Sepuluh

3.2K 375 15
                                    

Kia dibuat keheranan, langit sudah hampir gelap tapi lampu-lampu di rumahnya belum dinyalakan. Apa Neneknya ketiduran sampai lupa belum menyalakan lampu rumah. Saat mencoba memutar gagang pintu, ternyata rumahnya tidak terkunci.

Pikiran buruk tiba-tiba bermunculan dalam otaknya, tapi ia mencoba menyingkirkan semua dan meyakini sang Nenek memang hanya ketiduran dan lupa menyalakan lampu.

Kia menyalakan saklar lampu ruangan depan yang dengan mudah ia lakulan dikeadaan sedikit gelap karena Kia sudah tahu dimana letaknya. Seketika ruangan menjadi terang dan bisa Kia lihat dengan jalas Neneknya sedang tertidur di atas sofa. Kia mendekat, mencoba membangunkan Neneknya untuk pindah tidur di kamar saja.

"Nek..." Kia sentuh tangan sang Nenek yang terasa dingin, dilihat dari dekat wajah Neneknya juga terlihat pucat. Ia guncangkan pelan tapi tidak ada reaksi apapun padahal biasanya Nenek Anita sangat mudah terbangun bahkan hanya dengan sebuah keributan kecil.

"Nenek..." Kia guncangkan tubuh Neneknya lebih keras. Kia bisa sedikit bernafas lega, denyut nadi Neneknya masih terasa saat ia pegang.

Kia segera berlari keluar untuk meminta pertolongan. Beruntungnya ia memiliki hubungan baik dengan para tetangga. Tetangganya yang memiliki kendaraan berbaik hati mengantarkan Kia membawa sang Nenek pergi ke rumah sakit.

*****

Sejak dibawa ke rumah sakit Nenek Anita belum sadar juga, dokter mengatakan Neneknya harus segera dioperasi untuk pengangkatan salah satu ginjalnya. Tapi, itu semua membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Satu-satunya harta berharga yang mereka punya adalah rumah tapi Kia tak mungkin bisa menjual rumahnya secepat itu.

Kia sedang melihat-lihat kontak orang-orang yang sekiranya bisa ia mintai tolong. Aliya tidak mungkin, karena sejak kejadian malam itu Kia sengaja menghindari Aliya.
Mbak Keke belum lama ini baru bercerita sedang membutuhkan banyak biaya untuk menyekolahkan ketiga anaknya. Bima juga tidak mungkin, yang ada nanti mereka malah adu nasib. Kepada Reno, Kia sungkan. Kia juga tak punya nyali jika harus pinjam ke atasannya. Satu-satunya yang bisa ia harapkan adalah Oki.

Kia menatap deretan angka nomor ponsel Oki, sedikit ragu namun ia coba beranikan untuk menelpon Oki. Sambungan pertama tidak diangkat, kedua dan ketiga juga tidak diangkat. Ini memang sudah hampir tengah malam. Pasti lelaki itu sudah tidur. Lebih baik ia bicara langsung saja besok dikantor.

*****

Karena semalaman tidak tidur untuk menjaga Neneknya pagi ini Kia tiba di kantor dengan wajah kuyu. Sedari tadi ia juga tidak berhenti menguap. Wajahnya pucat karena ia tidak sempat untuk sekedar memoleskan lipstik ke bibirnya.

"Apa yang lo cari sih Ki sampe rela bergadang demi Opa-Opa itu?" Kia tak memperdulikan nyinyiran mulut Bima.

Biarlah mereka mengira Kia kurang tidur karena kebanyakan menonton drama korea.

"Mereka ganteng, Bim" balas Kia seadanya.

"Mas Oki kok belum datang, ya?" Tanya Kia pada siapa saja yang mau menjawab. Ia sejak tadi menunggu kehadiran lelaki itu, tapi sampai hari sudah cukup siang belum datang juga.

"Cie, nyariin cie" goda Bima. Kia yang tidak punya energi untuk membalas membiarkan saja godaan dari Bima.

"Mas Oki pergi sama Bos ke luar kota, mungkin baru pulang nanti lusa" jelas Reno, tadinya Reno yang dimintai pergi bersama Petra tapi Petra akhirnya malah mengajak Oki.
Kia hanya mengangguk mengerti.

Di jam istirahat Kia mencoba kembali menghubungi Oki, tersambung tapi tidak di angkat. Kia mencoba berpikir positif mungkin saja disana Oki sedang sibuk.

Karena tak ikut bersama yang lain ke luar mencari makan, Kia hanya duduk diam seorang diri di kubikelnya. Tubuhnya memang diam tapi pikirannya sedang berkecamuk memikirkan cara untuk bisa mendapatkan uang yang tidak sedikit dalam waktu cepat. Kia mungkin akan menjual sepeda motornya untuk tambahan biaya yang tidak tercover asuransi.

Ponsel Kia berbunyi menyentak kembali Kia ke dunia nyata, ia pikir itu Oki yang menelpon tapi tenyata bukan. Itu telpon dari Mbak Dian, orang yang biasa Kia bayar untuk membantunya menjaga sang Nenek. Jantung Kia dibuat berdetak tidak karuan, ia mempunyai firasat yang buruk dengan telpon yang ia terima. Apalagi saat sambungan baru terhubung Kia bisa mendengar suara serak Mbak Dian yang meminta Kia segera menyusul ke rumah sakit.

"Nenek..."

*****

Sebelum jam makan siang Oki baru saja kembali setelah melakukan perjalanan dinas bersama Petra selama 3 hari. Lebih lama dari waktu yang ditentukan. Sebanarnya Petra sudah memperbolehkannya untuk langsung pulang saja tapi sebelum itu Oki memilih mampir sebentar ke kantor dengan alasan ingin mengambil barangnya. Padahal tentu saja bukan karena itu.

Menuruti saran Bima, Oki sengaja sedikit mengacuhkan Kia. Karena menurut Bima, Kia juga sepertinya menaruh perhatian lebih padanya tapi gadis itu masih ragu mengakuinya, karena itu Kia harus diberi sedikit pelajaran agar gadis itu bisa mengakui perasaanya sendiri. Selama tiga hari ini Oki benar-benar menahan diri untuk tidak mengangkat ataupun membalas pesan yang Kia kirim. Apalagi dirinya dibuat kegeeran saat Kia mengiriminya pesan menanyakan kapan ia pulang. Oki pikir mungkin Kia merindukannya tapi tentu saja gadis itu malu untuk berterus terang.

Tapi, saat tiba di kantor Oki merasa heran melihat kubikel Kia yang terlihat rapi, komputernya juga terlihat mati dan ia tak melihat keberadaan gadis itu.

"Kemana Kia?" Tanya Oki kepada siapa saja yang mau menjawab.

"Izinlah" Keke yang membalas.

"Kenapa, sakit?" Tanya Oki heran.

"Neneknya meninggal, lo emang enggak tau mas?"

Deg!

"Kebiasaan sih enggak pernah nimbrung di grup" dengus Keke yang tahu kebiasaan Oki yang jarang sekali muncul di grup.

Rahang Oki mengeras, dengan tangan terkepal ia melirik Bima tajam.

"Gue kira lo udah tau mas" ucap Bima sambil cengengesan tidak jelas, sebenarnya Bima sedikit takut dengan Oki, pasalnya ini pertama kalinya untuk Bima melihat wajah marah Oki, sebelumnyakan Oki terkenal sebagai lelaki kalem.

Setelahnya tanpa kata Oki berlalu pergi begitu saja.

*****

Lagi semangat nulis nih, biar makin semangat komennya ditunggu banget lohh!!!

Vote juga jangan lupa🙆🙆

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Where stories live. Discover now