknya tanpa harus ia dampingi.

"Titipan Farel" ucap Kia saat Oki melihat trolly belanjanya penuh dengan pisang. Remaja lelaki itu memang sangat menyukai pisang dan apapun yang berbau pisang.

"Ada request khusus mau aku masakin apa?" Tanya Kia.

"Apa aja, aku kaya Farel pemakan segala" ucap Oki, mendengarnya Kia mencebikkan bibir menatap suaminya tak terima.

"Besok-besok kalo aku masakin tumis laron enggak usah protes, ya!" Ucap Kia dengan mata memicing.

"Kalo kamu yang masak apapun kayanya aku makan" Mendengarnya Kia hanya memutar bola matanya yang langsung mengundang kekehan pelan dari sang suami.

"Manis banget mulut mantan duda" gumam Kia.

Mereka kembali berkeliling, mencari barang-barang yang belum terbeli. Semalam sebelum tidur, Kia sudah mencatat apa saja yang kosong dan akan ia beli.

"Gini ya rasanya punya suami, tajir lagi. Enggak perlu liat harga, tinggal masukin keranjang" gumam Kia melihat 2 trolly sudah penuh dengan barang-barang belanjaan.

"Ada yang masih mau dibeli?" Tanya Oki yang dibalas gelengan kepala Kia. Ini sudah cukup, nyatanya barang yang tak ada di dalam daftar juga ikut Kia beli.

Mereka berjalan menuju kasir dengan masing-masing mendorong satu trolly.

"Semenjak tinggal sama Nenek, aku sering diajak Nenek pergi ke pasar untuk belanja" ujar Kia. Sambil berjalan pikirannya menerawang ke masa remajanya.

"Dulu aku lebih sering belanja di pasar, lumayan bisa aku tawar. Kalo belanja di tempat kaya gini harus ngitung manual dulu sebelum pergi ke kasir, takut duitku kurang"

"Jiwa ibu-ibuku udah kuat banget Mas kalo udah tawar menawar di pasar" ucap Kia dengan bangganya. Oki sendiri tersenyum mendengar sang istri semakin terbuka dengannya.

"Aku jadi semakin merasa beruntung pilih kamu jadi istri" ucap Oki, sebelah tangannya merangkul pinggang sang istri, mereka sedang mengantri untuk bayar di kasir.

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Where stories live. Discover now