36

9.5K 847 40
                                    


Happy reading❤️

***

"Gara, kemari Nak," panggil Mama Nagara pada putranya yang baru saja menuruni tangga.

Nagara malam ini menginap di rumah orang tuanya. Pria itu menghempiri mamanya yang tengah menonton televisi.

"Ada apa, Mah?" Tanya Nagara ketika sudah duduk disebelah Mamanya.

"Gimana kabar hubungan kamu sama Calluna?"

"Baik, hubungan kita adem ayem, Mah." Balas Nagara. Ia tak berbohong, jika hubungan keduanya baik-baik saja. Meski tak ada perkembangan semakin dekat ataupun menjauh karna kesibukan masing-masing.

"Bagus, kalo gitu. Mama juga seneng dengernya."

Tangan Nagara didaih oleh Mamanya, sialnya tangan kiri yang terbalut kasa kini tertangkap oleh mata Mamanya.

"Loh, ini tangan kamu kenapa? Perasaan kemarin gak ada."

Nagara meringis, ia berniat menyembunyikan insiden kemarin dari mamanya. Kini hal itu tertangkap mata oleh wanita yang telah melahirkannya. Ia akhirnya memilih berterus terang, percuma juga menyembunyikan hal ini dari Mamanya.

"Ada insiden dikit kemarin malam, waktu Nagara nemenin Calla ke minimarket, pas pulang ada pria mabuk yang mengamuk di jalan pakai senjata tajam. Untung Nagara bisa melindungi Calla waktu pria itu hampir menyerang kita."

Wajah Mamanya berubah terkejut, "Bagaimana keadaan Calluna, apa dia terluka?"

Pria itu menatap Mamanya tak percaya, "Mah, Calla baik-baik aja. Kan, Gara udah lindungi dia. Ini bukannya anaknya yang dikhawatirin."

Mama Nagara mengusap tangan kiri pria itu yang terbungkus perban, "Itu udah tugas kamu. Gara, kamu jangan pernah menyakiti Calluna, ya. Dia wanita baik, kamu gak tau seberapa rapuh dia. Didepan media dia terlihat bahagia dan ceria, tapi di balik layar? Kita gak tau. Kamu sebagai pasangannya harus selalu mendukung dan melindunginya."

"Ingat Mama kalau kamu pernah berpikir buat nyakitin Calluna. Kalau kamu sayang mama, kamu gak bakal nyakitin perempuan manapun. Jangan jadi pria brengsek, Gara."

"Kalau kamu bosan atau udah gak ada rasa sama Calluna lepasin dia, biar dia bahagia sama pria lain." Tutur wanita parubaya itu dengan lembut.

Nagara seolah tertampar, bukan seolah lagi. Ia memang tertampar dengan semua wejangan mamanya. Akhir-akhir ini orang-orang yang berada disekitarnya seolah mengetahui kebejatan Nagara dan terus mengingatkan agar tak bertindak berlebihan.

"Iya, Mah. Gara tau." Gara menangkup tangan Mamanya.

"Apa Agnes masih mengusik kebidupanmu? Apa dia masih meminta tolong padamu seperti dahulu?" Raut wajah yang semula mengasihi berubah sinis setiap membahas Agnes sahabatnya.

"Enggak, kenapa Mama gak suka banget Gara temenan sama Agnes? Lagipula bukannya wajar, Mah, nolong temen? Bukannya Mama yang ngajari Gara buat selalu bantu orang lain."

"Itu beda Gara, Agnes terlalu mengandalkanmu, bahkan untuk hal-hal yang ia bisa lakukan sendiri. Sejak awal mama udah gak suka sama wanita penjilat itu, lagipula dia sudah ada suaminya, biar dia urus sendiri istrinya bukannya kamu."

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Where stories live. Discover now