20| Dua Wajah Lain

98 26 11
                                    


Assalamualaikum.
Langsung vote aja, ya!
Tandai typo.
Revisi setelah and.

***(♡)***
"Ternyata, ketika kita memperlakukan orang lain dengan cara yang sama, itu akan membuat salah satu yang merasa istimewa tersinggung. Padahal, Tuhan sudah memberikan dia satu wajah, tapi dia malah menciptakan wajah lain yang merugikan."
Keissa Maria Natalie
***(♡)***

Sedari gerbang sekolah hingga tiap-tiap koridor ramai membicarakan isu buruk tentang Erwin yang hampir melecehkan Abel. Hampir seluruh warga sekolah tahu, meski tidak semua. Secepat itu isu tentang Erwin tersebar luas di sekolah.  Masa, sih? Jelas, ini adalah perbuatan Alif yang mencuri kesempatan mengirimi video dan foto secara langsung ke grup kelas ketika akan menolong Abel, sengaja mengabadikannya untuk bukti.

Banyak yang kecewa dan tak menyangka, sosok sederhana seperti Erwin melakukan hal keji walaupun tidak benar-benar melakukannya. Topik ini menjadi topik terpanas pertama di sekolah. Abel dan Zara jalan beriringan sambil menundukkan kepala. Mereka trauma jika mengingat lagi kejadian 2 hari yang lalu. Abel yang hampir direnggut kehormatannya, dan ingatan masa lalu Zara yang hampir diperlalukan hal serupa masih membekas di benaknya.

"Kak Abel!" panggil Sabila dari belakang. Gadis ber-hoodie biru keabu-abuan itu berlari menghampiri. "Kabar Bang Erwin itu beneran? Tadi pas masuk kelas, rame ngomongin itu. Kok, Kak Abel gak cerita, sih?" Raut wajahnya memerah seakan menyangkal fakta.

Abel dan Zara saling menatap, lalu mengangguk bersamaan ke arah Sabila.

"HAH?! KOK, GAK CERITA? MAMA SAMA APPA HARUS TA—"

Cepat-cepat suara agak cempreng nyaring itu Abel tutup dengan tangan serapat mungkin.

"Ssstt! Jangan berisik, ih! Tolong, jangan kasih tau Mama sama Appa, aku takut mereka tau kalau aku pernah pacaran sama Erwin. Plis, Sabil, jangan laporin. Lagian, intinya aku selamat!" bisik Abel memohon agar Sabila tutup mulut. Mata bulat yang kini memelas itu membuat Sabila menurut.

Abel melepas bekapannya. Tangannya sedikit basah terkena mulut sang adik. "Ih, jigong!" Mimiknya ilfeel.

Sabila malah memberikan cengiran. Ia pun bertanya, "Kak Abel sama Kak Zara beneran baik-baik aja? Gak diapa-apain, kan?"

"Alhamdulillah. Kita gapapa. Alif bilang, pihak sekolah hari ini bakal ngurusin kasus ini," balas Zara meyakinkan.

"Bener-bener gak nyangka. Dasar cowok berengsek!" geram Abel menghentakkan kaki. "Semoga dia dikeluarin dari sekolah ini! Cowok dusta! Tampang baik, kelakuan kayak eek!" cacinya.

"Setuju banget! Wajib dikeluarin, bikin jelek nama sekolah aja!" timpal Sabila ikut kesal.

"Kuharap keputusan pihak sekolah begitu. Utamanya ada sanksi yang bisa membuatnya jera," harap Zara. Helaan napas beratmenjadi tanda kepasrahannya.

Akhirnya mereka pergi ke kelas masing-masing. Beberapa langkah lagi mencapai pintu kelas, Abel dan Zara dikejutkan oleh Keissa yang melewatinya dengan langkah cepat diiringi wajah tak bersahabat dan sama sekali gadis itu tak menyapa. Tak sengaja ia menyenggol Abel hingga mengaduh.

"Ih, Keissa! Sombong amat!" teriak Abel, kesal.

Namun, Keissa tak peduli. Matanya makin menajam tatkala memasuki kelas. Gadis itu langsung membanting tasnya sembarangan, lalu memukul meja yang ada di hadapan Eunchi.

"Maksud lo apaan, Chi?! Dalang dari semua ini itu lo, kan?! Ngaku!" gertaknya berapi-api.

Keissa benar-benar membuat Eunchi kaget keheranan.

Cieee ... Jodoh! Where stories live. Discover now