3| Kabur ke Benua Antartika

349 81 24
                                    

Assalamualaikum, sampurasun!
Janglup vote, komen, share! Ramaikan cerita ini biar makin seru.
Selamat membaca. ^_^

***(♡)***
"Roda kehidupan terus berputar. Kehidupan seseorang di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang itu tidak mesti sama, pasti ada perubahan."
***(♡)***

"Astagfirullah, Mamaaa ... ada zombie panggang!" teriak Sabila sontak meloncat kaget begitu membuka pintu.

"Heh, ini aku, kakakmu, Sabil!" ketus Abel padanya.

"Gak mungkin! Kamu pasti zombie! Jangan masuk!"

Gebrakan pintu begitu menghentak. Sabila menutup pintu dengan kasar. "Astagfirullah, astagfirullah, makhluk apa barusan?" gumamnya panik di balik pintu.

Abel kesal. "Ih, Sabil! Ini Abel, Bil! Buka pintunya!" teriaknya sambil menggedor-gedor pintu sehingga pintu itu agak kotor karena tangan Abel yang kotor terselimuti air got.

"Gak mau! Kamu pasti zombie!"

"Ini Abel, woy, buka pintunya, ih!"

"Gak percaya! Mana coba password-nya?!" tanya Sabila dari dalam.

Dengusan keluar dari mulut Abel. "Assalamualaikum, Nugraha's House. I'm back, cihuuuy! Abel datang, Abel pulang, Abel senang, uy-uy!" katanya agak bernada. Itu sudah menjadi kebiasaan bagi keluarganya ketika tiba di rumah.

Tak butuh waktu lama, pintu pun dibuka. Dengan pandangan jijik, Sabila memperhatikan Abel dari atas sampai bawah. "Iiiwh! Abel, kamu kenapa? Hueek, bau banget, hueeek!" Sabila menutup hidungnya, rasanya ia ingin muntah.

"Udah, deh! Mending bantuin dulu bersihin ini! Nanti aku cerita!" ucap Abel agak ketus.

"Gak, ah, bau! Geuleuh (gila)!" Sabila sedikit mundur.

"Ih, bantuin! Tolong bersihin sepedaku pake selang di depan. Lantai ini juga tolong bersihin! Aku masuk lewat belakang. Awas aja, ya, kalo kamu bilang Mama!"

"Iyain! Bisanya cuma nyuruh-nyuruh!"

"Bukan nyuruh, tapi minta tolong!"

"Iya, iya, iyain!" balas Sabila mendelik.

***(♡)***

Selesai dengan membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya, tidak lupa Abel menunaikan salat zuhur berjamaah bersama Sabila, adiknya. Kali ini, Sabila yang mengimami. Kedua orang tua mereka belum pulang, biasanya pulang dari kantor desa setelah asar. Sang ayah adalah sekretaris desa, dan sang ibu adalah kader. Abel dan Sabila bukan terlahir dari keluarga yang paham atau ahli agama. Tapi, belum lama ini mereka menyadari dan memilih untuk memperbaiki diri dan mengenal lebih dalam agamanya sendiri, yakni Islam. Ini semua pengaruh Zara yang merupakan anak dari Ustaz Hanif yang tidak pernah lelah dan selalu sabar menyeru teman-temannya kepada kebaikan. Abel, Sabila, dan Zara adalah triple terkenal di kampung.

Sehabis melipat mukena. Abel dan Sabila duduk saling berhadapan di ranjangnya masing-masing. Kakak beradik selisih 1 tahun itu masih tidur sekamar, tapi dengan ranjang kasur terpisah yang hanya muat untuk 1 orang, itu keinginan mereka sendiri dengan alasan biar gampang curhat. Kasur Abel berwarna pink, dan kasur Sabila berwarna blue sky. Abel menceritakan semuanya sambil memeluk bantal berbentuk buah semangka.

"Hahaha...." Sabila tertawa. "Astagfirullah, ngakak! Jadi zombie panggang! Hahahaha...." Tawanya semakin keras memenuhi ruangan.

Bantal semangka yang dipeluknya, Abel lempar dan mendarat tepat di wajah Sabila. "Ih, Sabil! Hari ini aku lagi apes! Bukan malah diketawain!" sewotnya.

Cieee ... Jodoh! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang