Tujuh Belas 21+

6K 255 10
                                    

Mature content!
Harap bijak memilih bacaan!

Wajib follow sebelum baca!

Happy Reading✨

*****

"Bagus, tapi takut ada uletnya" itu reaksi pertama yang Kia berikan saat melihat kamar pengantin mereka sudah dihias sangat cantik, dengan lilin-lilin kecil dan tebaran kelopak bunga mawar. Bukannya takjub dengan keindahannya Kia malah ketakutan, lebih tepatnya geli jika disalah satu kelopak bunga mawar itu terdapat ulat.

"Aku takut ulet, Mas" akunya jujur. Entah siapa yang sudah mendekornya, Kia menghargainya. Tapi, sepertinya Kia tak bisa tidur diatas tumpukan kelopak mawar itu.

"Ya udah, sana kamu mandi duluan, biar Mas singkirin ini" ucap Oki sambil tangannya mengelus puncak kepala istri barunya.

"Sebentar, aku mau foto dulu. Sayang kalo dibuang gitu aja" ujar Kia, berjalan mendekat lalu duduk disamping kasur. Ia mengambil beberapa gambar dibantu Oki. Ada juga foto berdua dengan suaminya.

Setelah puas Kia menyudahinya, ia mengambil handuk dan pakaian ganti lalu pergi ke kamar mandi. Selagi Kia mandi, Oki mulai menyingkirkan kelopak bunga yang bertebaran di atas kasur pengantinnya. Lalu, memilih mengganti juga seprainya dengan sprai yang baru agar istrinya itu merasa lebih nyaman.

Karena cukup lama menunggu Kia masih belum selesai mandi juga, Oki memilih menggunakan kamar mandi di lantai atas milik anak-anaknya. Oki mandi tak terlalu lama. Setelah selesai dan kembali ke dalam kamar, ia bisa melihat Kia duduk dengan tegang di pinggir kasur.

Oki menyusul Kia, mereka duduk bersampingan sambil merapatkan tubuh. Digenggamnya tangan Kia yang terasa dingin dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.

"Mas enggak akan maksa kamu, Ki. Kita bisa tunda dulu kalo kamu memang belum siap" ucap Oki, saat Kia terlihat gelisah. Ia akan mengerti, dan tidak akan memaksa jika Kia memang belum siap.

"Sekarang aja, Mas. Kalo nanti-nanti lagi makin lama aku deg-degannya" balas Kia pelan dengan suara sedikit bergetar.

"Mas akan pelan" ucap Oki. Jempolnya mengelus pipi lembut istrinya.

"Iya, Mas. Aku percaya sama kamu"

Wajah mereka berhadapan, mata mereka bertemu dengan sorot penuh kasih. Oki mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga hembusan nafas gugup Kia terasa hangat menerpa wajahnya.

Perlahan, bibir Oki mendarat dipermukaan bibir Kia. Bersentuhan dengan bibir ranum sang istri
yang masih tertutup. Kia sendiri sudah memejamkan mata, menunggu
kecupan pertama dari suaminya. Mulanya Oki hanya menempelkan bibirnya sampai kemudian melumat bibir bawah Kia dengan perlahan.

Oki yakin ia yang pertama saat merasakan Kia hanya diam saja menerima lumatan di bibirnya. Semakin lama, lumatan
Oki semakin terasa dalam, bahkan tangan Oki meraih dagu Kia, dan menarik dagu itu ke bawah dengan jempolnya. Membuat bibir istrinya mulai terbuka. Merasa ada sedikit celah, Oki langsung melumat ganas bibir Kia yang terbuka. Memainkan lidahnya, menyapu permukaan bibir sang istri dan berusaha menelusup ke dalam rongga mulutnya.

Meski sedikit kaku, Kia pun ikut membalas lumatan Oki sebisanya, Oki yang merasakan itu tersenyum kecil disela lumatannya. Ciuman
mereka semakin terasa panas dan menuntut. Ternyata Kia belajar cepat, ia pun sebisanya ikut memainkan lidahnya dan melilit lidah Oki yang menari di dalam rongga mulutnya yang hangat. Sesekali, Kia menghisap lidah Oki sambil memejamkan matanya. Merasakan pertukaran saliva yang basah dan hangat. Kepala
mereka bergerak ke kiri dan kanan,
memainkan peran masing-masing
dalam mencari posisi ciuman yang
lebih pas dan lebih nikmat.

"Eungh..."

*****

Selengkapnya tersedia di karyakarysa ©gendisaisa

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Onde histórias criam vida. Descubra agora