37

9.1K 796 28
                                    

Last day, syuting film untuk Samuel dan Calluna. Setelah berpamitan Calluna baru keluar dari gedung yang dijadikan lokasi syuting.

"Calluna," panggil Samuel yang tengah berjalan cepat menghampirinya.

"Ada apa, Sam?" Tanya Calluna menatap Samuel.

"Mau mampir makan? Kamu ada kegiatan setelah ini?"

"Kebetulan kosong, kenapa Sam?"

"Kebetulan last day, aku mau traktir kamu, mau gak?" balas Samuel dengan penuh harap.

Calluna yang menyukai traktiran terlebih makanan sontak mengangguk setuju. Ia juga sedang kosong setelah ini. Kenapa harus menolak kebaikan seseorang.

"Mau, pake nanya segala." Calluna tertawa mendengar ajakan Samuel. Pria itu selalu mementingkan perasaan lawannya. Ia bahkan hafal setiap dialog ketika Samuel mengajaknya pergi. Pria itu akan bertanya apakah dirinya sibuk atau tidak, lalu barulah ia menjelaskan keinginannya.

Samuel terlihat senang dengan persetujuan Calluna, siapa yang tak suka jika harus berdekatan dengan Calluna. Hanya orang bodoh yang tak suka dengan Calluna.

"Kamu tunggu disini, aku ambil mobil dulu." Samuel meninggalkan Calluna.

Tak berselang lama mobil Samuel tiba didepannya. Tanpa ada adegan membukakan pintu, Calluna memasuki mobil Samuel.

"Akhirnya selesai juga syuting kita, padahal aku masih suka ketemu sama kamu dan yang lain," ucap Samuel ditengah laju kendaraannya.

"Iya, satu bulan berasa cepat banget berlalu." Calluna tak bohong, ia juga menyukai kegiatan sewaktu syuting film. Lingkungan kerjanya cukup bagus dan para senior dengan sabar membantunya untuk lebih baik.

"Aku berharap kita bisa ketemu next projek lagi." Samuel menatap Calluna, lalu kembali fokus pada jalanan ketika lampu lalu lintas berubah warna hijau.

Calluna hanya mengangguk, hubungan keduanya menjadi lebih dekat selama syuting. Samuel yang memang selalu mengedepankan perasaan lawannya membuat Calluna menjadi lebih nyaman dan tak canggung lagi.

Mobil Samuel terhenti di sebuah restoran berbintang, mereka kemudian turun memasuki restoran tersebut. Setelah keduanya duduk Samuel memanggil waiters. Tak berselang lama makanan mereka sudah tersaji. Mereka kemudian makan dalam hening.

"Sam,"

"Calluna," ucap keduanya secara bersamaan, Calluna tersenyum begitupun dengan Samuel.

"Kamu duluan,"

"Ladies first," balas Samuel.

Inilah yang selalu membuat Calluna nyaman dengan Samuel, pria itu selalu mendahulukan lawan bicaranya dan tak memaksakan kehendak pribadi.

Calluna baru akan bersuara, tapi terhenti saat sebuah suara lain menyela kalimatnya.

"Calluna," panggil sosok yang entah sejak kapan berdiri disebelah meja mereka.

Pandangannya teralih dari Samuel, tatapannya berubah menjadi datar saat mengetahui siapa yang mengusik dirinya.

Shaka, ah pria brengsek itu kenapa harus hadir kembali ditengah beberapa bulannya yang tenang.

Tanpa sadar Samuel melihat tangan Calluna tang terkepal meremas tisu, tangan Samuel terulur meraih jemari Calluna lalu mengusapnya agar tenang kembali.

"Ada perlu apa?" Bukan Calluna yang menjawab namun Samuel. Perempuan tersebut masih bergelut dengan pemikirannya.

Shaka teralih melihat interaksi keduanya, ia sudah tak masalah. Tujuannya datang kali ini tak seburuk dahulu.

"Boleh saya berbicara dengan Calluna berdua? Saya tidak mengusir anda hanya ingin berbincang sebentar, apa anda tidak keberatan?" Ucap Shaka dengan tegas.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang