16| Target Menantu

240 54 9
                                    


Assalamualaikum. Pakabarr??
Langsung vote aja ya.
Yuk, ramaikan!

WARNING!⚠️
Jangan lupa mampir ke Tiktok tukangcerita_wrd

Selamat menyelam!

***(♡)***
"Kita tidak bisa menilai orang dari masa lalunya, tapi lihat bagaimana dia sekarang terus mencoba menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesamanya."
Ustaz Hanif
***(♡)***

Ezra dan Pardi sudah tiba di halaman kecil rumah Ustaz Hanif. Mereka mempersiapkan perkakas dan peralatan lainnya untuk memahat dan menggergaji kayu untuk kaligrafi dinding. Ustaz Hanif memanggil sang istri dan menyuruhnya untuk menjamu Ezra dan Pardi. Ustaz Hanif ikut berjongkok membantu mereka. Tak lama kemudian, Zara keluar.

Kedatangan putri semata wayang dari tokoh agama desa itu menjadi perhatian Pardi.

"Yassalam, istrine masih muda kaya iku, Gus?" bisik Pardi.

Kekehan kecil keluar dari mulut Ezra, tangannya menggerakkan pensil dan pandangannya fokus memperhatikan pola.

"Iya, ada apa, Bi?" ucap Zara dengan jarak yang terjaga.

"Bunda kamu mana?" tanya sang ayah.

"Sudah tidur, Bi. Mungkin kelelahan."

"Oh, gitu. Ya, sudah, biar Abi saja yang menyuguhi mereka." Ustaz Hanif bangun.

"Gak usah, Bi. Biar Zara aja," tahannya, lalu kembali ke dalam rumah.

Ustaz Hanif pun melanjutkan pekerjaannya.  Tidak butuh waktu lama, Zara membawakan jamuan dengan 3 cangkir kopi beserta seteko air teh dan camilan, lalu meletakkannya di meja dekat mereka.

Ketika Zara beranjak kembali, Ustaz Hanif memanggilnya lagi untuk menanyakan di mana terakhir kali cat kayu disimpan. Zara menunjukkan letak cat itu ada di kotak dekat tanaman stroberi di samping rumah.

Cuaca malam ini tidak begitu dingin. Lukisan langit yang gelap dihiasi terangnya bulan. Ezra memandang keindahan semesta ciptaan Allah itu. Namun, tiba-tiba angin cukup kencang menerpa. Sorot matanya tak sengaja melihat ke arah genteng yang akan terjatuh di depan Zara. Sementara gadis itu sedang berdiri hendak membawa beberapa cat kaleng, ia pun merapatkan pakaian dan kerudungnya agar tidak tersingkap oleh angin.

"Astagfirullah, Zara awas!" ucap Ezra buru-buru berlari ke arahnya dan melindunginya dari genteng kemudian terjatuh itu mengenai punggung Ezra. Pecah.

Zara sangat tertegun. Ezra mengerang kesakitan. Ustaz Hanif dan Pardi pun dibuat terkejut oleh jatuhnya genteng itu.

"Astagfirullah, Gus!" Zara cemas. "Gus Felix gapapa?" tanyanya.

Ezra menggeleng sambil mengelus-elus punggungnya yang terkena genteng itu. Bukannya memikirkan rasa sakitnya, tapi Ezra malah peduli dengan keadaan Zara. "Syukurlah, kamu tidak tertimpa genteng," katanya.

Ustaz Hanif bertanya apakah putrinya dan Ezra itu baik-baik saja atau tidak. Keduanya menjawab bahwa tidak ada yang terluka. Ustaz Hanif pun langsung membenarkan posisi genteng rumah yang agak melorot tersenggol pohon belimbing. Pardi mendekati Ezra, berdiri tegap di sampingnya.

Cieee ... Jodoh! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang