49

9.2K 760 40
                                    





Flashback on

***

Edward keluar dari ruang perawatan papanya. Dokter baru saja memvonis bahwa papanya terkena stroke. Pemuda itu melihat mamanya menangisi keadaan keluarga yang hancur, hal itu mampu menyentil hati Edward. Seburuk apapun keduanya, ia tak pernah sungguh membenci mereka dengan dalam.

Pemuda itu duduk dengan tangan menangkup wajah, ia pusing harus berbuat apa. Duduk didepan ruang perawatan papanya. Pintu ruang terbuka, Mamanya melangkah mendekati Edward. Wanita itu duduk disebelah putranya.

"Ed, mama sebenarnya gak mau menambah beban pikiranmu. Namun perusahaan papa tertimpa masalah..."

Wajah Edward terangkat menatap Mamanya yang terlihat cemas.

"Penyembuha papa akan memakan waktu lama dan biaya banyak. Kekosongan kursi bisa membuat konflik panjang. Mama harap kamu bisa bantu urus usaha papa, Ed. Maaf kalau kami membebanimu kali ini." Mama Edward merasa tak enak, namun kekosongan perusahaan kecil mereka bisa berdampak buruk, ia tak memeprcayai siapapun kecuali putranya.

Edward bergelut dengan segala kemungkinan yang terjadi. "Mah, Edward masih terlalu kecil, pengetahuan Edward tak sebanyak itu, lagipula mereka gak mungkin percaya begitu saja dengan Ed yang masih muda."

"Benar, tapi pasti ada jalan. Mama yakin kamu pasti bisa, Ed." Kepercayaan yang terlalu besar sekarang dibebankan pada Edward.

"Mama kedalam dahulu, kamu bisa memikirkannya. Mama gak mungkin minta tolong pada Calluna, dia sedang terkena masalah dan pasti akan tambah membebani dirinya." Mama Edward kembali memasuki ruang perawatan.

"Ed, sedang apa kamu disini? Apa Calla sakit?" Sebuah suara menyapa Edward dari arah kanan.

Nagara tengah berdiri disamping Edward. Pemuda itu menatap Nagara dengan bosan, Edward sudah akan berdiri namun Nagara menahannya.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Where stories live. Discover now