56

10.1K 624 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Langkah panjang Nagara terhenti dibibir taman hotel, matanya melihat Calluna yang tengah duduk di kursi besi. Pria itu melangkah pelan menghampiri Calluna. Lalu duduk di kursi sebelah yang kosong.

"Calla," panggil Nagara.

"Ya," balas Calluna tanpa melirik Nagara.

"Malam ini indah, ya."

Calluna mengernyit, ia menatap ke sekitar dan ke arah langit, bahkan awan hitam itu tak ada satupun berhiaskan gemerlap bintang. Bagaimana Nagara bisa mengatakan malam ini indah.

Kekehan ringan terdengar dari sebelah Calluna, "Bukan alam yang membuatnya indah, tapi..." Jemari Nagara terulur meraih dagu Calluna agar menatap wajahnya.

"Kamu yang membuat segalanya menjadi indah, Calla. Meski malam tanpa bintang ataupun siang ketika terjadi hujan. Kamu selalu bisa membuat segalanya menjadi jauh lebih indah. Can, I?" Nagara menatap bibir Calluna lalu beralih mengikat pandangan Calluna padanya.

Calluna menatap mata Nagara, mereka saling bertukar pandang menghanyutkan pikiran rasional masing-masing. Calluna memejamkan mata ketika Nagara mendekatkan wajahnya, mengikis jarak antara keduanya.

Sapuan lembut, seringan roti awan. Bibir tipis keduanya saling bertemu, menyapu satu sama lain. Nagara menahan tengkuk Calluna untuk memeperdalam ciumannya. Saliva saling bertukar dan lidah keduanya saling menari membelit satu dengan yang lain. Nagara melonggarkan pegangannya dan menarik perlahan wajahnya ketika Calluna kehabisan nafas. Ibu jarinya menekan bibir Calluna lalu mengusap perlahan sisa pergulatan mereka.

"Manis, seperti yang aku bayangkan." Bisik Nagara menatap lembut Calluna.

Rona merah mulai menjalar di wajah Calluna. Ia merutuki kebodohannya yang terseret arus permainan bibir Nagara yang terlampau lembut dan penuh kehati-hatian. Usapan lembut Calluna rasakan pada pipinya. Membuat ia kembali menaikkan pandangannya guna menatap pelaku.

"Kita gak seharusnya kayak gini," Calluna mencoba meronta, ia ingin beranjak pergi namun Nagara menahan bahunya agar tetap duduk.

"Gak ada yang salah, ini keinginan hati kita masing-masing Calla, kalau kamu gak suka pasti kamu udah dorong aku sejak awal. Aku menyukaimu lebih dari apapun. Rasa diantara kita gak ada yang salah, meski aku pernah mengecewakanmu, aku tau kamu pasti masih ingin mengingkari perasaanmu. Karna kesalahan yang pernah aku lakukan dulu. Melepas semua bayang-bayang kesalahanku memang sulit, aku gak maksa kamu. Tapi aku gak mau kamu hidup dalam rasa ketakutan. Percaya padaku sekali lagi Calla, aku akan memberi semua kebahagiaan untukmu." Nagara meremas tangan Calluna erat. Ia berjanji atas udara yang masih ia hirup hingga detik ini, tak ada sedikitpun niat untuk melukai Calluna lagi.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Where stories live. Discover now