18| Sejak Hari Itu, Dia Berubah

141 34 1
                                    


Assalamualaikum.
Langsung aja di-vote.

WARNING!⚠️
Siap-siap dibuat penasaran.

Selamat menyelam!

***(♡)***
"Terkadang, ketika kita kehilangan sosok yang begitu berarti, kita akan ditemukan dengan orang yang persis seperti sosok yang sudah pergi itu di kemudian hari."
-Haidar Ali Zamzami
***(♡)***

Layar ponsel yang menunjukkan pesan kepada orang yang dituju tak kunjung juga membalasnya. Menunggu seraya menyandarkan punggung pada kursi di kamar sembari menatap ponsel yang digenggamnya, berharap pesan itu akan dibalas. Tapi, sudah beberapa hari lalu justru hanya dihadapkan dengan dua garis centang biru yang cukup menjadikan jawaban. Alih-alih mengirim pesan kembali, Ezra pikir Abel memang merasa terganggu dan sengaja mengabaikan pesannya.

 Alih-alih mengirim pesan kembali, Ezra pikir Abel memang merasa terganggu dan sengaja mengabaikan pesannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku ingin terus terang, tapi seharusnya aku bisa mengatakan langsung." Ezra terdiam sejanak. "Oke, akan kucoba nanti," monolognya.

Tak berselang lama, banyak muncul notifikasi dari pengguna sebuah platform yang berkomentar menanyakan kapan ia akan membuat video baru. Video dakwah singkat 3 menit yang menarik bagi kalangan muda dengan cara menyajikannya yang unik. Meski singkat, tapi berhasil dilihat dan disukai banyak orang usai video viralnya bersama gadis kecil yang merupakan keponakannya.

Ezra tersenyum simpul. "Kebetulan ada Pardi, aku ajak dia bikin konten pasti seru," katanya. Ia pun keluar dari kamar sambil berteriak memanggil Pardi.

*****

Di UKS, Zara terlelap beristirahat. Ia terus terang mengatakan tidak sempat sarapan. Kegiatan bazar pun terpaksa tak bisa dilanjutkan, tubuhnya terasa lemas setelah berusaha menahan sakit perut yang melilit hingga kepalanya pusing. Sabila setia menunggunya di tepi pembaringan. Dua anggota PMR yang menolong Zara sedang mengobrol di sudut ruangan sambil merapikan selimut.

Suara knop pintu yang terbuka mengalihkan gadis itu. Sosok yang datang itu mencondongkan kepalanya.

"Kak Haidar?" ucapnya menciptakan kerutan di dahi.

"Sabila, kamu dicariin teman-teman kamu di bawah."

"Oh? Iya, Kak. Aku ke sana sekarang," balasnya. Ia menoleh ke arah dua teman sekelasnya yang merupakan anggota PMR. "Mei, Tia, tolong jagain Kak Zara, ya."

"Iya, Bil," respons mereka bersamaan.

Sabila pun keluar melewati Haidar yang di ambang pintu. Sempat sedikit melihat Zara yang berbaring tapi sebagian tubuhnya terhalang gorden.

"Tunggu Sabila, gimana kondisi Zara?"

Langkahnya urung mendengar pertanyaan dari suara berat itu.

"Kak Zara kelelahan, dia belum sempat sarapan makanya sakit perut terus pusing. Bahkan tadi sempat mual-mual, terus muntah."

Cieee ... Jodoh! Where stories live. Discover now