35

10K 819 8
                                    

Apartemen Calluna kini ramai dengan kedatangan dua pria yang sejak tadi asik beradu argumen tentang bisnis. Entah sejak kapan saudaranya itu begitu tertarik dengan dunia bisnis.

Mereka sedang melakukan bbq di balkon apartemen Calluna. Tak lupa ia membawa peralatan dan membongkar semua bahan bawaan yang sudah ia pesan pada Edward.

Calluna membuka satu persatu daging serta sayuran yang dibawa Edward. Lalu ia memasang panci pemanggang. Ia juga menuang saus pada wadah yang sudah tersedia. Ia tadi juga sempat membuat kuah sendiri dan kini tinggal memanaskan jadi satu. Satu persatu wadah mulai terisi dengan bahan masakan.

Mereka mulai duduk melingkar, ia menatap pada meja yang terlihat kurang dimatanya.

"Kenapa, Kak?" Tanya Edward yang melihat Calluna tengah berpikir keras.

"Keknya ada yang kurang, deh. Kira-kira apa?" Tanya Calluna pada Edward.

Mereka mulai mengabsen satu persatu bahan yang ada, hingga celetuk Nagara membuat pekikan Calluna terdengar.

"Keju sama soda?"

"Nah, iya. Aku gak punya, bentar ya. Kakak turun dulu kebawah buat beli. Kamu panasi dulu pancinya." Perintah Calluna.

"Gak gue aja, Kak, yang beli?" Tawar Edward.

"Gak, kakak juga ada hal yang mau dibeli." Calluna masuk kedalam rumah untuk mengambil dompet.

Nagara berdiri menyusul Calluna, tak lupa pamit pada Edward.

"Saya temani Calluna dulu."

Nagara sudah pergi meninggalkan Edward yang menatap keduanya dengan cengo. Wah, mereka berniat mengerjainya dan membiarkan dirinya memanggang ini sendiri dan nanti pasti mereka datang tinggal makan saja.

Karna Edward sudah lapar, ia dengan kesal mulai memanaskan pemanggang. Terserah dua manusia tak tau diri itu, ia akan menghabiskan semua yang di meja jika kedua tak kunjung kembali.

Calluna keluar dari kamar melihat Nagara yang tengah berdiri menunggunya.

"Ayo aku antar, bahaya perempuan jalan sendiri malam-malam gini," ucap Nagara.

"Ya, udah ayo." Calluna berjalan mendahului Nagara, mereka keluar dari unit apartemen Calluna.

Tadi Calluna memang berniat keluar tak hanya untuk membeli soda dan keju, ia harus membeli kebutuhan bulanan para wanita. Tak mungkin ia membiarkan Edward membeli hal tersebut, bukan.

"Kenapa kita gak turun ke parkiran? Memangnya kita gak harus ambil mobilku?" Tanya Nagara.

"Gak perlu, lagian jaraknya cuma 10 menit. Jalan kaki aja udah sampai."

Mereka turun ke lobi apartemen, untung saja jarak minimarket dan apartemen hanya 10 menit, jadi mereka tak perlu mengeluarkan kendaraan Nagara.

Jalanan tak terlalu ramai, malam ini cuaca terlihat mendung. Tak butuh waktu lama mereka tiba didepan mini market.

Calluna masuk ke dalam diikuti oleh Nagara. Calluna mengambil keranjang belanja, memasukkan beberapa minuman bersoda, keju dan juga camilan.

"Gara, kamu gak mau ambil sesuatu? Aku mau ke arah sana." Tunjuk Calluna pada deretan rak yang berisi peralatan mandi, Nagara yang paham lalu berbelok kearah mesin kopi.

Untung saja Nagara peka, Calluna bisa tenang mengambil keperluannya. Setelah selesai dari rak yang dituju, ia pergi untuk membayar barang belanjaannya.

Calluna meletakkan barang belanjaannya, kasir tersebut segera menghitung barang belanjaan Calluna.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang