18

16.5K 1.1K 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hembusan angin menerbangkan rambut Calluna, ia berada di rooftop gedung agensinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hembusan angin menerbangkan rambut Calluna, ia berada di rooftop gedung agensinya. Setelah adegan tadi tak ada lagi pembahasan mereka. Lebih tepatnya Calluna yang enggan berbicara, saat akan mencoba berbicara dengannya ia hanya akan mengacuhkan.

Rooftop agensi sangat bagus, tertata dengan rapi. Terdapat beberapa meja dan kursi, tempat yang memang biasa di gunakan para pegawai maupun idolnya untuk beristirahat atau sekedar makan siang.

Ia duduk di kursi paling pojok, menatap hamparan kerlap kerlip lampu pengguna jalan. Merenungkan kembali, apa yang ia cari disini? Untuk siapa ia bertahan dengan ketidak jelasan kehadirannya.

Sampai sekarang ia masih merasa bahwa semua ini hanya ilusi, bagaimana tidak. Tiba-tiba kamu terbangun di tubuh orang asing dengan kegilaan hidupnya.

Calluna Lueur nama yang cantik sesuai dengan wajahnya namun tidak dengan kehidupannya.

Di dunia ini memang tak ada yang sempurna, mau memimpikan bulan saja satu hal yang tak mungkin. Pangeran berkuda putih yang menjadikan dirinya putri bahagia pun tak akan hadir tanpa pengorbanan.

Rintik hujan mulai hadir membasahi bumi, ia sedikit menikmati lebih lama membiarkan tubuhnya agak basah. Hingga dirasa cukup tenang barulah ia menepi, melindungi tubuhnya didekat pintu yang terdapat atapnya.

Cklek.

Cklek.

Calluna mencoba membuka pintu rooftop untuk turun namun sial. Pintu terkunci, ia melirik jam yang melingkar di lengannya sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ternyata sudah lama ia disini, air yang turun dari langit semakin deras. Mulai membuat tubuhnya menggigil, tubuh yang memang sudah agak basah.

"Kenapa bisa kekunci?" Ia mengambil ponsel mendial nomor Sheren namun nomor tersebut tidak aktif.

Berulang kali mencoba hingga ia menyerah, lalu beralih pada Edward yang sialnya ia lupakan jika pria itu tengah melakukan study tour di luar pulau.

Nomor satpam agensi ia tak memiliki, hanya beberapa nomor yang sudah pasti tidak dekat dengannya dan hanya sebatas formalitas.

Kilatan dan gemuruh mulai bersahutan. Tolong sekarang ia mulai agak takut, jika tidak berada di rooftop ia tak akan terlalu panik seperti sekarang.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang