Enam Belas

3.2K 314 23
                                    


Hari ini hari terakhir Kia bekerja, sejak 1 minggu lalu sudah ada 2 pegawai baru untuk menggantikan posisi Oki dan Kia. Semenjak naik jabatan menggantikan Petra, jadwal Oki jadi semakin padat. Sebenarnya Kia merasa kasihan, selain sibuk mengurus pernikanan mereka, Oki juga disibukan dengan pekerjaan.

Lamaran resmi sudah dilakukan 2 bulan lalu sekaligus untuk menentukan tanggal pernikahan. Jika tidak ada halangan dan semuanya lancar, 3 minggu lagi Kia akan resmi diperistri Oki.

Dari halte tempatnya kini duduk, Kia menatap gedung kantor tempatnya mencari nafkah 3 tahun terakhir. Hari terakhir ia berstatus sebagai pegawai, ia sudah melakukan perpisahan dengan rekan-rekannya, jam makan siang ia mentraktir teman-temannya makan. Tadi terasa sedikit haru, Keke sempat menangis, Bima yang biasanya banyak bicara mendadak diam sedangkan Reno sebagai bersikap sebagai kakak yang memberi nasihat-nasihat bijak pada adiknya yang sebentar lagi akan menikah. Kia pasti akan merindukan suasana saat ia bekerja.

Oki sendiri sedang ada kerjaan di luar kota jadi ia pulang dengan naik kendaraan umum. Sebenarnya tadi Reno maupun Bima sudah berbaik hati memberinya tumpangan, tapi Kia sedang ingin sendiri. Menikmati hari terakhirnya juga sedang mengulang masa-masa awal ia bekerja. Ia yang setiap sore harus berdesakan karena belum mempunyai kendaraan sendiri.

Mata Kia kini tak berhenti menatap cincin yang terasa mengkilap karena terkena cahaya matahari sore. Cincin tanda keseriusan Oki. Ia masih belum menyangka Oki yang kelak akan menjadi suaminya. Ia selalu berdoa, semoga Oki memang benar-benar jodoh yang Tuhan kirimkan untuknya. Apapun masalah yang hadir kedepannya dikehidupan rumah tangga mereka, semoga masih tetap bisa menjaga keutuhan rumah tangga mereka kelak.

Kia mendongkak ketika merasakan seseorang berdiri didepannya, ia sedikit terkejut melihat mantan istri Oki berdiri menjulang dihadapannya.

"Mbak Gea?"

"Gue mau bicara sama lo"

Kia akhirnya mengikuti Gea yang mengajaknya untuk bicara disebuah coffee shop. Kia pikir mungkin saja Gea ingin menanyakan keadaan anak-anak karena semenjak hak asuh Rara berhasil Oki dapatkan, Oki belum mengizinkan Gea untuk bertemu Farel maupun Rara.

"Ada apa?" Tanya Kia.

"Gue denger lo mau menikah sama mantan suami gue?" Tanya Gea tanpa basa basi. Tanpa sadar Kia sedikit mendengus, Gea bisa langsung bertanya seperti itu tanpa ada basa-basi untuk menanyakan kabar anak-anaknya.

"Iya, bulan depan" balas Kia.
Dengan bangganya Kia menunjukan jari kirinya yang terdapat cincin yang Oki sematkan untuknya.

Bisa Kia lihat Gea mengangkat sebelah bibir menampilkan senyum sinis padanya.

"Lo boleh seneng sekarang, tapi gue yakin setelah lo tau semua busuknya calon suami lo itu, lo akan menyesal nikah sama dia" ujar Gea menatap Kia sinis.

"Lo kalo mau bikin gue ragu sama Mas Oki enggak akan bisa, Mbak" ucap Kia, yang lagi-lagi mengundang dengusan sinis Gea.

"Kalo lo nemu brankas punya dia passwordnya 2504"

"Gue gak sabar tunggu gimana reaksi lo setelah tau semuanya"

"Good luck, semoga lancar sampai hari H" Setelahnya Gea pergi begitu saja meninggalkan tanya untuk Kia.

Kia berniat menanyakan maksud ucapan Gea kepada Oki. Tapi, karena disibukkan dengan urusan pernikahan, Kia sedikit lupa dengan pertemuannya dengan Gea.

Semenjak sudah tidak bekerja, Kia jadi semakin sering berkunjung ke rumah Oki, setelah mereka menikah nanti ia akan pindah ke rumah tersebut. Sedangkan rumahnya yang kini ditempati akan Kia sewakan saja. Tidak akan Kia jual satu-satunya peninggalan orangtuanya.

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Where stories live. Discover now