Sembilan Belas

3.2K 269 12
                                    

Wajib follow sebelum baca!

Yuhuuu double up!!

****

"Mas?" Kia menyentuh wajah suaminya yang langsung terdiam setelah mendengar perkataanya.

Tadi saat buang air kecil, Kia melihat noda darah yang menempel di celana dalamnya. Nyeri dan kram yang Kia rasakan sejak tadi pagi saat bangun tidur ia kira hanya efek karena kemarin ia kebanyakan berdiri, ditambah semalam ia sudah melakukan kewajibanya sebagai istri. Tapi, ternyata itu semua tanda bahwa tamu bulannya akan datang.

"Huft..." Oki mendesah lesu. Ia menyandarkan dengan lemah kepalanya pada bahu sang istri.

"Mas jangan marah" ucap Kia, tangannya mengelus naik turun punggung suaminya.

"Mas enggak marah, sayang" balas Oki. Ia hanya sedang mencoba menekan nafsunya yang sudah ada di ujung.

"Aku enggak punya pembalut" cicit Kia malu-malu.

"Kamu tunggu disini, Mas keluar beli dulu sebentar" ucap Oki, ia mendudukan Kia di atas kasur lalu berpamitan keluar memebelikan pembalut untuk istrinya.

****

Oki membelikan pembalut sesuai dengan titipan Kia. Ia yakin tak akan salah karena ia meminta tolong pada pegawai minimarket untuk mencarikannya. Selain itu Oki juga membeli beberapa cemilan manis. Sejak masih bekerja Oki sudah hafal kebiasaam Kia yang suka makan makanan manis jika sedang datang bulan.

Saat masuk ke dalam kamar dengan kedua tangan menenteng kantung belanja, Oki bisa melihat Kia sedang meringkuk di atas kasur sambil memegangi perutnya. Oki duduk di samping Kia lalu mengelus puncak kepala istrinya dengan lembut.

"Ini, sayang"

"Makasih, Mas" ucap Kia, ia menerimanya lalu pergi ke kamar mandi. Tak tega melihat Kia yang berjalan tertatih, Oki menggendong tubuh sang istri ke kamar mandi. Kia sendiri tak menolak.

Oki dengan setia berdiri di depan pintu kamar mandi, setelah selesai ia kembali membopong l istrinya pergi ke kamar.

"Sakit banget?" Tanya Oki tak tega melihat wajah kesakitan istrinya. Semalam Kia harus menahan sakitnya diperawani, dan pagi ini kesakitan karena tamu bulannya.

"Hm" balas Kia sambil mengingit bibirnya menahan rasa sakit.

"Aku beliin obat, ya"

"Enggak usah, Mas" Kia menahan tangan Oki, ia tak biasa minum obat-obatan untuk meredakan sakit saat datang bulan.

"Kamu tiduran, biar aku pijitin" ucap Oki. Kia menurut, ia telengkup di atas kasur, setelahnya ia bisa merasakan tangan sang suami mulai memijati punggungnya yang terasa linu.

"Pasti dulu juga kalo Mbak Gea lagi dapet, kamu seperhatian ini, ya, Mas?" Tanya Kia, kepalanya menoleh ke samping kiri, sisi suaminya duduk.

"Walaupun suami istri, sejujurnya dulu kita enggak sedekat itu. Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa Gea bisa selingkuh" jelas Oki.

"Sakit ya mas diselingkuhin?" Tanya Kia.

"Awalnya tapi lebih ke enggak terima, apalagi mas mikirin juga gimana perasaan anak-anak, disini anak-anak yang akan jadi korban. Dan itu semua terbukti, setelah resmi bercerai Rara harus tersiksa hidup dengan Mamanya, sedangkan Farel disini hampir depresi, kamu tau sendiri gimana Farel waktu itu" ujar Oki. Kia hanya mengangguk, ia ingat saat pertama kali mengajarkan les tambahan kepada Farel. Anak lelaki itu benar-benar pendiam, lebih diam dari Rara bahkan tatapannya terkesan dingin. Padahal dulu Farel tak seperti itu karena Kia pernah bertemu Farel beberapa kali dulu. Tapi, lambat laun sikap Farel kembali berubah ceria.

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang