Lima Belas

3K 327 9
                                    

Wajib follow sebelum baca!

Happy Reading✨

***

Akibat peristiwa semalam, Kia yang masih kesal kepada Oki tak menghiraukan setiap lelaki itu mengajaknya bicara. Bahkan tadi pagi Kia sengaja tak menunggu Oki menjemputnya, ia memilih pergi menggunakan angkutan umum. Motor miliknya sudah Kia jual untuk biaya pengobatan sang nenek, tapi uangnya masih Kia simpan karena belum sempat dipakai Neneknya sudah berpulang. Kia jadi memikirkan menggunakan uang tersebut untuk membeli motor lagi. Ia tak boleh terlalu bergantung pada Oki.

Selain merasa dibohongi Kia juga sebenarnya malu. Setelah Oki mengajaknya menjalin hubungan serius lelaki itu tak penah macam-macam, baru semalam Oki berani menciumnya. Ia percaya Oki bisa menjaganya sampai waktunya tiba, tapi ternyata ia kecolongan. Oki sudah melihat dan menyentuh bagian dari dirinya yang paling berharga.

"Sabar ya, mas. Pacaran sama abg mah gitu" ucap Bima yang menyadari sejak tadi Oki diacuhkan oleh Kia.

"Jangan ngambek-ngambek, Ki. Enggak jadi dikawin baru tau rasa lo" tambah Bima sambil tertawa kencang melihat wajah masam Kia.

Karena Kia masih dalam mode ngambek, ia menolak saat Oki mengajaknya untuk makan siang bersama. Jadi ia pergi makan bersama Keke. Kebiasaanya membawa bekal sudah tak ia lakulan lagi semenjak kepergian Neneknya.

"Kenapa sih ngambek segala?" Tanya Keke. Kasihan juga melihat tampang memelas Oki yang duduk tidak jauh dari mereka. Tadi, Kia mengusir saat Oki ingin bergabung.

"Gue kesel, Mbak. Dimana-mana cowok mah sama aja" dengus Kia sebal.

Kia mulai menceritakan semuanya pada Keke. Semuanya tanpa ada yang ia tutup-tutupi.

"Jadi yang waktu itu kalian datang kesiangan lo udah diperawanin Mas Oki di mobil" Kia mendelik kesal mendengar Keke mengucapkannya dengan gamblang. Beruntungnya keadaan sekitar sedang ramai, jadi suara Keke sedikit tertelan oleh keramaian.

"Jangan kenceng-kenceng" Dengan kesal Kia menepuk pundak Keke pelan.

"Enggak sampe diperawanin juga, Mbak" Untuk yang satu itu Kia yakin, Oki tak sampai berbuat lebih jauh padanya.

"Astaga, Ki, lo polos banget, sih. Masa dari awal lo gak curiga sama dia" ucap Keke, ia tertawa kencang melihat wajah masam Kia.

"Dia 'kan keliatan alim" balas Kia.

"Sealim-alimnya cowok pasti punya nafsu juga"

"Tapi, sebentar lagi juga lo dinikahin" ucap Keke enteng.

"Oh ya, siapa yang mau resign?" Tanya Keke, Kia hanya balas dengan menggedikkan bahunya, obrolan mereka belum sampai kesana.

"Gue denger mas Oki jadi kandidat buat gantiin Pak Bos, tapi Mas Oki nolak"

"Mas Oki mau naik jabatan?" Tanya Kia, ia belum tahu perihal yang satu itu.

"Hooh, emangnya Oki enggak ngasih tau lo?" Kia hanya balas dengan gelengan kepala, sebelumnya Oki tak pernah menyinggung apapun tentang itu.

****

"Mas, ayo pulang" Ajak Kia, ia berdiri di samping Oki yang sedang membereskan barang-barangnya bersiap untuk pulang.

"Udah enggak ngambek lagi?" Melihat gelengan kepala Kia, Oki tersenyum lega. Ia benar-benar takut Kia memutuskan hubungan mereka. Dan, ia juga tidak terlalu ahli membujuk wanita yang sedang merajuk.

"Enggak usah nanya begitu! Mau pulang bareng enggak? Kalo enggak gue nebeng sama Bima"

"Dih, siapa yang mau nebengin lo pulang" ucap Bima.

8 Letters (I Love You) [END] [REPOST]Where stories live. Discover now