8| Temu Mengupas Waktu

273 55 10
                                    

Assalamualaikum.
Aku harap kalian mengapresiasi tulisanku dengan cara vote dan komen.

WARNING!
Disarankan tersenyum untuk mengawali part ini. Semoga kabar baik segera datang padamu.

Selamat menyelam!

***(♡)***
"Mungkin kita sudah membuat banyak orang terkikis hatinya, bahkan mungkin membekas. Itu semua memang tak mudah dimaafkan, tapi selagi kita berusaha memperbaiki diri, ketahuilah bahwa Allah Maha Pemaaf."
***(♡)***

Sehabis salat magrib, Abel duduk di tepi ranjang sambil memakan buah-buahan dari teman-teman rohis yang menjenguknya sore tadi. Sepotong buah apel dan pisang kecil ia lahap sambil senyum-senyum sendiri. Senang rasanya, akhirnya Haidar bisa menginjakkan kaki ke rumahnya, walau tidak lama.

Sabila yang masih mengenakan mukena hendak mengaji di atas kasurnya menatap kakaknya dengan aneh.

"Kenapa? Mau?" tanya Abel padanya sambil mengunyah.

"Iya, mau. Aku pengen pisang sama kurmanya."

"Oke, aku sisain buat kamu."

Sabila terpikir untuk bertanya soal Hania, mungkin saja Abel tau. Sabila pun membukakan mulutnya hendak bertanya.

Eh, tapi ... kalau aku tanya, nanti Kak Abel tau dong aku sama Kak Zara tadi pergi ke rumahnya Kak Haidar. Nanti aja, deh, denger langsung dari Kak Zara, batinnya urung bertanya.

Sabila tiba-tiba ilfeel melihat Abel senyum-senyum dan ketawa sendiri. "Ih, Kak Abel gak jelas."

"Ih, Sabil, asal kamu tau, ya. Aku seneng banget, aku lagi seneng! Kak Haidar, kok, tau aku suka pisang, suka apel, suka kurma juga, ada cokelat kacangnya juga," katanya antusias.

"Ya, iyalah, tau. Kan, Kak Zara pastinya yang ngasih tau. Terus, siapa lagi kalau bukan dia?" Sabila membuka setiap lembaran-lembaran pada Al-Quran yang dipegangnya.

"Zara lagi, Zara lagi," ucap Abel bernada malas.

"Nih, Kak, dengerin."

Sabila membaca ta'awudz, lalu melantunkan firman Allah Surah Al-Hujurat ayat 10 yang kemudian juga membaca artinya.

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

Abel mengernyit. Apa maksud Sabila membacakan ayat itu?

"Heh, Kak, kalau mau dapat rahmat dari Allah, makanya berdamai sama Kak Zara. Kak Abel, nih, aneh. Masalah kecil aja sampe lama ngediemin Kak Zara. Katanya mau jadi muslimah yang taat, tapi masalah gini aja gak mau dimaafin." Begitu kata Sabila.

"Aku gak marah, kok. Aku cuma kecewa aja," alibinya.

"Kecewa, sih, kecewa. Tapi, seenggaknya mikir, dong, Kak!" Sabila mengembuskan napas panjang. "Nih, ya, Kak. Dari Abu Ayyub Ra, Rasulullah Saw bersabda, 'Tidak halal bagi seorang muslim apabila ia mendiamkan saudara muslimnya melebihi 3 hari. Keduanya saling bertemu namun saling mengacuhkan satu sama lain dan yang terbaik dari keduanya adalah yang menyapa dengan mengucapkan salam.' Itu hadis riwayat Bukhari dan Muslim."

Cieee ... Jodoh! Where stories live. Discover now