1| Sejarah yang Kembali

939 89 84
                                    

Assalamualaikum. Sampurasun!
Janlup Vote & Komen.

***(♡)***
"Sejarah bukan hanya dimiliki oleh para pejuang di masa lalu, tapi juga dimiliki oleh diri sendiri. Meski telah berlalu, sejarah mungkin terulang kembali dengan versi yang berbeda."

***(♡)***

Pagi menjelang siang, musala SMK Generasi Bangsa dipadati oleh ikhwan dan akhwat yang tengah mengikuti kajian rutin rohis—kerohanian Islam—setiap hari Sabtu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi menjelang siang, musala SMK Generasi Bangsa dipadati oleh ikhwan dan akhwat yang tengah mengikuti kajian rutin rohis—kerohanian Islam—setiap hari Sabtu. Pihak sekolah menamakan musala itu As-Salam. Sudah menjadi kewajiban bagi anggota dan divisi ekskul rohis mengikuti kajian tersebut. Satu jam lebih menyimak tausiah dari sang ketua rohis yang orang bilang alim dan berwibawa banget, ditambah lagi tampangnya yang membuat yang melihatnya terkagum-kagum, yakni Haidar Ibrahim, atau panggil saja Kang Haidar. Tausiah tersebut menceritakan tentang kekalahan bangsa Persia oleh kerajaan Romawi Timur di bagian Konstatinopel yang terdapat dalam Surah Ar-Rum ayat 1-4 yang pada saat sebelumnya bangsa Romawi dikalahkan bangsa Persia, maka turunlah ayat tersebut yang menerangkan bahwa pada saat itu bangsa Romawi dikalahkan, tetapi kekalahan itu tidak akan lama dideritanya.

"Pokok surah yang saya bacakan tadi, itu menerangkan bahwa kaum Muslimin bergembira ketika mendengar kabar kemenangan bangsa Romawi Timur atas bangsa Persia yang menyembah api. Mereka bergembira karena telah dapat membuktikan kepada kaum musyrikin atas kebenaran berita-berita yang ada dalam Al-Qur’an. Kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia itu mengisyaratkan kemenangan kaum Muslimin atas orang-orang kafir Mekah dalam waktu yang tidak lama lagi." Haidar menjelaskan dengan tegas. Sesekali ia membenarkan sorban putihnya. Suaranya menggema keluar dari speaker.

Semua anak rohis menyimak tausiah itu dengan saksama dan dengan rasa ingin tahu. Namun, berbeda dengan siswi yang duduk malas di paling pojok, bahkan sesekali menguap menahan kantuk. Gadis itu Isabella Raisa Nugraha, atau kerap dipanggil Abel.

"Ini, kapan, sih, beresnya? Lama banget!" gerutunya sambil membenarkan anak rambut yang keluar dari kerudungnya. Maklum, ia masih belajar mengenakan kerudung. Abel ingin berubah menjadi muslimah yang lebih baik lagi, semua itu ajakan dari Zara.

"Sabar, Bel, bentar lagi juga beres. Pembahasan ini penting," jawab Zara menenangkan tanpa menatapnya.

Zara adalah satu-satunya sahabat paling dekat bagi Abel yang alimnya bisa dibilang setara dengan Haidar. Bahkan, hampir semua warga sekolah tahu Zara itu si paling istikamah. Maka dari itu, dia bergabung di ekskul rohis. Sementara Abel, dia gabung rohis karena ikut-ikutan saja. Kalau bukan karena Zara yang menjadi temannya, mungkin Abel tidak akan ikut kajian seperti ini karena tidak ada teman.

"Penting menurut kamu, bagi aku lain lagi. Dasar si paling sejarah!"

"Ah, kamu ngatain gitu ntar jadi suka juga," tembal Zara menggodanya.

Abel berdecak. "Au, ah! Itu si Haidar ngomong apa, sih, sepanjang itu? Kok, gak beres-beres? Emang sepenting apa, sih?" Kali ini dia menyebut Haidar tanpa embel-embel 'kakak' atau 'suami idaman'. Abel sedang dalam mode cemberut.

Cieee ... Jodoh! Where stories live. Discover now