40

10K 801 28
                                    

Nagara berdiri bersandar pada badan mobilnya, ia sedang menunggu Calluna keluar dari gedung agensi. Saat melihat wanita itu berjalan kearahnya seketika sudut bibir Nagara terangkat. Pria itu menegakkan badannya menyambut kedatangan Calluna.

"Kamu udah nunggu lama?"

"Aku baru sampai, tenanglah. Gimana hari ini? Apa ada kendala?" Tanya Nagara sambil membukakan pintu untuk Calluna. Hubungan keduanya menjadi satu langkah lebih dekat lagi dari sebelumnya. Calluna mulai tak canggung untuk bertukar kabar dan keadaan hari ini.

Nagara juga menjadi sosok yang selalu menepati janjinya. Seperti sekarang, pria itu menjemput Calluna setelah pulang kerja.

"Sejauh ini bagus, sih. Tadi siang aku sibuk ngurus tawaran pakaian dati beberapa disainer yang mereka mau aku pakai buat minggu depan diacara award. Semua bagus tau gak, aku sampai gak enak buat nolak beberapa tawaran dan untung Sheren bantu buat milihin dan urus semua." Calluna menceritakan kegiatannya hari ini. Oh, iya, minggu depan ia mendapat undangan untuk award dan juga ia masuk kedalam beberapa nominasi penghargaan.

Nagara menyimak dengan seksama, ia sesekali melirik Calluna yang tengah fokus bercerita, "Kamu pasti capek, emang gak masalah ikut denganku buat lihat teater?" Tanya Nagara.

"Gak masalah, aku suka lihat teater dan beruntung kamu ada tiket 2. Kapan lagi bisa lihat teater ditengah kesibukanku." Calluna menyukai teater sebuah pentas drama dengan cerita yang selalu menarik ditonton.

"Selamat, ya, buat kamu udah masuk nominasi beberapa award. Aku yakin kamu pasti bawa tropi waktu pulang nanti."

"Makasih, aku padahal gak ekspek bakalan masuk. Aku gak terlalu berharap, bisa masuk aja udah sangat bersyukur buat artis baru kayak aku." Dirinya memang tak terlalu menaruh harapan tinggi, Calluna bisa datang dan duduk dijajaran artis yang ikut award sudah pencapaian besar.

"Kenapa insecure, kamu cantik, berbakat dan berprestasi. Lagipula kamu juga sudah bekerja keras kemarin, buktinya film yang kamu mainkan bisa tembus lebih dari satu juta pemutaran kurang dari satu minggu." Pujian dari Nagara yang tulus, Calluna memang sudah bekerja keras kemarin. Bahkan Nagara menonton film tersebut dan menyetujui bahwa perempuan disebelahnya memang layak.

"Jangan puji aku berlebihan, nanti kepalaku bisa besar," canda Calluna melirik segala arah asal jangan Nagara. Pipinya sudah bersemu merah, ia memang mudah malu dengan apresiasi kecil atas kerja kerasnya.

Tangan Nagara terulur mengacak rambut Calluna, "Kamu layak dipuji dan aku bangga sama kamu."

"Gara!" Pekik Calluna yang kesal karna Nagara sangat hobi membuatnya bullshing.

Nagara membalas dengan kekehan, ia bahkan menggigit pipi dalamnya saking gemas dengan Calluna.

"Calluna sangat menggemaskan, gak baik buat kesehatan hati," batin Nagara yang merasakan hatinya sudah bergemuruh.

Mobil Nagara terhenti diparkiran gedung yang menyelenggarakan teater. Ia keluar lalu mengajak Calluna untuk jalan bersisihan. Tak lupa menyerahkan tiket, sebelum itu ia membeli makanan dan minuman untuk mereka.

Publik sudah mengendus hubungan mereka yang dekat, tak ada insiden bullying ataupun komen negatif dari netizen. Banyak dukungan yang membanjiri mereka, semua tak jauh dari andil Regina selaku Mama Nagara yang selalu membagikan kegiatannya bersama Calluna, seperti pemotretan kemarin dan juga beberapa kali makan malam.

***

Teater. Sebuah gedung berisi kursi-kursi berjejer kesamping kanan dan kiri serta kebelakang. Terdapat sebuah panggung besar ditengahnya untuk para pemain yang sedang bersandiwara.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Where stories live. Discover now